Taktik Berpolitik Para Penguasa, Lawan Jadi Kawan


Oleh: Mami Erni (Jembrana-Bali)

Taktik adalah langkah dan tindakan individu yang akan membawa mereka menuju satu tujuan. Semakin mendekati pemilihan kepala negara atau presiden, berita politik yang berkaitan dengan hal ini pun kian marak bermunculan, baik di sosmed maupun media cetak. Akan ada 3 pasangan capres dan cawapres di tahun 2024 mendatang. Yaitu, Anies Baswedan dengan Cak Imin, Ganjar Pranowo yang bersanding dengan Mahfud MD, dan yang terakhir yang menjadi sorotan publik yaitu pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Seperti yang kita tahu, Gibran adalah putra sulung dari Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai Walikota Solo. Keputusan yang diambil Gibran untuk maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo tentu menuai kontroversi di kalangan elite politik di negeri ini. Seperti yang kita tahu, Prabowo adalah rival Jokowi di pilpres 10 tahun yang lalu. Kaesang Pangarep yang sudah resmi dilantik menjadi ketua umum PSI sekaligus adik kandung Gibran, juga memberikan dukungan penuh.

Inilah salah satu taktik dalam berpolitik demi tercapainya satu tujuan. Membangun relasi dan diplomasi ke semua politikers meskipun pernah menjadi rival. Bahkan bisa berubah 180 derajat, yang awalnya lawan, bisa menjadi kawan.

Ada beberapa nama parpol besar yang ikut memberikan dukungan kepada Gibran, seperti GOLKAR, PAN, PBB, DEMOKRAT dan beberapa parpol yang lain yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju. Akankah Koalisi Indonesia Maju ini akan benar-benar memajukan negeri tercinta kita menjadi Indonesia yang lebih baik? Meski dengan segala macam program dan janji-janji manis yang membuat rakyat terlena, rassanya sudah banyak orang yang sadar bahwa kenyataan tak sejalan dengan janji-janji manis itu.

Misal saja, salah satu program Prabowo dan Gibran yang menjadi sorotan publik adalah akan adanya dana abadi pesantren dan KIS lansia. Dari mana sumber dananya? Seharusnya rakyat bisa berfikir tentang hal ini. Apa mungkin dengan segala program dan rencana yang telah mereka susun dengan rapi bisa menjadikan kehidupan yang lebih menjanjikan bagi rakyat Indonesia?

Selama Demokrasi masih dijadikan kiblat dalam pemerintahan, kehidupan rakyat tak akan pernah berubah, justru semakin banyak yang terzalimi. Mari bersama-sama kita berpikir dan mengganti pikiran dengan pemikiran Islam. Sebab, hanya Islamlah yang memiliki pengaturan dari ilahi rabbi dan terbukti mampu menuntaskan masalah secara totalitas, bukan parsial.
Wallahu a’lam bish showab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar