Oleh : Nur Indayati (Pegiat Literasi)
Dilansir dari tempo (2/10), lima belas siswa kelas XII di SMAN 26 Jakarta diduga menjadi pelaku bullying adik kelasnya sendiri yang masih duduk di kelas X. Dugaan bullying ini terkuak setelah salah satu korban, AF, 16 tahun, melapor ke Polres Jakarta Selatan pada Sabtu, 2 Desember 2023.
Faktor Penyebab Bullying
Bentuk bulliying yang kerap terjadi adalah dipukul, dijambak, dikeroyok, diejek, dimaki, dilecehkan, dikunci, diancam dan hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya. Korban bullying pasti menyisakan luka dan trauma. Bullying ini kasusnya makin banyak saja. Menurut hasil internasional student assessment pada tahun 2018 Indonesia menempati posisi ke-5 dari 78 negara. Bullying atau perundungan ini bisa terjadi kepada siapa Saja. Tidak saja di kalangan remaja tapi orang dewasa. Bisa terjadi di sekolah kampus maupun di lingkungan rumah bahkan dunia maya pun banyak terjadi. Bullying ini yang disebut cyber bullying.
Dampak kekerasan fisik bisa meninggalkan luka cedera cacat bahkan kematian tapi kalau secara psikis bullying akan menorehkan duka dan air mata bisa jadi berdampak pada penurunan kemampuan akademis, mogok sekolah, menutup diri depresi dan bahkan bunuh diri para pelaku juga akan merasakan dampak dari bullying. Seseorang yang terbiasa melakukan tindak bullying terhadap orang lain cenderung akan melakukan hal yang sama sampai mereka dewasa lebih parahnya mereka akan berpotensi menjadi pelaku kriminal.
Penyebab bullying banyak hal, bisa jadi pelakunya punya masalah pribadi yang membuat mereka tidak berdaya ingin balas dendam dan melampiaskan pada orang lain yang terlihat lebih lemah dari dirinya atau bisa jadi karena pernah menjadi korban bullying dan ingin orang lain merasakan penderitaan yang dialami. Apapun penyebabnya faktor mendasarnya adalah karena mereka kurang memahami benar dan salahnya akhirnya perilaku mereka bersifat emosional dan memuaskan hawa nafsu. Penyebab mereka tidak paham benar yang salah adalah karena mereka sedang hidup jauh dari ajaran agama. Saat ini kita hidup di sistem yang merusak pemikiran yakni kapitalisme dan paham sekuler.
Sekularisme adalah paham yang sesat, sebab doktrinnya memisahkan agama dari kehidupan hasilnya pun masyarakat abai dengan syariah dan cenderung melakukan apapun semau dan sesuka mereka. Kapitalisme juga melahirkan paham liberal dan budaya permisif di tengah masyarakat paham ini sangat mengagumkan kebebasan dan budaya serba boleh. Makanya tidak heran kalau dalam sistem kapitalis hari ini semakin merajalela.
Karena syariat Allah subhanahu wa ta’ala mulai ditinggalkan, maka kerusakan kezaliman dan kemaksiatan akan merajalela dan bergantian termasuk bullying.
Upaya Negara Mengatasi Bullying
Upaya Pencegahan oleh Satuan Pendidikan, antara lain adanya layanan pengaduan kekerasan/media bagi murid untuk melaporkan bullying secara aman dan terjaga kerahasiaannya; Bekerja sama dan berkomunikasi aktif antara siswa, orangtua dan guru; Kebijakan anti-bullying yang dibuat bersama dengan siswa; Memastikan sarana dan prasarana di satuan pendidikan tidak mendorong anak berperilaku bullying; Pendidikan dan tenaga kependidikan memberi teladan dengan berperilaku positif dan tanpa kekerasan; Memberikan bantuan bagi siswa yang menjadi korban; Program anti-bullying di satuan pendidikan yang melibatkan siswa, guru, orangtua, alumni, dan masyarakat/lingkungan sekitar satuan pendidikan.
Walau demikian faktanya bullying semakin masif terjadi dan semakin beragam. Ini membuktikan bahwa kebijakan negara tidak mampu mencegah dan mengatasi bullying. Karena penanganannya tidak menyentuh akar persoalannya.
Cara Islam Menangani dan Meniadakan Bullying
Untuk mewujudkan generasi yang berkepribadian Islam yaitu dengan cara mengupayakan penerapan syariat Islam dalam kehidupan di mana syariat adalah sistem kehidupan yang shahih sistem inilah yang kita kenal dengan nama khilafah. Khilafah merupakan wujud praktis penerapan hukum syariah yang lahir dari akidah Islam. Ketika Islam dijadikan sebagai standar berpikir dan Syariah Islam dijadikan sebagai tolak ukur perbuatan dan sistem kehidupan maka berbagai kebaikan di tengah masyarakat akan hadir karena itulah sepanjang penerapan syariat Islam 1300 tahun kaum muslimin berhasil mencetak generasi yang berkepribadian Islam dan menjadi mercusuar peradaban Islam kehidupan generasi dalam khilafah yang sangat fokus pada kemajuan umat manusia dan upaya melakukan Amar ma’ruf nahi mungkar mereka berlomba-lomba menggerakkan sebuah potensi yang mereka miliki untuk kemuliaan Islam dan kaum muslimin kisah yang sama Mereka mencegah terjadinya kemaksiatan
Untuk mewujudkan kehidupan tersebut di antaranya:
Pertama, khilafah akan memastikan setiap keluarga mendidik anak-anak mereka dengan akidah Islam. Dari orang tua akan terbentuk akidah yang kokoh dan anak-anak akan dibiasakan dengan hukum syariah
Kedua, khilafah memastikan masyarakatnya senantiasa melakukan Amar ma’ruf nahi mungkar hal ini akan mencegah terjadinya kemaksiatan di tengah-tengah masyarakat.
Ketiga, sebagai negara khilafah akan menjalankan perannya secara optimal melalui sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah. Khilafah akan memastikan setiap individu memiliki kepribadian Islam yakni pola pikir dan pola sikap mereka sesuai dengan Islam hal ini bukan hal yang mustahil diwujudkan selain itu media sebagai sumber informasi yang akan dipastikan hanya menyiapkan konten-konten edukatif dan tayangan yang menguatkan keimanan kecintaan dan kelolaan kepada Islam konten-konten yang merusak seperti k dan bullying jelas akan langsung dihambat oleh negara. Regulasi ini akan menutup celah pada hal-hal yang membuat pemahaman generasi rusak. Dan akan menutup praktik bullying. Jangankan membully, berpikir merendahkan orang lain saja tidak terbayang oleh generasi. Sebab Allah ta’ala jelas melarang seseorang merendahkan yang lain.
Allah berfirman yang artinya : "Hai orang orang yang beriman Janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka dan jangan pula suka sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik." (Q.S al-Hujurat : 11)
Maka bukan hal aneh jika sejarah mencatat bahwa dalam peradaban Islam banyak sekali ditemukan pemuda-pemuda yang memiliki kepribadian Islam mereka berteman karena aqidah Islam tanpa memandang latar belakang sosialnya mereka saling menguatkan satu dengan yang lain saling menghormati dan saling mengasihi seperti Abdullah ibnu mas’ud, sekalipun dia hanyalah pemuda yang berprofesi sebagai penggembala kambing namun sahabat yang lain tidak membully beliau. Disebabkan karena kekurangannya, justru sebaliknya sahabat yang lain sangat menghormati Abdullah ibnu mas’ud. Dengan demikian terbukti tidak ada satu sistem pun yang berhasil membentuk generasi cemerlang berkepribadian Islam kecuali sistem khilafah.
Hukuman Atas Kasus Bullying.
Jika ada individu yang tetap melakukan bullying Islam punya sanksi tegas untuk para pelakunya. Sangsinya pun juga menghasilkan efek jera yang luar biasa. Dalam Islam ada yang namanya hukum qisos itu artinya tindakan yang dilakukan terhadap pelaku sebagaimana yang telah pelaku lakukan terhadap korban. Qisos diberlakukan atas manusia yang sengaja menghilangkan jiwa atau membunuh atau melukai anggota tubuh manusia lainnya. Jika pelaku membunuh ya maka dia akan dibunuh jika Dia melukai ya maka ia juga akan dilukai. Tentunya syaratnya ketat tidak asal membalas.
Allah subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan dalam FirmanNya, “Terhadap mereka di dalam kitab suci bahwasanya jiwa dibalas dengan jiwa mata dengan mata hidung dengan hidung telinga dengan telinga gigi dengan Gigi dan luka-luka pun ada kisasnya barangsiapa yang melepaskan hakikatnya atau memaafkan maka melepaskan hak itu menjadi penebus dosa baginya barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim” (TQS. al-Maidah : 45)
Tidak ada yang sehebat Islam. Hanya Islam solusi atas masalah bullying ini. Jadi jelas bagaimana menyelesaikan kasus bullying. Dari pada energi habis untuk membully lebih baik dipakai untuk berbuat baik kepada sesama. Kita terus berupaya melakukan amal saleh, dengan berdakwah agar sistem Islam tegak di muka bumi ini.
Wallahualam bissawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar