Islam Mewujudkan Surga dalam Keluarga


Oleh: Ummu Hanan (Aktivis Muslimah)

Bagai petir di siang hari, pembunuhan 4 orang anak kandung oleh ayahnya terjadi di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kejadian mengerikan ini dikonfirmasi oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro. Beliau mengatakan, tersangka P (41) mengaku membunuh keempat anak kandungnya di dalam rumah kontrakannya pada Minggu, 3 Desember 2023. (kompas.com, 9/12/23)

Apapun penyebab kekerasan dalam rumah tangga apalagi kekerasan yang mengakibatkan pembunuhan, memang tidak bisa dianggap sepele.

Dr. Arum Harjanti, seorang pengamat masalah perempuan, anak, dan generasi, menyatakan bahwa ada alasan di balik tindakan kejam ini, yang bisa berasal dari faktor internal dan eksternal. Terdapat kemungkinan berbagai masalah kompleks yang dihadapi pelaku, sehingga mereka kehilangan keseimbangan pikiran. Ada kemungkinan konflik internal dalam hubungan pasangan yang mendorong pelampiasan emosi pada anak-anak. Fakta bahwa pelaku melakukan kekerasan terhadap pasangannya mendukung dugaan ini.

Dia mengakui bahwa kehidupan saat ini sangat berat, terutama dengan memiliki empat anak yang membutuhkan biaya besar. Kenaikan harga bahan pangan semakin meningkatkan beban keuangan. Tekanan ekonomi ini membuat hidup semakin sulit bagi keluarga, terutama bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan atau telah kehilangan pekerjaan.

Reza Indragiri, seorang ahli Psikologi Forensik, menganggap pentingnya mengungkapkan secara menyeluruh kasus pembunuhan anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Dia menyatakan kebutuhan untuk memeriksa dan memahami kondisi mental yang mungkin dihadapi oleh pelaku.

"Perlu ditemukan informasi tentang potensi kondisi mental yang mungkin menjadi faktor, seperti depresi, ketergantungan pada obat-obatan, dan sejenisnya," ungkap Reza kepada media pada hari Kamis (7/12).


Sistem Kapitalisme Menambah Beban Keluarga

Ada sejumlah masalah dalam kehidupan yang mampu menambah beban hidup, terutama bagi kepala keluarga. Semua masalah ini memerlukan solusi, namun kondisi yang menghimpit saat ini membuat manusia sulit menemukan jawaban.

Sistem kapitalisme yang dianut saat ini memang semakin mempersulit kehidupan. Aturan-aturan negara tidak menguntungkan rakyat, terutama yang berada dalam kondisi kurang mampu. Rakyat harus berjuang sendiri untuk meraih kesejahteraan yang semakin sulit terwujud.

Lebih lanjut, rakyat hanya mendapat sisa-sisa dari perekonomian yang hanya cukup untuk bertahan hidup. Negara lebih memihak kepada para pemilik modal dan mengabaikan penderitaan rakyatnya. Tidak heran jika kemiskinan belum terselesaikan. Meskipun bansos diklaim tersebar di mana-mana.

Selain itu, sekularisme telah merasuki masyarakat. Ketika ada masalah, masyarakat kehilangan landasan karena agama dan kepercayaan terhadap Allah SWT tidak lagi menjadi prioritas dalam kehidupan. 

Hal ini mengakibatkan kekosongan batin karena menjauh dari nilai-nilai spiritual. Tekanan ini, jika terakumulasi, dapat memicu tindakan tanpa pertimbangan rasional, termasuk tindakan kekerasan yang bahkan berujung pada kehilangan nyawa. Tak ada lagi rasa takut akan pertanggungjawaban di akhirat kelak, yang terpenting adalah menyalurkan emosi meskipun mengorbankan orang lain, dalam hal ini keluarga.

Ini merupakan gambaran kelam kehidupan di bawah sistem kapitalisme dan sekularisme. Manusia kehilangan esensi kemanusiaannya sehingga terlibat dalam tindakan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Mereka kehilangan inti keadilan yang diberikan oleh Allah SWT. Pikiran mereka tidak lagi mampu memilah antara kebaikan dan kejahatan, bahkan hawa nafsu yang mengendalikan. Dampaknya adalah terjadinya kerusakan dan keburukan dalam diri mereka.


Islam Mewujudkan Rumah Sebagai Baiti Jannati

Kehidupan dalam Islam tentu membuahkan hasil yang berbeda. Allah SWT menjadikan hidup sebagai ladang ujian bagi manusia, sebagaimana kalam Allah dalam QS Al-Mulk ayat 2,
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun."

Manusia yang beriman akan menunjukkan kesabaran saat menghadapi cobaan hidup. Mereka akan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan lebih intens, menerima setiap ketetapan dengan keyakinan bahwa semuanya adalah kebaikan dari Allah SWT.

Meskipun begitu, dirinya tetap berusaha mencari solusi sebagai ikhtiar atas masalah yang dihadapinya karena percaya bahwa Allah SWT selalu memberikan kemudahan di tengah kesulitan. Dari sinilah lahir keteguhan mental dan kesabaran yang luas, yang mencegah mereka dari tindakan yang merugikan dan kejam.

Selain menjadi pedoman bagi individu, Islam juga menuntut negara untuk mengelola rakyatnya dengan baik, termasuk memenuhi kebutuhan dasar melalui mekanisme yang sesuai dengan syariah Islam.

Negara dalam Sistem Pemerintahan Islam mengimplementasikan ajaran Islam secara menyeluruh, menjaga aspek agama, kehidupan, akal, harta, dan keturunan. Masyarakat memiliki ketahanan mental karena keyakinan yang kuat. Setiap individu memperoleh kebutuhan dasarnya karena dijamin oleh negara melalui mekanisme yang ada.

Selain itu, kemiskinan yang bisa menyebabkan tekanan hidup dan tindakan kejahatan akan hilang karena negara dalam Sistem Pemerintahan Islam memiliki banyak sumber pendapatan untuk menjamin kesejahteraan individu per individu. Penerapan Islam secara menyeluruh juga akan membentuk masyarakat yang saling peduli dan menjaga agar tetap dalam kebaikan dan ketaatan pada Allah SWT.

Oleh sebab itu, setiap keluarga akan lebih mudah menciptakan lingkungan yang damai dan penuh kasih. Keluarga akan menjadi seperti surga bagi setiap anggotanya. Rumah akan menjadi tempat yang aman bagi anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Hanya dengan penerapan Islam Kaffah, Allah akan mewujudkan masing-masing rumah dalam keluarga menjadi Baiti Jannati.

Wallahu a'lam bish shawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar