Memilih Makanan yang Halal dan Thoyyib


Oleh: Nuryanti

Ketika syariat Islam tidak diterapkan, begitu banyak kesulitan-kesulitan yang kita hadapi. Datang silih berganti termasuk dalam kehidupan untuk mendapatkan makanan halal dan thoyyib. Kalau kita lihat sekarang, di pasar, di toko-toko, ataupun di online shop bertebaran banyak jenis makanan yang dari sisi kehalalannya masih diragukan.

Makanan merupakan sesuatu yang mendasar maka wajib dipenuhi. Karena dari makanan akan membuat kita sehat atau sakit. Jika sudah sakit, tentunya tidak bisa beraktivitas, termasuk malas beribadah, malas berdakwah, dan terhalang dalam melakukan kebaikan-kebaikan. Tentu saja hal itu tidak boleh terjadi pada kita, pada generasi kita, pada umat ini. Karena seorang mukmin harus menjadi mukmin yang kuat bukan mukmin yang lemah. Ketika mukmin itu lemah maka akan mudah dihancurkan, mudah untuk diserang dan jika lemah maka akan sulit dalam melakukan perubahan yang lebih baik.

Dalam Islam, seorang mukmin seharusnya mencontoh baginda Rasulullah dalam memilih makanan. Pilihlah makanan yang halal dan thoyyib supaya lahir generasi-generasi yang kuat, dan akan berada di garda terdepan dalam perjuangan.

Dalam surat Al Baqarah ayat 168 disebutkan, “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu”.

Dari ayat ini kita memahami bahwa ada panduan dalam memilih makanan. Jika kita tidak melihat batasan-batasan halal dan thoyyib, maka akan dicabut keberkahan, dijauhkan dari kebaikan, bahkan mendatangkan penyakit dan dosa.

Seorang mukmin bukan mengikuti hawa nafsunya tapi batas pertama yang harus dilakukan adalah apakah makanan itu halal dan thoyyib atu tidak. Anak-anak seorang mukmin harus terbiasa makan makanan yang thoyyib untuk kebaikan tubuhnya. Makanlah sesuai dengan porsinya dengan jumlah yang cukup agar makanan yang masuk menjadi baik untuk tubuh dan tidak menjadi racun bagi tubuh. Maka seorang mukmin akan makan sesuai dengan kebutuhannya.

Rasulullah memberikan kita contoh, makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Makan makanan yang tidak thoyyib itu karena kandungan zat yang ada dalam makanan seperti pewarna buatan, pemanis buatan, dan perasa buatan.

Dalam sistem kapitalisme, tidak diukur dari kebaikan makanannya yang penting laku besar dan untung banyak. Memproduksi makanan dengan modal kecil dan meraih untung besar, tanpa melihat batasan halal dan thoyyib sehingga muncul penyakit yang disebabkan oleh makanan.

Agar anak-anak terbiasa dengan makan makanan yang sehat dan halal adalah dengan melihat batasan-batasan. Bahwa seorang mukmin apapun yang dilakukan akan dihisab oleh Allah SWT, tidak ada dalam kehidupan ini yang akan terlepas dari penghisaban di sisi Allah SWT termasuk dalam makanan. Mengajarkan konsep makan adalah melihat kehalalan dan kethoyyibannya bukan hanya sekedar mengikuti selera dan trendnya, tapi pastikan dan biasakan dengan mengecek kehalalan dan kethoyyibannya. Biasakan memberikan contoh terhadap anak dalam mengecek kehalalan dan kethoyyiban makanan. Kalau ibunya hati-hati dan terbiasa mengecek makanan, maka anak-anak akan terbiasa juga mengecek makanan begitupun sebaliknya. Dan kewajiban kita menyediakan makanan halal dan thoyyib. Dan anak-anak harus dibangun kewaspadaannya, bahwa kita sekarang hidup dalam dunia kapitalis boleh jadi di luar sana akan disajikan makanan yang jauh dari kata halal dan thoyyib. 

Karena di luar sana bukan pahala yang dicari melainkan mengejar keuntungan sebesar-besarnya bercampur dengan najis, bercampur dengan alkohol dan sebagainya. Dan anak-anak akan terbangun dari kewaspadaan ketika dihadapkan dengan fakta di masyarakat. Karena masyarakat tidak dilindungi dari institusi keharaman makanan. Maka kewaspadaan secara personal itu harus membiasakan mereka untuk memastikan makanan yang halal dan thoyyib.

Digambarkan konsekuensi dalam melakukan pelanggaran-pelanggaran kalau makanan yang masuk ke dalam tubuh mereka tidak halal dan thoyyib, maka akan menjadi dosa dan neraka baginya. Kalau sudah pemahaman ini dipahamkan pada mereka maka meskipun mereka jauh dari kita maka mereka akan menghindari makanan yang haram. Di samping itu, senantiasa berdoa juga agar keluarga kita dijauhkan dari makanan yang haram. Karena negara saat ini tidak menjamin kehalalan makanan. Hanya dengan institusi pemerintahan Islam yang bisa menjaga kita dari keharaman dan kehalalan yang beredar di masyarakat. Wallahu'lam bissowab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar