Oleh : Ummu Umaroin.
Sangat miris melihat fakta kehidupan di negara yang terkenal dengan SDA yang melimpah, namun rakyatnya menderita Stunting di hampir seluruh wilayahnya. Negeri yang sangat subur serta banyak menghasilkan makanan yang lengkap akan gizi, mengapa rakyatnya bisa sampai kekurangan gizi? Kenapa ini bisa terjadi, dan apa sih sebenarnya terjadi?
Dilansir dari Beritasatu.com disebutkan bahwa Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany, mengungkapkan adanya indikasi penyelewengan dana penanganan stunting (kekurangan gizi pada anak) di tingkat daerah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sebelumnya mencatat bahwa dana stunting di suatu daerah ada yang digunakan untuk keperluan rapat dan perjalanan dinas.
bahwa (pendanaan stunting) tidak digunakan dengan benar, menjadi salah satu tantangan di level pelaksanaan yang banyak kendala," ujar Hasbullah kepada Beritasatu.com pada Kamis (30/11/2023).
Wajarlah kasus Stunting tak pernah bisa diselesaikan di negeri ini, dikarenakan pemerintah tidak serius dalam menyelesaikannya, karena negeri ini menjadikan sistem kapitalis sebagai landasan nya. Dimana semua kebijakan harus memberikan keuntungan bagi para pemerintah juga pengusaha. Sehingga permasalahan Stunting pun dijadikan sebagai proyek untuk mencari keuntungan pribadi. Tidak ada bentuk periayahan seorang pemimpin terhadap rakyatnya. Dana yang seharusnya cukup untuk menyelesaikan Stunting, menjadi lahan korupsi bagi mereka.
Sebenarnya masalah Stunting mampu diselesaikan dengan cara, yaitu : Penguasa atau pemimpin benar-benar dan serius menjalani tugasnya sebagai pemimpin, menjalankan tanggung jawabnya hanya karena mengharapkan Ridho Allah semata. Dengan mengelola SDA negeri ini dengan benar dan hasilnya diberikan untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat. Maka seluruh kebutuhan seperti sandang, pangan dan papan cukup untuk diberikan kepada seluruh masyarakat. Sehingga tidak akan ada lagi rakyat nya Stunting, atau pun miskin. Bukan justru menyerahkan atau menjual SDA negeri ini kepada asing dan aseng.
Kemudian seorang pemimpin harus memberikan tindakan yang tegas terhadap pelaku korupsi bantuan untuk rakyat Stunting, serta korupsi-korupsi yang lain nya. Karena pemimpin juga harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat nya. Sebenarnya masalah Stunting hanya lah satu dari sekian banyaknya kezaliman dan kelemahan di dalam sistem kapitalis ini.
Ternyata untuk memiliki seorang pemimpin yang bertanggung jawab serta taat kepada Allah sangatlah mustahil ditemui dalam sistem demokrasi saat ini. Karena sistem ini memberikan peluang bagi para pemimpin dan pengusaha untuk menzalimi rakyat dengan mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari rakyatnya. Dan pemimpin di sistem kapitalis, mengurusi rakyatnya hanya sebagai alat untuk melancarkan segala urusan mereka, bukan untuk mensejahterakan rakyatnya. Karena tidak ada ketaqwaan di dalam diri mereka.
Apakah ada seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kewajibannya? Kalau ada, dimana bisa ditemui?
Sebuah sistem sangatlah mempengaruhi sebuah kepemimpinan, karena sistem tersebut yang mengendalikan seorang pemimpin. Maka dari itu, untuk merubah pemimpin yang tidak bertanggung jawab, harus dimulai dari mengganti terlebih dahulu sistem nya. Nah…seorang pemimpin yang bertanggung jawab hanya ada di dalam sistem Islam, karena Islam adalah agama yang memiliki seperangkat aturan dan melahirkan pemimpin-pemimpin yang taat kepada Allah SWT,serta takut akan azab Allah SWT. Sehingga akan menjalankan tanggung jawab dengan jujur dan adil, karena kelak mereka akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Dan sistem Islam hanya ada di dalam Daulah Khilafah Islamiyyah.
Waalahu'alam bishowab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar