Indeks Pembangunan Gender Naik, Jebakan Kapitalisme Ekploitasi Perempuan


Oleh : Hasna Hanan

Dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyatakan bahwa selama 2023, perempuan semakin berdaya yang ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Gender.

"Perempuan semakin berdaya, mampu memberikan sumbangan pendapatan signifikan bagi keluarga, menduduki posisi strategis di tempat kerja, dan terlibat dalam politik pembangunan dengan meningkatnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Ini ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Pemberdayaan Gender," kata Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA Lenny N Rosalin dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (6/1/2024).

Apa yang menjadi parameter kemajuan suatu bangsa dalam mengukur kesejahteraan di sistem kapitalisme adalah materi, oleh karenanya semua komponen yang ada di dalam masyarakat di sistem ini harus memenuhi tujuan tersebut tanpa melihat kesesuaian dengan fitrah manusia dan norma-norma yang bersifat lokal ketimuran

Perempuan sebagai bagian dari masyarakat yang dalam pandangan kapitalisme berdaya guna, dan murah akan memberikan keuntungan dalam memenuhi target penambahan income negara terutama di tangan para korporasi.

Mereka para pegiat gender telah mencuci otak wanita muslimah untuk menjadikan posisinya setara dengan laki-laki dalam pemberdayaan nya, hingga secara ekstrim telah melanggar fitrah yang telah ditetapkan kapasitas dan kewajiban utamanya sebagai Al umm wa rabbatul bait oleh sang Kholiq.


Kapitalisme Eksploitasi Peran Perempuan

Kapitalisme telah menjebak perempuan dalam lingkaran sekulerisme yang memberdaya mereka diantaranya:

1. Menempatkan mereka pada posisi kedudukan legislatif di pemerintahan untuk  tujuan menjadi bagian pembela hak-hak perempuan yang semakin tertindas dan terperdaya 

2. Dengan pemikiran gender menuntut mereka untuk lebih aktif dan produktif di sektor publik yang menjadikan mereka lebih bisa survive dalam perekonomian dan menduduki posisi yang lebih privillage

3. Menjadi bagian pelaku-pelaku pembangunan yang membawa nama bangsa dan negara  ke arah kemajuan  yang dibanggakan, sehingga kualitas dan perannya perlu ditingkatkan diseluruh sektor pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah hingga ketingkat internasional.

Keterlibatan perempuan dalam pembangunan gender yang digagas oleh mereka para pejuang emansipasi wanita telah mengantarkan para mereka perempuan tidak menyadari akan bahaya dibalik program tersebut, hal ini perlu diwaspadai sebagai alat eksploitasi wanita yang sesungguhnya merendahkan posisinya yang agung dalam pandangan Islam dan mengancam keselamatan serta marwah kesucian wanita.

Disinilah kerusakan sistem kapitalis sekuler yang menjadikan perempuan bukan sebagai subjek pembangunan tapi objek yang diberdayakan untuk kepentingan kapitalisme oligarki. 


Islam dalam Memandang Kesejahteraan Perempuan

Dalam sistem kehidupan hari ini, terdapat kesalahan paradigma dalam melihat perempuan dan solusinya. Sejatinya perempuan makin banyak mendapatkan permasalahan dalam hidupnya, tingginya angka perceraian, KDRT, kekerasan seksual dan lainnya menjadi bukti perempuan menderita.  Dan juga ditambah maraknya persoalan generasi sebagai dampak pembangunan gender ini.

Islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang komprehensif dan sempurna telah mengatur setiap amal perbuatan manusia harus terikat dengan hukum sang Kholiq Allah azza wa Jalla, sebagai konsekuensi keimanannya, persoalan wanita tidaklah berdiri sendiri tetapi dipandang sebagai persoalan yang harus diselesaikan dari akarnya yaitu sistem aturan yang menaungi kehidupannya tidak hanya persoalan ekonomi saja, tetapi juga sektor pendidikan, kesehatan, sosial kemasyarakatan dan keamanan sehingga kesejahteraan rakyat dalam terpenuhinya kebutuhan primer sandang, pangan dan papan terjamin persetiap individu rakyat.

Islam menjadikan perempuan mulia dan kehormatannya harus dijaga, oleh karenanya Islam memiliki berbagai mekanisme untuk menjadikan  perempuan sejahtera dan tetap terjaga fitrahnya
1. Islam menempatkan perempuan pada posisi strategis dan mulia sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, sebab masa depan generasi sebuah bangsa sangat ditentukan oleh posisi ini, sehingga proses pendidikan pada anak yang dilakukan oleh kaum ibu menjadi kunci utama tingginya peradaban sebuah bangsa. Sedangkan kewajiban mencari nafkah, hanya dibebankan pada kaum laki-laki. Bukan untuk menunjukkan kekuatan laki-laki dan kelemahan perempuan. Peran ini diberikan sesuai dengan kemampuan fisik dan tanggung jawab yang diberikan Allah Swt. pada laki-laki.
 
2. Negara menjamin kebutuhan pokok setiap individu dengan kemudahan mendapatkannya, seperti layanan pendidikan dan kesehatan secara gratis serta memberikan kemudahan lapangan pekerjaan dan bantuan modal usaha bagi laki-laki, juga memberikan keterampilan yang dibutuhkan agar mudah mendapatkan pekerjaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan yang diwajibkan kepada mereka sebagai pencari nafkah keluarga.

3. Dalam Islam  Laki-laki maupun perempuan memiliki hak dan kedudukan yang sama untuk mengenyam pendidikan, menuntut ilmu, mengajarkan ilmu, dan berdakwah. Adapun jika terdapat ketentuan hukum yang berkaitan dengan predikatnya sebagai laki-laki dan perempuan, hal itu tidak bermakna tidak setara, sehingga dalam sektor publik Islam membolehkan perempuan menjadi dokter, perawat, guru, dan lainnya dengan syarat tetap mengutamakan peran domestiknya sebagai ibu.

4. Negara melaksanakan sistem pendidikan dengan kurikulum dan sosial masyarakat yang berbasis akidah Islam, sehingga akan terwujud generasi berkepribadian Islam yang tidak mudah terseret pada kemaksiatan dan sistem sosial yang berdasarkan syariat Islam untuk membentuk ketakwaan komunal dan mencegah individu berbuat maksiat atau kriminal.

5. Negara memberlakukan sistem sanksi Islam yang berefek jera. Maraknya kriminalitas akibat sanksi yang tidak tegas. Maka sanksi Islam akan mencegah individu bertindak kriminal dan  membuat pelakunya tidak mengulangi perbuatannya kembali.

Demikianlah, sistem Islam kaffah mampu memberi jaminan kesejahteraan dan keamanan bagi perempuan dan generasi. Hanya sistem Islam yang mampu memuliakan perempuan dan generasi. 

Wallahu'alam bisshawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar