Oleh : Siami Rohmah (Pegiat Literasi)
Masih berlanjut, melewati 100 hari, Palestina masih saja membara. Tak kurang 23.843 warga Gaza tewas hingga hari ini. Ditambah korban dari kalangan jurnalis yang mencapai 106 orang. Kondisi Gaza sampai hari ini sungguh memprihatinkan. Wilayah yang hancur, sementara ancaman kelaparan mengintai warga Gaza yang mengungsi. (CNBC INDONESIA).
Di saat kekejaman genosida atas rakyat Palestina dipertontonkan kepada dunia, ketika manusia-manusia yang masih memiliki hati nurani mengecam semua itu. Israel dengan pongah menganggap apa yang mereka lakukan adalah sesuatu yang sah. Sebagai pembelaan atas ancaman khayalan yang mereka buat. Sementara para pemilik kekuasaan dan kekuatan baik di barat dan di timur hanya menjadi penonton. Mereka yang berteriak menyuarakan HAM nyatanya hanya bungkam. Mereka yang saudara seaqidah justeru berpelukan dengan Israel yang berlumuran darah kaum muslimin.
Berulang kisah Palestina, negeri Isra' Mi'raj yang nelangsa diceritakan. Palestina adalah negeri tiga agama. Di mana agama samawi berdampingan dengan damai. Hingga kisah pilu itu berawal. Di tahun 1917 Inggris memberikan tanah Palestina untuk orang-orang Yahudi di seluruh dunia. Dan di tahun 1948 mereka dengan berani mengumumkan berdirinya negara Israel. Sejak saat itu penderitaan kaum muslimin Palestina dimulai, mereka terusir dari rumah mereka, mereka kehilangan saudara dan keluarga mereka.Sesungguhnya Israel menjadi alat penjajahan atas tubuh kaum muslimin, di timur tengah.
Berbagai kecaman, beragam perjanjian dibuat untuk menghentikan kekejaman Israel. Namun sebanyak perjanjian itu dibuat, sebanyak itu juga pelanggaran dilakukan. Bahkan PBB yang katanya pemersatu bangsa-bangsa di dunia, yang akan bersegera ikut campur ketika ada masalah di belahan bumi ini, tidak bertaji menghadapi masalah Palestina, semua tidak mampu memberikan solusi. Israel adalah negara dari kaum yang bebal, sombong, karena mereka merasa ada yang melindungi, yaitu Inggris dan Amerika. Yang mana negara ini selalu pasang badan membela Israel.
Maka tak ada solusi lain untuk mengakhiri kekejaman dan kesombongan Israel, yaitu selain kekuatan militer. Namun karena sekat-sekat negara bangsa, kaum muslimin yang ingin membantu tidak berdaya. Padahal muslim yang satu dengan muslim yang lain adalah laksana satu tubuh, yang akan ikut merasakan sakit jika bagian tubuhnya ada yang terluka. Maka batas-batas ini harus dihapuskan, kaum muslimin harus bersatu dibawah panji-panji Islam, di bawah kesatuan negeri muslim, Khilafah Rasyidah. Yang akan mengerahkan kekuatan tentara kaum muslimin untuk membela setiap jiwa dan jengkal tanahnya. Tanpa Khilafah, kaum muslimin hanya seperti buih, lemah, dan tak memiliki wibawa dimata musuh-musuh Islam. Maka marilah bersegera mewujudkan janji Allah ini.
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka dengan segenap kemampuan berupa kekuatan (pasukan) dan kuda-kuda yang ditambatkan yang dengan itu menjadi takutlah musuh - musuh Allah dan musuh-musuh kalian, dan sebagian (pasukan) mereka yang lainnya yang tidak kalian ketahui, sedang Allah mengetahui mereka" (TQS Al Anfal: 60).
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar