Oleh : Ummu Umar
Sampai saat ini, sudah ribuan kaum muslim di Gaza Palestina dibantai secara keji oleh Zionis Yahudi. Berikut dilansir dari Tribunpiangan.com sudah 100 hari atau hari ke-100 genosida di Gaza, Palestina, Minggu (14/1/2024), sejak balasan Israel atas penyerangan Hamas 7 Oktober 2023, tercatat sudah sebanyak 23.843 orang warga Palestina yang tewas dan lebih dari 60.317 lainnya luka-luka. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada hari Sabtu bahwa perang Gaza "menodai kemanusiaan" menjelang hari ke-100 ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggandakan sumpahnya untuk mengalahkan Hamas. Konflik yang menghancurkan ini telah memicu krisis kemanusiaan di Gaza dan kekhawatiran akan eskalasi regional semakin meningkat setelah pasukan AS dan Inggris menyerang pemberontak Houthi pro-Hamas di Yaman pada hari Jumat setelah serangan terhadap pelayaran di Laut Merah.
Selama berhari-hari, Israel mengancam akan melancarkan operasi darat di Gaza setelah memanggil 360 ribu tentara cadangan dan memobilisasi ratusan tank dan kendaraan militer di perbatasan Jalur Gaza.
Di antara serangan dari udara dan serangan dari darat tersebut, sambungnya, Amerika memberikan suasana yang menenangkan dengan kehadiran kapal induk, serta gerakan politik dan militer di Timur Tengah yang mencegah bahaya apa pun terhadap Israel ketika mereka melakukan operasi genosida dan pembantaian.
Menyaksikan pembantaian keji atas umat Islam di gaza untuk ke sekian kalinya, para pemimpin dunia kembali bungkam. Hanya sedikit yang bersuara. PBB dan lembaga-lembaga HAM dunia juga lebih banyak diam.
Tragedi Gaza hanyalah pengulangan belaka dari ratusan, bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di sejumlah negara di seluruh dunia. Pertanyaannya, mengapa para penguasa muslim dan Arab tidak bergerak sedikit pun untuk membela warga Palestina, khususnya Gaza? Mengapa mereka tidak segera mengirimkan ratusan ribu tentaranya untuk menggempur pasukan Zionis Yahudi? Jawabannya, pertama, inilah dampak buruk sikap ‘ashabiyyah dalam wujud nasionalisme. Akibatnya, para penguasa muslim hanya mementingkan negeri mereka masing-masing. Mereka tidak peduli atas tragedi yang terjadi di Palestina, juga di sejumlah negeri muslim lainnya.
Wujud pembelaan terhadap sesama kaum muslim di antaranya dengan melancarkan jihad manakala saudara mereka atau negeri mereka di mana pun diserang oleh orang-orang atau negara kafir. Contohnya, kaum muslim Palestina yang dijajah Israel, dengan dukungan AS dan negara-negara Barat. Allah Swt, berfirman: “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian.” (TQS Al-Baqarah 190).
Namun sayang, karena faktor nasionalisme (juga nation-state) sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, tidak mudah bagi kaum muslim, khususnya tentara mereka, bahkan di negeri-negeri Arab sekalipun, untuk berjihad di Bumi Palestina. Oleh karena itu, kaum muslim sedunia sejatinya membutuhkan Khilafah yang dipimpin oleh seorang khalifah. Wallahu'alam bisshowab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar