Buang Bayi, Tragedi Tak Bertepi di Sistem Kapitalis


Oleh: Astriani Lydia, S.S

Lagi, warga digegerkan dengan temuan bayi. Kali ini bayi ditemukan oleh warga Kavling Serut RT 07 RW 08 Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi. Bayi ditemukan di Masjid At-Taqwa dengan selembar surat. Surat tersebut berisi tulisan: "Tolong terima aku ya kak di sini, rawat aku dengan baik ya kak, maaf jika nanti aku merepotkan kaka, terimakasih banyak jika kaka mau menerima aku," tulis surat tersebut. 

Tim penyelidik sedang melakukan penyelidikan untuk mencari ibu bayi tersebut. Apabila orang tua bayi tidak ditemukan, pihak Dinsos akan mencari orang tua asuh agar bayi tersebut dirawat demi kepentingan terbaik buat bayi tersebut sesuai persyaratan yang berlaku. (detiknews.com, 8/2/2024) 

Buang bayi bagaikan tragedi tak bertepi di sistem Kapitalis saat ini. Berbagai motif pun melatarbelakangi maraknya kasus buang bayi. Mulai dari kesulitan ekonomi, pemerkosaan, kecemasan, dan hasil hubungan terlarang (zina). Maka dalam Islam, seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menghilangkan kesulitan yang dihadapi rakyatnya.

Rasulullah saw. bersabda, “Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpinnya. Penguasa yang memimpin rakyatnya, dia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” (HR Bukhari). 

Untuk itu negara akan memberikan pemahaman kepada kaum perempuan tentang peran ibu yang mulia. Sehingga kaum perempuan melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya atas dasar keimanan dan ketakwaan pada Allah Swt.  

Kemudian negara pun mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan, sehingga aktivitas yang dilakukan keduanya senantiasa mengacu pada hukum Allah. Kurikulum pendidikan pun berbasis Aqidah Islam yang menghasilkan pribadi-pribadi yang bersyakhsiyah Islam. Begitupula dengan permasalahan ekonomi, negara menjamin mudahnya masyarakat memenuhi kebutuhan pokok, serta mendapatkan pekerjaan. Dan dalam bidang kesehatan, negara tak pilih kasih dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat. 

Dengan demikian, ketika Allah menganugerahi anak, ia tidak dianggap sebagai tambahan beban, melainkan rezeki dan amanah dari Allah swt yang harus disyukuri, dirawat, dan dididik agar menjadi generasi khoiru ummah.

Wallaahu a'lam bishshawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar