Muhasabah Rajab


Oleh : Asti Marlanti (Penulis dan Pegiat Literasi)

Sungguh tak terasa bulan Rajab segera pergi. Namun semangat dan gempita Rajab masih dirasakan oleh kaum Muslim. Hingga saat ini peringatan Isra' Mi'raj masih bergema di daerah-daerah. Bahkan, hampir semua kaum muslim berlomba-lomba mengerjakan berbagai amal kebaikan. Hanya saja, amal kebaikan itu baru berupa amal-amal pribadi, belum berupa amal yang berdampak pada kepentingan umat. 

Padahal hingga kini, kita menyaksikan saudara-saudara seiman di berbagai belahan dunia mengalami ketertindasan oleh kaum kufâr maupun oleh penguasa mereka sendiri. Misalnya, umat Muslim di Gaza masih terancam oleh tindakan keji genosida zionis Yahudi. Setiap hari anak-anak Gaza tewas di tangan militer zionis. Warga Gaza juga sudah berminggu-minggu hidup tanpa listrik, kekurangan air dan makanan. Hari ini 800 ribu penduduk Gaza terancam mati akibat kelaparan dan kekurangan air.

Nasib Muslim Rohingya tak kalah memilukan. Mereka pun terancam aksi genosida penguasa Myanmar dan kelompok Budha radikal. Warga Arkhan terusir dari negeri mereka sendiri dan terlunta-lunta. Bahkan belakangan di tanah air muncul kelompok yang menyerukan penolakan terhadap pengungsi Rohingya dengan berbagai alasan.

Sementara itu, para penguasa Muslim terus-terusan bermain retorika tanpa tindakan nyata. Mereka tidak pernah mengirimkan bantuan yang benar-benar dibutuhkan warga Gaza maupun Myanmar. Bahkan sebagian dari para penguasa itu terang-terangan bersekongkol dengan zionis Yahudi, pemerintah Myanmar, juga negara-negara imperialis seperti Amerika Serikat, Inggris, dan sebagainya.

Nasib yang tak kalah memilukan juga dialami oleh kaum Muslim Uyghur di Cina, di India, atau di Suriah. Mereka teraniaya oleh para penguasa di negeri mereka tinggal.

Karena itu, umat membutuhkan amal besar dan nyata untuk menolak berbagai kezaliman ini. Kezaliman ini tidak bisa hilang kecuali dengan adanya pemimpin yang tampil sebagai junnah (perisai) bagi umat. Itulah Khalifah yang akan menerapkan syariat Islam. Khalifah pula yang akan memberikan pembelaan terhadap kaum Muslim yang tertindas, sekaligus memberikan bantuan dan mengirimkan pasukan yang akan membebaskan negeri-negeri Muslim dari berbagai kezaliman. Inilah aksi nyata yang seharusnya dilakukan oleh penguasa dan kaum Muslim. Yakni, jaminan perlindungan umat dari kejahatan kaum kafir.

Sungguh jika bercermin pada tindakan Rasulullah saw. Saat itu ada seorang muslimah yang diganggu oleh laki-laki Yahudi Bani Qainuqa hingga tersingkap auratnya. Rasulullah mengirim pasukan kaum muslim untuk mengepung perkampungan Bani Qainuqa hingga menyerah. Lalu Rasulullah saw. mengusir mereka keluar dari Madinah.

Selain itu, kisah fenomenal Khalifah Al-Mu’tashim Billah yang menyambut seruan seorang budak muslimah dari Bani Hasyim yang sedang berbelanja di pasar. Ia meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka Sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki). Diriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), karena banyaknya pasukan muslim yang diterjunkan demi membela dan menjaga seorang muslimah. Kota Ammuriah dikepung oleh tentara muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khalifah al-Mu’tasim pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi. Sungguh luar biasa penjagaan Khilafah untuk melindungi dan menjaga kehormatan umatnya meski ia seorang budak.

Dengan demikian jelaslah bahwa hanya dengan adanya negara Islam maka umat ini akan terlindungi. Jaminan perlindungan ini akan terwujud jika kita hidup dalam naungan Khilafah. Jadikanlah momen bulan haram ini sebagai muhasabah untuk melakukan amalan nyata untuk kepentingan umat. 

Wallahu a'lam bishshawaab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar