Oleh: Amri (Mahasiswi & Aktivis Remaja)
"Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa."
Sebuah kalimat klise yang sering diucapkan, namun masih jauh dari kenyataan bagi sebagian besar anak Indonesia. Terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu, ketimpangan pendidikan dan akses masih menjadi masalah yang menghantui.
Untuk menghasilkan negara yang maju dan sejahtera, pendidikan merupakan komponen yang sangat penting. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia terus bekerja untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi rakyatnya. Program Indonesia Pintar (PIP) adalah salah satu program unggulan pemerintah yang paling terkenal di sektor ini.
Dilansir dari Republika.co.id, Program Indonesia Pintar (PIP) telah mencapai target penyaluran bantuan 100% pada tahun 2023, dengan 18.109.119 siswa sebagai penerima. Siswa dari keluarga miskin atau rentan miskin menerima bantuan ini untuk mengurangi biaya pendidikan mereka. Target penerima PIP akan ditingkatkan menjadi 18,6 juta siswa pada tahun 2024, dengan berbagai macam bantuan berdasarkan jenjang pendidikan. Presiden Jokowi meminta siswa untuk memanfaatkan dengan baik bantuan PIP untuk meningkatkan motivasi mereka untuk belajar dan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. (26/01/2024)
Dilansir dari Berlianmedia.com, Program Indonesia Pintar (PIP) membantu banyak siswa seperti Fitria, siswi SMK 3 Kota Magelang, untuk menggapai pendidikan yang lebih tinggi. PIP membantu biaya pendidikannya sehingga dia bisa fokus belajar dan bercita-cita melanjutkan pendidikan ke ISI Yogyakarta. Presiden Jokowi berpesan agar uang PIP dimanfaatkan dengan baik untuk keperluan sekolah. Di tahun 2024, sasaran penerima PIP akan ditambah dan satuan bantuannya juga akan ditingkatkan. (23/01/2024)
PIP mencapai 100%, Tapi Kualitas Belum Merata?
Mendengar kalimat "capaian bantuan dana pendidikan 100%", bayangan ideal tentang pendidikan yang merata dan berkualitas mungkin terlintas di benak kita. Namun, kenyataan di lapangan tak sesederhana itu. Faktanya, 100% yang dimaksud mengacu pada penyaluran dana yang dialokasikan, itupun secara bertahap. Jangankan 100%, jumlah anak didik yang menerima bantuan dana masih jauh dari ideal. Akses pendidikan yang tidak merata, kondisi sarana prasarana yang memprihatinkan, baik kuantitas maupun kualitas.
Banyak masalah yang masih membelenggu pendidikan Indonesia, seperti PR yang tidak kunjung tuntas. Memang, ketersediaan dana sangat penting, tetapi itu bukan satu-satunya kunci untuk mengantarkan pendidikan menuju kejayaan. Kurikulum dan kualitas tenaga pendidik, dua pilar penting lainnya, juga harus diperhatikan.
Sistem Kapitalisme: Akar Permasalahan
Sistem kapitalisme, dengan fokusnya hanya pada keuntungan semata, seringkali mengabaikan aspek-aspek penting dalam pendidikan. Kurikulum disusun dengan tujuan menghasilkan tenaga kerja yang murah dan fleksibel, bukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kualitas SDM pendidik pun terhambat oleh minimnya penghargaan dan kesejahteraan. Gaji yang rendah dan minimnya kesempatan pengembangan diri membuat profesi guru menjadi kurang menarik.
Akibatnya, pendidikan Indonesia masih terjebak dalam lingkaran setan: kualitas pendidikan rendah menghasilkan SDM yang kurang berkualitas, yang pada akhirnya memperparah ketimpangan dan memperkaya segelintir orang.
Pendidikan Dalam Islam
Islam menempatkan pendidikan sebagai tanggung jawab negara, meliputi semua aspek. Baik fisik, seperti pembangunan sekolah dan infrastruktur pendidikan, maupun sumber daya manusia (SDM) seperti guru dan tenaga kependidikan.
Lebih dari itu, Islam menjadikan pendidikan dapat diakses secara gratis oleh semua rakyat. Ini merupakan wujud keadilan dan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat, tanpa terkecuali. Dengan pendidikan yang gratis dan berkualitas, diharapkan setiap individu dapat mengembangkan potensinya secara maksimal dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.
Pendidikan Islam memiliki kurikulum terbaik yang berlandaskan akidah Islam. Kurikulum ini dirancang untuk mencetak generasi yang berkepribadian Islam, kuat imannya, berjiwa pemimpin, dan terampil menguasai teknologi. Dengan kurikulum yang komprehensif ini, diharapkan generasi muda Islam dapat menjadi pemimpin masa depan yang mampu membawa kemajuan bagi bangsa dan agama.
Pendidikan Islam tidak hanya fokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada aspek moral dan spiritual. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk individu yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, serta memiliki akhlak mulia. Dengan demikian, generasi muda Islam akan menjadi insan yang bermoral dan bertanggung jawab, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Wallahu alam biswaab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar