Oleh : Yulia Ummu Abdillah (Founder Komunitas Baiti Jannati)
Selama ini pandangan patriarki dianggap merupakan akar penyebab maraknya kekerasan terhadap perempuan. Terlebih Islam yang menempatkan laki-laki sebagai qowam dituduh mendukung paham patriarki sehingga beberapa ajaran Islam dituntut untuk direvisi. Islam dituduh mendukung kekerasan terhadap perempuan, karena beberapa hukum seperti Nusysyus mengizinkan suami memukul istrinya. Namun, kejadian di Batam akhir-akhir ini membuka mata kita bahwa pelaku kekerasan ternyata bisa juga dari kalangan perempuan. Beberapa kali terjadi kasus serupa, perempuan melakukan kekerasan terhadap perempuan, bahkan laki-laki. Berarti masalah kekerasan hakikatnya tidak berkait dengan masalah jender. Kekerasan marak saat manusia dalam tekanan hidup yang tinggi, akal tak lagi mampu berfikir, akhirnya emosi mudah tersulut. Manusia yang takut kepada Allah, maka saat melihat kemungkaran yang dilakukan adalah dengan berdakwah, bukan dengan kekerasan. Tersebarnya faham liberalisme membuat manusia menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhan, tingkah laku dibimbing nafsu, bukan wahyu. Maka mudah untuk menghentikan bullying yang marak terjadi, yaitu dengan mewujudkan taqwa di tengah individu dan masyarakat juga negara.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar