Oleh: Lindawati
Dalam bulan Ramadhan orang berlomba-lomba mencari pahala, baik dari bersedekah, tolong menolong, gotong royong dan terutama tadarusan (membaca Alqur'an). Tentu amalan tersebut pahalanya besar apalagi dapat mengajak dan mengajarkannya kepada yang lain, tambah besar lagi pahalanya.
Di bulan yang penuh berkah dan ampunan ini, masyarakat tentunya antusias sekali dalam beribadah. Kita sebagai umat muslim tentunya wajib menjalankan ibadah puasa karena telah tercantum di dalam Al-Qur’an. Maka akan berdosa jika sengaja meninggalkannya tanpa alasan yang syar’i. Namun jangan lupa dengan kewajiban yang lain dan amalan sunnah pendukungnya.
Al-Qur'an juga mempunyai seruan dan setidaknya mencakup dua aspek yaitu aspek ruhiyah yaitu spiritual dan aspek siyasiyah yaitu aspek politik. Aspek ruhiyah selalu berhubungan langsung dengan Allah swt, merasa ingin selalu mendekat dan bermesra dengan Allah, membangkitkan jiwa, mengisi energi baru demi bisa menjalankan apa yang Allah suka dan ridhoi.
Tetapi untuk aspek siyasiyah jarang sekali disadari dan diamalkan oleh umat Islam, terutama ketika tidak ada Negara yang mumpuni untuk menjalankan aspek politik Islam. Aspek yang mengatur hubungan antara manusia dengan manusia yang lain serta pengaturan kehidupannya. Sebagai umat Islam harusnya bisa mengamalkan Isi dalam Al-Qur'an secara keseluruhan karena di dalam isi Al-Qur'an terdapat sebuah petunjuk, tuntunan, larangan dan kewajiban.
Misal saja di dalam QS. Al-Baqoroh ayat 183 dan 178. Di bulan Ramadhan ini, Al-Baqoroh 183 pasti menjadi ayat yang sering diperdengarkan hingga otomatis hapal. Karena momentumnya pas yakni adanya perintah berpuasa. Namun sebelum ayat 183, ada ayat 178 yang tak kalah pentingnya, bahkan redaksi seruannya pun sama. “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian ...”.
Jika ayat 183 itu perintah berpuasa, maka ayat 178 adalah perintah berperang. Maka aspek ruhiyah ada di ayat 183, sementara aspek siyasi ada di ayat 178. Dengan dua ayat yang sama-sama wajib, maka umat tak boleh pilih kasih antara ayat yang sesuai dengan kondisinya ataukah tidak.
Maka jelas untuk bisa menjalankan aspek siyasi, umat butuh negara yang dimana pemimpin senantiasa mengayomi rakyatnya tanpa ada kekurangan dan dapat mensejahterakan rakyatnya. Pemimpin juga wajib mengedukasi dan memotivasi rakyatnya untuk senantiasa menjalankan seluruh aspek kehidupan. Baik yang sifatnya ruhani atau siyasi.
Bahkan sebagian besar hukum Islam hanya bisa dilakukan oleh Negara, karena kehidupan ini tak lepas dari kekuasaan dan pemerintahan. Yaitu perekonomian, sosial budaya, hukum luar negeri, keamanan dalam negeri, jihad, dan lain sebagainya. Sudah seharusnya Ramadhan ini dijadikan momentum oleh kaum muslim terutama penguasa negeri Islam untuk mengamalkan dan menerapkan Al-Qur'an. Maka dari itu, marilah kita sebagai umat muslim menjunjung tinggi arti Ramadhan dan semangat mengamalkan Al-Qur'an. Wallahu a’lam bish showab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar