Cuti Ayah, Dapatkah Memperbaiki Kualitas Generasi ?


Oleh : Anita S.M (Aktivis Dakwah)

Pemerintah kini sedang merancang aturan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pria agar bisa ikut menikmati 'cuti ayah' untuk mendampingi istrinya melahirkan dan mengasuh bayi. Hal itu nantinya termuat di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai manajemen ASN. Saat ini RPP tersebut sedang digodok bersama Komisi II DPR. "Pemerintah akan memberikan hak cuti kepada suami yang istrinya melahirkan atau keguguran. Cuti mendampingi istri yang melahirkan itu menjadi hak ASN pria yang diatur dan djamin oleh negara," ujar Menpan RB Abdullah Azwar Anas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu, 13 Maret 2024. Ia menambahkan bahwa hak cuti itu merupakan aspirasi dari banyak pihak. Saat ini, kata Azwar, pemerintah masih meminta masukan dari sejumlah pemangku kepentingan, termasuk Komisi II DPR. 

Menurutnya, selama ini yang diatur hanya cuti bagi ASN perempuan yang melahirkan. Tetapi, cuti bagi ASN pria yang istrinya  melahirkan belum pernah diatur secara khusus. Hak 'cuti ayah', kata Azwar, sudah jamak diberlakukan di sejumlah perusahaan multinasional dan telah diterapkan di beberapa negara. Lama cuti yang diberikan bervariasi mulai dari 15 hari, 30 hari, 40 hari hingga 60 hari. Tetapi, untuk lama cuti ASN di Indonesia masih terus dibahas di parlemen. "Untuk waktu lama cutinya sedang dibahas bersama pemangku kebijakan terkait," tutur dia lagi. 

Untuk waktu lama cutinya sedang dibahas bersama pemangku kebijakan terkait," tutur dia lagi. 1. Pemberian cuti ayah diharapkan bisa dorong peningkatan kualitas SDM (Sumber: IDN Times, 14/03/24)

Sejatinya kualitas generasi dipengaruhi banyak faktor, yang mengiringi perjalan hidup seorang anak.  Oleh karena itu, pembentukan generasi yang berkualitas membutuhkan supporting sistem yang kuat dan berkualitas sepanjang hidup anak, termasuk ayah berkualitas.  Mirisnya hari ini, ayah juga menjadi korban sistem yang diterapkan sehingga  belum berkualitas. Ada banyak hal mendasar yang berpengaruh terhadap kualitas generasi.

Solusi Islam Mengatasi Kerusakan Generasi
1. Menerapkan sistem berbasis akidah Islam 
2. Negara memberikan akses pendidikan kepada seluruh rakyat secara gratis
3. Menciptakan lingkungan dan masyarakat yang kondusif 
4  Menegakkan sanksi tegas bagi pelaku kejahatan

Dengan dukungan penerapan Islam dalam berbagai sistem kehidupan, akan membentuk generasi  berkepribadian Islam

Wallahu a'lam bishowab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar