Darurat Stunting Disolusi dengan Tablet, Mampukah?


Oleh : Isadiningtyas, SEI. (Pendidik, pemerhati remaja di kota Balikpapan)

Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, terutama pada 1000 hari pertama kelahiran. Kasus stunting di Indonesia sendiri sangat mengkhawatirkan. Sebab WHO melaporkan 7,8 juta dari 23 juta balita Indonesia adalah penderita stunting atau sekitar 35,6 persen. Kondisi ini mengakibatkan WHO menetapkan Indonesia sebagai Negara dengan status gizi buruk.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser menggelar kegiatan rembuk stunting di hotel Kyriad Sadurengas, `Selasa (26/3/2024), dalam rangka optimalisasi sinergitas lintas sektor guna menurunkan angka stunting di daerah.

Dalam sambutannya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat pada Sekretariat Daerah Kabupaten Paser, Romif Erwinadi, mengatakan rembuk stunting merupakan tindaklanjut dari arahan pemerintah pusat untuk menurunkan kasus stunting.

Kepada lurah, kepala desa dan Tim Penggerak PKK, Romif meminta untuk menggalakkan program gerakan Ayo Ke Posyandu melalui inovasi-inovasi untuk meningkatkan partisipasi. Ia pun meminta kepada Camat untuk aktif membantu penurunan stunting di tingkat kecamatan dan desa. Kader pendamping desa, kata Romif, diharap dapat ditingkatkan kapasitasnya.

Peningkatan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri juga menjadi perhatian. Oleh karena itu Romif meminta kepada Disdikbud untuk memastikan pemberian tablet tepat sasaran dan dikonsumsi para pelajar secara serentak dan rutin satu minggu sekali. 

Kasus stunting terus terjadi dan tidak pernah berhenti. Alih-alih menangani akar masalah penyebabnya, pemerintah hanya fokus kepada solusi dan upaya penurunan angka  yg sampai sekarang tidak membuat kasus stunting berhenti bahkan jumlahnya semakin terus bertambah.  Upaya mereka hanya sebatas fokus kepada ketepatan dan disiplin mengonsumsi obat. Pencegahan dengan makanan tambahan (biskuit, bubur, susu), Sementara bagi Kepala DPPKBP3A diminta untuk meningkatkan layanan KB dan edukasi bagi keluarga berisiko stunting, serta mengupayakan audit stunting secara menyeluruh. 

Persoalan stunting yg jumlahnya terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan bonus demografi. sebenarnya adalah bagian dari persoalan yang lebih mendasar, yaitu pemenuhan kebutuhan dasar rakyat. Harusnya inilah yg menjadi fokus utama dan upaya menuntaskannya. Selama ini, negara abai akan pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan bagi rakyat. Akibatnya, banyak rakyat yang kekurangan gizi, termasuk ibu hamil, bayi, dan balita. 

Upaya memenuhi kebutuhan dasar rakyat bukan hanya memastikan barang atau kebutuhan pokok ada di tengah-tengah masyarakat namun harus juga dipikirkan masyarakat memiliki kemampuan untuk memperolehnya salah satunya adalah dengan pengadaan lapangan pekerjaan sehingga setiap kepala keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. Pendistribusian bukan hanya pada perkara barang dan kebutuhan pokok tetapi juga pendistribusian lapangan pekerjaan dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan.

Islam menjamin pemenuhan semua kebutuhan primer tiap orang secara menyeluruh, serta kemungkinan tiap orang untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan tersiernya sesuai kadar kesanggupannya sebagai individu yang hidup dalam sebuah masyarakat yang memiliki gaya hidup tertentu. Dengan demikian, Khilafah sebagai institusi penerap syariat Islam kaffah akan memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan) bagi tiap individu rakyat. Kebutuhan gizi tiap orang akan terpenuhi, termasuk ibu hamil dan balita. Tidak hanya pangan, kebutuhan akan rumah yang sehat, air minum yang layak, sanitasi, edukasi, akses terhadap layanan kesehatan. 






Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar