Imam sebagai Perisai lengkap dengan Islam sebagai Sistem


Oleh : Najwa Aliyya

Lagi-lagi Umat Islam di buat geram oleh tingkah laku manusia-manusia yang membenci islam, hingga melakukan penistaan pada agama Islam.

Pasalnya, baru-baru ini tengah Viral sebuah komunitas ISLAM SESAT di telegram. Yang mana komunitas tersebut beranggotakan 3500 orang. 

Dan sudah sangat jelas, bahwa di dalam grup telegram tersebut banyak sekali konten-konten yang mengandung penistaan pada agama.

Mirisnya, yang melakukan penistaan agama tersebut adalah para remaja yang masih berseragam. Yang seharusnya fokus untuk mencari ilmu, ini justru malah sibuk cari perhatian masyarakat dengan melakukan penistaan.
 
Komunitas ISLAM SESAT memang melakukan penistaan pada semua agama. Namun, yang paling menonjol adalah melecehkan agama Islam.

Penistaan yang dilakukan oleh komunitas tersebut adalah mengata-ngatakan Allah dan Rasulullah dengan bahasa yang tidak sepantasnya diucapkan. 

Parahnya, Al-Quran yang mana kita selalu mengagungkannya, dan memuliakannya, justru mereka dengan sikap angkuhnya dan tanpa adanya rasa bersalah melakukan pelecehan terhadap Al-Quran dengan cara di injak-injak, dimasukkan kedalam closet dan disirami air kencing. Al-Quran yang di letakkan dilantai bersama dengan pakaian dalam pria dan wanita yang tengah melakukan perzinaan.

Miris sekali bukan? Ya, kita tahu bahwa semua ini terjadi sebab Islam tidak dijadikan sebagai aturan kehidupan(Sistem). Kita ketahui bahwa sistem kapitalisme demokrasi yang saat ini diterapkan, melahirkan 4 kebebasan. Yakni, bebas berpendapat, bebas  berkeyakinan, bebas bertingkah laku, dan bebas berkepemilikan.

Dengan masih diterapkannya Sistem rusak saat ini, cukup membuat mereka berani melakukan penistaan tanpa merasa bersalah sama sekali. 

Sebab, Komunitas ISLAM SESAT sendiripun merasa puas dengan apa yang mereka lakukan.

Saat ini, Islam dimata orang-orang digambarkan lemah, tidak beraturan, dan masih banyak lagi kesalahpahaman tentang Islam. Dengan tidak adanya Imam/Khalifah sebagai Perisai, membuat para penista-penista tersebut bebas melecehkan Agama Islam. 

Padahal kita tahu, bahwasannya Islam adalah agama yang mulia, yang siapapun tidak akan berani melakukan penistaan pada Agama mulia tersebut. Sebab,  pemimpin Islam akan langsung meintimidasi orang-orang yang berani menjatuhkan Islam. Dan akan membuat orang tersebut jera dibuatnya.

Seperti dalam Kisah Al-Mu'tashim Billah (793-842 M) membela kehormatan seorang budak Muslimah termasuk diantara kisah yang masyhur pada masa kekhalifahan terdahulu.

Dikisahkan, pada Tahun 837 Masehi, ada seorang budak muslimah yang dilecehkan oleh kaum Romawi. Perempuan ini merupakan keturunan Bani Hasyim. Ketika tengah berbelanja di pasar, budak muslimah ini dilecehkan oleh sekelompok kaum Romawi. Kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya.

Wanita muslimah itu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu'tashim billah dengan kalimat yang legendaris: "Waa Mu'tashimaah!" yang artinya "Di mana engkau wahai Mu'tashim Billah".

Ketika mendengar berita tentang pelecehan tersebut, khalifah Al-mu'tashim seketika langsung menyuruh puluhan ribu pasukannya untuk menyerang kota tersebut.

Dari kisah tersebut, bisa disimpulkan, bahwa satu wanita yang dilecehkan saja langsung mengerahkan puluhan ribu pasukan. Apalagi jika Agama yang Allah turunkan dan Allah muliakan yang di hina? Tentu Islam tidak akan membiarkan itu terjadi.

Namun, kembali lagi. Jika Sistem rusak yang di pakai, maka banyak juga orang-orang yang berani melakukan penistaan. Sebab, toh mereka hanya akan di kecam dan diancam dengan hukuman yang tidak setimpal, tentunya tidak akan membuat mereka merasa takut dengan apa yang mereka perbuat.

Sistem rusak saat ini mewajarkan aksi penistaan yang selalu saja terjadi, karena hal tersebut masuk kedalam bebas berperilaku. Masyarakat bebas melakukan apapun selama tidak menjatuhkan jabatan atau negara.

Pemerintah saat ini pun seolah tak mau ambil pusing, hanya soal penistaan saja. Biarlah mereka bebas melakukan apapun itu. Yang terpenting jabatannya tidak merosot.

Maka dari itu perlu diingatkan kembali, bahwa tidak ada solusi lain yang bisa menuntaskan penistaan agama, kecuali hanya Islam lah sebagai satu-satunya solusi yang hakiki.

Ketika Islam menjadi Sistem bagi seluruh ummah, maka bukan hanya penistaan agama yang tersingkirkan, namun faham-faham buruk yang menyerang masyarakat pun akan ikut terbuang.

Islam juga tidak akan membiarkan Generasi nya berperilaku buruk seperti apa yang di lakukan oleh Komunitas ISLAM SESAT. Islam akan melahirkan generasi-generasi yang bertakwa dan beradab.

Seperti dalam Sabda Rasulullah: “Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Maka dari itu, jika ingin adanya Imam sebagai Junnah, haruslah ada Islam sebagai Sistem yang diterapkan.

Wallahu'alam




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar