Kerusakan Moral Generasi Buah Buruk Sistem Pendidikan


Oleh : Anita S.M (Aktivis Dakwah)

Dalam semalam 3 lokasi perang sarung antara remaja terjadi di Pangkalpinang, Sabtu (16/03/2024).

Lokasi perang sarung pertama terjadi di Jalan Gandaria 2, Kelurahan Kacangpedang, Pangkalpinang. Kemudian lokasi kedua perang sarung terjadi di Kelurahan Bukit Besar, sedangkan yang ketiga terjadi di Jembatan Jerambah Gantung.

Mirisnya pelaku perang sarung tersebut mayoritas dilakukan oleh pelajar SMP hingga SMA.

Total remaja yang diamankan oleh jajaran Polres Pangkalpinang dan Polda Kep. Bangka Belitung sebanyak 22 orang pelaku.

Kasat Reskrim Polresta Pangkalpinang, AKP Riza mengatakan para remaja diamankan pada Sabtu (16/3/2024) lalu di tiga lokasi di antaranya di Kelurahan Bukit Besar, Jalan Gandaria 2 dan Jembatan Jerambah Gantung.

Kasat Reskrim Polresta Pangkalpinang, AKP Riza mengatakan para remaja diamankan pada Sabtu (16/3/2024) lalu di tiga lokasi di antaranya di Kelurahan Bukit Besar, Jalan Gandaria 2 dan Jembatan Jerambah Gantung.

Informasi perang sarung oleh sejumlah remaja ini kita dapatkan dari masyarakat. Setelah itu, kita langsung menerjunkan personel untuk patroli menuju lokasi yang juga dibantu Polsek dan Dit Samapta Polda Bangka Belitung dan menemukan puluhan remaja hendak perang sarung di tiga lokasi itu," ujar AKP Riza, Minggu (17/3/2024). 

Awalnya pukul 20.30 wib, tim gabungan mendapatkan informasi dari masyarakat terkait tawuran perang sarung di Jalan Gandaria 2. (Bangkapos com. Ahad, 17/03/23)

Jika kita lihat Maraknya Pelajar dan anak di bawah umur menjadi pelaku beragam kejahatan mencerminkan rusaknya generasi.  Faktanya kerusakan generasi sudah begitu nyata terpampang seperti, pemerkosaan, bullying, perang sarung dan masih banyak tindakan kriminal lainnya. Di sisi lain menjadi bukti bahwa kurikulum pendidikan gagal mencetak generasi yang berkualitas. Selain itu, lingkungan yang rusak juga berpengaruh dalam membentuk kepribadian generasi, termasuk maraknya tayangan dengan konten kekerasan dan seksual.

Islam memiliki sistem Pendidikan yang kuat karena berasas akidah islam. Dengan metode pengajaran talkiyan fikriyan akan mampu mencetak generasi yang beriman bertakwa 

Dengan dukungan penerapan Islam dalam berbagai sistem kehidupan, akan membentuk generasi  berkepribadian Islam


Negara Sangat Berperan dalam Pendidikan Islam

Pendidikan Islam sangat mementingkan aqidah dalam pendidikan dasar, hingga penekanan dan pembiasaannya melahirkan syaksiyah Islamiyyah. Kepribadian Islam yang melekat pada diri para pelajar karena aqidah Islam tertanam kokoh pada dirinya. Hingga Allah sebagai zat yang mereka percaya yang dapat mengatur kehidupan. Pribadi yang santun dan beradab karena taat pada aturan yaitu syariat Islam. 

Pendidik ataupun pelajar dengan kepribadian Islam yang tertanam kuat tak akan berbuat yang melanggar syariat, mereka percaya bahwa semua perbuatan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Hal inilah yang membuat mereka tak akan melakukan bullying. Dalam pendidikan berdasarkan Islam ditanamkan bahwa semua perbuatan walaupun sebesar biji zarah akan ada hisabnya (perhitungannya).

Negara berperan dalam menjamin hak pendidikan, menyusun kurikulum pendidikan berbasis aqidah Islam, dan menciptakan lingkungan dengan ketakwaan melalui sistem pergaulan Islam. Tidak kalah penting peran orang tua harus memiliki bekal pemahaman Islam secara kaffah agar tidak salah dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Dengan begitu, anak-anak tumbuh dalam suasana kondusif dan tercipta kepribadian Islam yang unik dan khas, hingga tercetak generasi gemilang yang akan mengulang sejarah emas dimana Islam sebagai pemimpin peradaban seperti 13 abad silam. 

Bahkan bukan tidak mungkin lebih dari dua pertiga dunia akan dikuasai oleh generasi penerus karena sesuai bisyarah Rasulullah dan semoga pertolongan Allah disegerakan. Sudah seharusnya umat Islam bagai satu tubuh, tidak tercerai berai, tidak terombang ambing bagai buih di lautan. Semua dapat terwujud jika generasi penerus memahami Islam secara kaffah. Wallahua’lam bishawab



Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar