Kisah Kang Mus yang Kembali Terjerumus


Oleh: Imas Royani, S.Pd.

Siapa yang tidak kenal Kang Mus? Orang kepercayaan Kang Bahar yang kemudian menggantikan posisinya setelah beliau wafat. Berkat kepemimpinannya, preman-preman kembali ke jalan yang benar dan berbisnis dengan cara halal. Sebagian beliau rekrut menjadi pekerja di Pabrik Kicimpring miliknya. Berkat kepemimpinannya pula, segala bentuk kejahatan dapat dibersihkan. Terminal, pasar, parkiran, semua aman dan nyaman. Bahkan di dunia nyata, tidak dipungkiri sosok Kang Mus menjadi inspirasi banyak preman yang mengikuti jejaknya menjadi preman pensiun dan meninggalkan dunia hitam dengan segala aktivitas kelamnya. 

Sayang, saat ini banyak fans yang kecewa karena ternyata Kang Mus yang pensiun hanya terjadi dalam sinetron yang tayang saat Ramadhan di salah satu stasiun televisi swasta. Karena pada kenyataannya tidaklah demikian. Bahkan saat ini sang idola mengalami depresi setelah tertangkap dalam kasus penyalahgunaan narkotika.

Dalam konferensi pers, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M. Syahduddi mengatakan, Epy Kusnandar (EK), pemeran Kang Mus dalam sinetron "Preman Pensiun" mengisap ganja di atas pohon di kawasan Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, pada waktu subuh. Ganja itu EK dapatkan dari Yogi Gamblez (YG), pemeran AKP Jaka dalam fim "Serigala Terakhir 2", pada 20 Maret 2024. EK tidak menghabiskan satu linting ganja tersebut. Sisa ganja itu EK taruh di dalam toples. Beberapa waktu kemudian, ganja tersebut dikonsumsi kembali. EK kerap meminta ganja dari YG lantaran keduanya merupakan rekan bisnis. Bisnis tersebut dijalankan EK dan YG di Apartemen Kalibata City. Berhubung YG berteman dengan EK, YG memberikan satu linting ganja kepada EK. 

Adapun EK dan YG ditangkap di Apartemen Kalibata City pada Jumat (10/05/2024). Keduanya ditetapkan sebagai tersangka kasus penyalahgunaan narkotika jenis sabu, Jumat (17/05/2024). Menurut hasil tes urine, keduanya positif mengandung THC (tetrahidrokanabinol) atau zat aktif yang terkandung dalam ganja.

Dalam konferensi pers tersebut, EK tidak dihadirkan karena sedang tidak dalam kondisi sehat. Hanya YG yang dihadirkan lantaran dalam kondisi sehat. Oleh karena diduga mengalami depresi, EK mendapat perawatan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Fatmawati, Jakarta Selatan, sejak Kamis (16/05/2024).

"Yang bersangkutan mengalami kondisi depresi dengan indikator tekanan darah 230 per 91. Atas dasar pertimbangan kemanusiaan, maka saudara EK kami putuskan untuk tetap dirawat di RSKO Jakarta," ucap Syahduddi. (Kompas online, 19/05/2024).

Kalau saja Kang Mus dan AKP Jaka ketika berbisnis sambil mendengarkan dan menghayati lagu Wali yang berjudul "tomat (tobat maksiat) tentu tidak akan berakhir di pusat rehabilitasi atau penjara. Andaikan EK dan YG memainkan peran di dunia nyata seperti dalam sinetron atau film yang mereka bintangi, tentu tidak akan depresi dan menyesali diri. 

Dunia memang panggung sandiwara, dimana ceritanya mudah berubah. Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan? Setelah diberi sekian banyak kenikmatan dunia, kekayaan, ketenaran, ketenangan, malah lalai dan mencari masalah yang membuat lelah berujung depresi. 

Sudah banyak contoh kasus yang menimpa artis dan orang-orang populer lainnya, tapi tidak dijadikan cerminan dalam kehidupan, yang ada malah menunggu giliran dan ikut-ikutan. Hal itu menunjukkan bahwa ketenaran dan kekayaan tidaklah menjamin kebahagiaan dan ketenangan apalagi dibarengi dengan lemahnya iman. Hati, pikiran, dan perasaan menjadi labil, tidak tahu lagi arah dan tujuan hidup. 

Padahal hal itu telah nyata dijelaskan dalam Al-Quran, bahwa tidaklah Allah SWT. menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Nya. Dari sini saja seharusnya dapat menjadi pegangan hidup. Dan jika itu dijadikan pedoman hidup, tidak akan ada waktu yang terbuang sia-sia, karena faham betul makna dari surat Al-Ashr. "Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." Juga senantiasa berhati-hati dalam bertindak, karena memahami makna surat Al-Baqarah ayat 123, "Dan takutlah kamu pada hari (ketika) tidak seorang pun dapat menggantikan (membela) orang lain sedikit pun, tebusan tidak diterima, bantuan tidak berguna baginya, dan mereka tidak akan ditolong."

Hanya saja sistem yang dipakai saat ini begitu menyedot tenaga dan menguras waktu sehingga terbuai oleh angan-angan kosong dan kesia-siaan. Sistem sekuler kapitalisme telah nyata membuat manusia lupa pada penciptanya. Lupa bahwa dia hanya sekedar hamba. Tidak heran jika manusia-manusia yang terlahir senantiasa gegabah dalam bertindak. Asalkan senang meski itu sesaat. Tanpa sempat berpikir apakah perbuatan tersebut dicintai Allah atau tidak. Apakah perbuatan tersebut mengundang ridha-Nya atau malah murka-Nya. 

Berbeda dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam, manusia dibina berdasarkan halal dan haram. Semua perbuatan dilakukan semata-mata sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT. Dalam memilih pekerjaan dipastikan adalah pekerjaan halal. Jika saja pekerjaan menjadi artis akan melanggar hukum syara, maka itu dihindarkan. 

Begitupun dalam pergaulan. Circle pertemanan tercipta dalam keimanan. Islam menganjurkan agar manusia senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan, salah satunya dengan beramal ma'ruf nahi munkar. Sebagai teman atau sahabat tidak akan membiarkan sahabatnya terjerumus ke dalam dosa sebagaimana dia tidak ingin masuk ke dalamnya. Bukannya ikut-ikutan berbuat dosa dengan alasan kekompakan. 

Islam pun menjadikan semua harta kekayaan penuh dengan keberkahan karena didapat dengan cara halal dan dibelanjakannya pun dengan cara halal pula. Kalaulah telah merasa bingung hendak diapakan rejeki yang ada pada dirinya, tentu akan disedekahkan dan itu menjadi tabungannya kelak di akhirat. Semua hartanya dimanfaatkan untuk menegakkan agamanya sebagaimana yang selalu dilakukan oleh Rasulullah Saw. dan para sabahat. Itulah perniagaan dengan Allah SWT. Dan perniagaan seperti itu tidak akan pernah rugi, karena Allah SWT. akan melipatgandakan sedekah. 

Dengan begitu hati menjadi tenang dan tentram, tidak akan mengalami depresi. Keluarga dan masyarakat terkondisikan sehingga kebahagiaan mudah didapat. Dan hal demikian ditopang oleh hadirnya negara yang menerapkan sistem Islam. Negara berperan sebagai pengurus dan penanggungjawab terhadap rakyatnya. Negara tidak akan membiarkan peredaran narkotika masuk ke dalam wilayahnya. Dengan kekuatannya pula, negara akan mengerahkan tentaranya untuk menumpas tuntas kedzaliman melalui penaklukan dan pembebasan agar Islam benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh alam. 

Semua itu perlu perjuangan dan aksi nyata agar suasana yang kita idamkan segera terwujud. Agar negara yang kita cita-citakan dapat segera tegak. Mari bersama-sama kita selamatkan masyarakat dan bangsa ini agar tidak ada yang depresi lagi, agar tidak ada narkotika lagi, agar preman-preman benar-benar pensiun. Caranya dengan mengkaji Islam dan bergabung dengan circle Islam ideologis. 

Wallahu'alam bishshawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar