Oleh : Ulianafia / Ummu Taqiyuddin (Pemerhati Politik)
Hari Pendidikan Nasional terjadi pada tanggal 2 Mei kemarin. Dimana Kurikulum Merdeka telah disahkan menjadi Kurikulum Nasional. Penetapan ini mengacu Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Peraturan menteri ini diluncurkan di Jakarta pada Rabu (27/3/2024) dalam acara bertajuk Kurikulum Merdeka untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Kalangan pengamat pendidikan dan berbagai elemen masyarakat peduli pendidikan mengkritik peresmian Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional.
Mereka menyebut kebijakan ini sebagai pemaksaan. Landasan argumentasinya adalah Kurikulum Merdeka belum dilengkapi naskah akademik yang menjelaskan filosofi pendidikan dan kerangka konseptual yang jelas. Tanpa naskah akademik sulit untuk memahami dasar pemikiran Kurikulum Merdeka (Solopos,2/4/2024).
Lebih jauh dari itu kurikulum ini dinilai belum jelas akan tujuan dari pendidikan. Yang sangat kentara bahwa pendidikan digiring untuk memenuhi dunia kerja semata. Bukan pada pembentukan akhlak dan moral untuk melahirkannya pemimpin-pemimpin bangsa.
Tentu ini adalah arah pendidikan yang mundur. Sebab, pendidikan merupakan bagian penting dalam menyangga kehidupan bangsa termasuk menyiapkan generasi penerusnya. Jika generasi dalam menuntut ilmu hanya digiring untuk mendapatkan materi semata, maka sudah jelas akan kerusakan dan kebodohan yang akan dilahirkan dari sistem pendidikan seperti ini.
Sebagaimana negeri ini telah berganti kurikulum belasan kali, namun faktanya yang ada belum bisa memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Justru yang ada kondisi remaja dan anak didik semakin bertambah tingkat kerusakan dan kebodohan dari tahun ke tahun, bahkan kejahatan dan kerusakan ini telah masuk kedunia anak-anak dan balita. Baik dari pergaulan bebas, tawuran, narkotika, pornografi ataupun pornoaksi, bullying sampai pembunuhan.
Tentu ini tidak terlepas dari buah sistem pendidikan sekuler yang diterapkan lebih seabad lamanya ini. Dimana agama tidak diberikan ruang untuk membentuk generasi. Yang ada agama hanya ditempatkan pada urusan pribadi dan bahkan sering tertuduh sebagai ajaran yang membentuk gerakan kejahatan. Yang akhirnya agama benar-benar tidak dikenal, atau bahkan ditakuti dan direndahkan oleh generasi hari ini.
Akhirnya generasi tumbuh dengan tanpa pondasi aqidah yang benar apalagi pondasi yang kuat. Jiwa-jiwa mereka kosong dan bahkan kering, tanpa ada ajaran akan kejujuran, pengorbanan, kesabaran dan ketaatan pada sang pembuat aturan. Justru yang ada adalah kebebasan dalam mewujudkan keinginannya untuk meraih kenikmatan dan kesenangan materi belaka. Yang menjadikan wajar seorang anak bisa membunuh orang tua atau teman atau guru atau bahkan membunuh dirinya sendiri dengan tujuan memperoleh kepuasan dan kesenangan diri semata.
Hal ini seperti lingkaran setan yang tidak akan bisa dihentikan tanpa merubah sistem itu sendiri. Yang Tentu sistem ini tidak hanya sistem dalam lingkungan pendidikan saja tapi semua lingkungan yang berperan dalam membentuk generasi, seperti halnya tempat dimana generasi tumbuh, yaitu keluarga dan masyarakat. Yang semua terkontrol oleh penguasa atau para pemimpin sebuah bangsa.
Contoh kecilnya penguasa hadir dalam menjaga generasi dari tontonan yang merusak dengan berbagai kebijakan yang dibuatnya. Baik dengan menghilangkan berbagai tontonan yang merusak serta menutup jalan dari masuknya berbagai budaya yang merusak dan obat-obatan terlarang. Dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh penguasa atau negara bukan sekolah atau bahkan orang tua.
Namun, lagi-lagi negara dengan sistem kapitalisme yang berasas sekuler nampak lepas tangan dari semua ini. Yang ada semua diserahkan kepada sekolah bahkan dikembalikan kepada orang tua dalam menjaga generasi ini. Yang akhirnya terjadi tumpang tindih pada kewajiban khususnya dalam menyiapkan dan mencetak generasi bangsa.
Berkaca pada Sistem Pendidikan Islam
Islam tentu memiliki sistem pendidikan yang telah teruji dan terakui kemuktahirannya, baik dari segi kurikulum dan tujuan pendidikan, isi yang diajarkan, generasi yang dilahirkan, serta lamanya waktu kegemilangannya.
Segi kurikulum dan tujuan pendidikan, ialah mencetak generasi yang bertakwa. Ini adalah poin pertama dari tujuan yang akan diraih. Sebab, dengan ketakwaan manusia akan mampu mengenali diri sendiri, tujuan hidup, dan penciptanya. Dan inilah yang menjadikan manusia bisa berada diposisi termulia dari makhluk ciptaan yang lainnya. Sebab, darinya akan lahir sikap qanaah(menerima), sabar, jujur, amanah, kasih sayang, ketaatan dan tentu jiwa-jiwa penjuang sebagai modal untuk memimpin. Sebagimana tujuan diciptakan manusia selain untuk beribadah juga sebagai Khalifah diatas muka bumi.
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (Surat Al-Baqarah Ayat 30).
Tujuan selanjutnya, tentu adalah untuk membangun peradaban. Dengan berbagai ilmu yang ada dan pengembangannya, baik dalam bidang perindustrian, kesehatan, pertanian, kemiliteran, teknologi dan sebagiannya. Sebab, hal ini membutuhkan manusia-manusia yang ahli dibidangnya. Maka negara akan hadir sebagai periayaah, sebagimana Islam mewajibkan. Seperti, memberikan pendidikan yang murah dan gratis, pengobatan yang gratis, serta menjamin keamanan, sandang, pangan dan papan bagi setiap rakyatnya.
Selanjutnya, dari segi isi pengajaran. Tentu Islam akan terbuka dengan berbagai ilmu dan pengetahuan darimanapun, namun tetap disandarkan pada Syara'. Dimana ilmu aqidah adalah ilmu yang wajib dan utama harus diajarkan. Selebihnya terkait ilmu bahasa, kedokteran dan lainnya pun bebas diajarkan. Disamping negara menutup semua ilmu dan budaya yang menyalahi aqidah dan merusak generasi, seperti pergaulan bebas dan berbagai tontonan-tontonan yang merusak, serta memberikan sanksi yang menjerakan bagi pelaku kejahatan.
Begitupun dengan generasi-generasi yang dilahirkan dari sistem ini, merupakan generasi-generasi yang hebat sepanjang zaman. Seperti, generasi para sahabat, thabi'in, tabi'ut thabi'in hingga generasi masa Bani Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah. Yeng membawa peradaban yang gemilang lebih dari 14 abad lamanya. Hingga dunia Islam menjadi tujuan dunia dalam berbagi ilmu, budaya dan bahkan tentaranya sangat ditakuti serta kepemimpinannya sangat disegani oleh dunia pada masa itu dan bahkan hingga sekarang bagi orang-orang yang beriman ataupun yang masih jujur.
Wallahu'alam.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar