Pengangguran Meningkat, Rakyat Melarat


Oleh: Yuni Indawati

Badan Pusat Statistik memaparkan data jumlah pengangguran di Kabupaten Karangasem. Dari 330 ribu angkatan kerja, tercatat 8.600 orang menganggur. Pengangguran di Karangasem ini didominasi warga yang lulus SMA bahkan bergelar sarjana. Ketersediaan lapangan kerja sudah sangat minim, upah kerja yang tak sebanding, dan sejumlah alasan lainnya yang membuat mereka lebih memilih menganggur terlebih dulu. Pengangguran masih menjadi problem yang tak terselesaikan apabila makin banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan ini, sehingga akan ada mega problem pengangguran di negeri ini.

Bertambahnya pengangguran akibat penerapan kebijakan baru, semakin membuktikan hilangnya peran negara dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya. Penguasa yang seharusnya berperan sebagai pengurus rakyat, malah memberi karpet merah pada perusahaan-perusahaan, untuk menguasai segala aset yang bisa dijadikan bisnis di negri ini.

Alhasil negara tampak hanya bertindak sebagai regulator sekaligus wasit antara perusahaan dan rakyat. Jika rakyat butuh pekerjaan, negara akan menghubungkan ke perusahaan yang ada. Namun jika perusahaan tidak membutuhkan pekerja, negara tidak berbuat apa-apa, kecuali membiarkan rakyat mencari pekerjaan secara mandiri.

Memang benar, ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi pengangguran, seperti membuka pelatihan-pelatihan kerja dan keterampilan, hingga memberikan pinjaman modal, namun semua upaya itu dinilai tidak mampu menjadi jalan keluar atas permasalahan pengangguran di negeri ini. Pasalnya, solusi-solusi tersebut tidak menjamin ketersediaan lapangan kerja dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Inilah efek dari sistem kapitalisme di negri ini. Peran negara dalam sistem ini tidak lebih dari sekadar menjaga agar mekanisme pasar berjalan tanpa hambatan. Negara hanya berfungsi untuk melayani para kapitalis pasar.

Padahal seharusnya, negara punya peran untuk mengurus urusan kemasyalahatan rakyat. Sistem kapitalisme juga telah menjadikan segala bentuk pengembangan teknologi, seperti hanya berputar pada tujuan untuk menghasilkan inovasi-inovasi produk dan mendapatkan keuntungan materi yang lebih besar.

Sistem ini hanya memandang teknologi sumber daya alam bahkan sumber daya manusia sebagai faktor-faktor produksi demi memenuhi nafsu-nafsu rakus para kapitalis atau pemilik modal.

Oleh karena itu tidak ada jalan lain untuk memperbaiki kondisi masyarakat hari ini, kecuali dengan membuang sistem kapitalisme yang menjadi penyebab utama kesengsaraan manusia. Masyarakat harus beralih pada sistem yang menjamin keberkahan kehidupan bagi mereka dalam segala aspek. Sistem tersebut adalah sistem Islam yang berasal dari pencipta manusia Allah. Islam adalah sebuah ideologi yang memiliki pengaturan lengkap yang lahir dari akidah Islam.

Wallahua'lam bish showab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar