Dengan Solusi Hakiki Akhiri Penjajahan di Palestina


Oleh : Ai Sopiah 

Gelombang demo besar-besaran terus meluas. Para akademisi turun ke jalan menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina. Mulai dari Amerika Serikat, Eropa, hingga ke Asia.

Seluruh mahasiswa unjuk rasa menuntut pemerintah dunia mengambil tindakan tegas agar Israel berhenti melancarkan operasi militernya di Gaza. Mereka terus menyerukan gerakan agar perguruan tinggi melakukan divestasi dari perusahaan yang mendukung Israel.

Mereka meyakini perusahaan-perusahaan itu mendukung dan mendanai serangan Tel Aviv di Gaza. Berikut beberapa aksi unjuk rasa bela Palestina digelar di seluruh dunia dikutip CNN International.

1. Amerika Serikat (AS)
AS terus menghadapi gelombang unjuk rasa mahasiswa pro-Palestina. Jumlah mahasiswa yang ditangkap kini telah mencapai sekitar 2.000 orang. Laporan Associated Press (AP) menyebut penangkapan telah terjadi di 35 kampus sejak protes dimulai di Universitas Columbia pada 17 April lalu. Diketahui, kampus itu terus menjadi sorotan unjuk rasa setelah sebagian siswa berhasil menduduki sebuah gedung di perguruan tinggi itu.

2. Australia
Selama beberapa minggu terakhir, kamp protes pro-Palestina telah muncul di setidaknya tujuh universitas di seluruh Australia. Universitas Queensland (UQ) di Brisbane telah menjadi tempat berkumpulnya kamp-kamp yang dihuni oleh para anggota Students for Palestine UQ. Mereka didirikan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang dikepung Israel di Gaza. Selain di UQ, protes juga terjadi di wilayah Sydney. Di Universitas Sydney, sekitar 50 tenda berjejer di area segi empat tempat 100 pengunjuk rasa tidur setiap malam.

6. Kanada
Serupa dengan AS yang merupakan tetangganya, protes terhadap perang Israel di Gaza telah melanda kampus-kampus di Kanada. Di Universitas McGill di pusat kota Montreal, mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina mendirikan perkemahan di halaman depan. Mereka menuntut divestasi perguruan tinggi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel.

Universitas telah berusaha untuk membubarkan para pengunjuk rasa, dengan mengatakan bahwa mereka telah meminta bantuan polisi setelah dialog dengan perwakilan mahasiswa gagal mencapai resolusi. Pada tanggal 2 Mei, hakim Pengadilan Tinggi Quebec menolak permintaan perintah yang akan memaksa para pengunjuk rasa pro-Palestina untuk meninggalkan perkemahan mereka. (CNBC Indonesia 11/5/2024).

Beberapa hari terakhir, “All Eyes on Rafah” menggema di dunia maya. Seruan tersebut bermula dari agresi militer Zion*s yang membabi buta secara habis-habisan melakukan serangan udara pada Ahad (26/5/2024), mengakibatkan kebakaran 14 tenda pengungsi di distrik Tel Al-Sultan, Kota Rafah. Akibat serangan tersebut, 45 orang tewas dan 249 lainnya terluka. Dua hari setelahnya, mereka menembaki kamp pengungsi Al Mawasi, di sebelah barat Rafah, menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk 12 perempuan.

Meski dunia menghujat, mengecam, mengutuk, dan menuntut agar entitas  penjajah Yahudi diseret ke pengadilan internasional tertinggi, mereka bergeming dan tetap bebal. Bahkan, mereka kembali melancarkan serangan pada Kamis (30/5/2024) yang menewaskan 12 orang. 

Tidak ada kata yang bisa mewakili dalam menggambarkan kebiadaban dan kebengisan Zion*s sejak 7 Oktober 2023. Sudah lebih dari delapan bulan Gaza dibombardir, 36.171 warga Palestina tewas dan 81.420 lainnya terluka. 

Rafah, kota yang diklaim sebagai zona paling aman dari serangan militer Zion*s, nyatanya diserang juga. Tidak puas membombadir Gaza di wilayah utara, entitas Yahudi mulai menyasar jalur Gaza paling Selatan, yakni Kota Rafah yang menjadi persinggahan terakhir warga Gaza untuk mengungsi. Tidak ada lagi tempat aman bagi warga Palestina, termasuk anak-anak dan kaum perempuannya. Gaza menjadi kota mati, merata dengan tanah dan reruntuhan bangunan. 

Inilah target Zion*s yang sesungguhnya. Di hadapan dunia, mereka selalu memberi alasan serangan yang dilakukan adalah untuk menghancurkan Ham*s. Nyatanya, target mereka adalah membumihanguskan seluruh wilayah Gaza agar mudah menguasainya dengan menyerang warga sipil dan anak-anak.

Duka Palestina adalah duka kita semua. Buka mata buka hati dan pikiran kita bahwa kejahatan entitas Yahudi yang sudah melebihi perilaku sebagai manusia. Bagi seorang muslim, berpihak pada Palestina adalah kewajiban dan tuntutan akidah Islam. Panggilan akidah ini harus menjadi pendorong bagi setiap muslim untuk menyuarakan dan membela Palestina.

Ada sisi positif yang harus kita jadikan peluang dalam membentuk kesadaran Islam dari gelombang pembelaan untuk Palestina.

Pertama, isu Palestina adalah masalah global yang dapat menyatukan pemikiran dan perasaaan umat Islam, kecuali bagi mereka yang iman dan rasa kemanusiaannya sudah mati. Bersatunya umat dalam persatuan akidah Islam adalah kunci bangkitnya peradaban dan kejayaan Islam. Kebangkitan dan kesadaran umat akan pentingnya seorang khalifah yang satu bagi umat Islam sedunia.

Kedua, 75 tahun penjajahan entitas Yahudi atas Palestina adalah bukti bahwa sekat negara bangsa adalah penghalang terbesar bagi penguasa negeri-negeri muslim mengirimkan tentara militernya memerangi entitas Yahudi. Nasionalisme jugalah yang membuat negara Khilafah Utsmaniah mudah dirongrong dan terpecah-belah menjadi lebih dari 50 negeri muslim. 

Keruntuhan Khilafah menjadi awal mula malapetaka Palestina. Migrasi besar-besaran bangsa Yahudi dari Eropa, pengusiran, pencaplokan, hingga penjajahan tanah Palestina oleh entitas Yahudi, terjadi tanpa henti. Fakta inilah yang harus disampaikan di tengah umat agar mereka mengingat sejarah Palestina hidup damai ketika Khilafah ada dan keterpurukan melanda saat Khilafah tidak lagi menjadi perisai mereka. Kaum muslim harus memahami bahwa tanpa Khilafah, Palestina akan tetap terjajah sebab pokok persoalan utama Palestina adalah berdirinya entitas Yahudi di tanah Palestina.

Ketiga, satu-satunya solusi hakiki bagi Palestina adalah tegaknya Khilafah dan hadirnya seorang khalifah yang akan mengusir dan memerangi Yahudi. Umat tidak perlu berharap pada resolusi PBB karena puluhan resolusi itu faktanya tidak berguna jika AS dan sekutunya menggunakan hak vetonya dalam menganulir kemerdekaan Palestina. 

Solusi bagi Palestina bukan pula dengan solusi dua negara (two-state solution) sebab itu berarti mengakui berdirinya “Negara” Zion*s di tanah kaum muslim. Sama halnya mengkhianati perjuangan Rasulullah, para sahabat, dan para syuhada yang telah membebaskan Al-Aqsha dengan nyawa dan darah mereka. Sebagai pemilik sah tanah Palestina, kaum muslim seharusnya tidak menjadikan solusi dua negara yang digagas Barat sebagai solusi Palestina.

Oleh karena itu, seruan membela Palestina tidak boleh berhenti hanya pada aspek bantuan kemanusiaan, semisal obat-obatan, makanan, pakaian, membangun rumah sakit, berdonasi, dan sebagainya. Yang lebih urgen, Khilafah adalah solusi tunggal bagi Palestina. Dengan Khilafah, sekat-sekat negara bangsa akan tercerai, persatuan kaum muslim akan terwujud dan penjajah Yahudi akan mudah diperangi dengan jihad fi sabilillah.

Upaya untuk membangun kesadaran umat bahwa Khilafah adalah solusi hakiki bagi Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya harus terus dilakukan melalui dakwah. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara.

Pertama, pembinaan secara intensif individu maupun jemaah, yakni mengkaji pemikiran Islam dan pentingnya Islam sebagai jalan hidup bagi seorang muslim. Islam bukan hanya agama ritual, tetapi juga sistem hidup yang mengatur kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara. 

Berislam harus menyeluruh tanpa memilah-milah yang mudah untuk dilakukannya saja . Allah SWT berfirman,
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَاۤفَّةًۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗاِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah: 208).

Kedua, membongkar makar dan propaganda penjajah dan musuh Islam agar umat memiliki kewaspadaan dan tidak mudah terperdaya oleh narasi yang mereka kampanyekan. Hal ini bisa kita lakukan dengan meluaskan pemikiran dan opini Islam melalui tulisan, media sosial yang ada, berinteraksi dengan masyarakat secara langsung, dan berbagai konten dakwah yang dapat mengaktifkan kesadaran umat betapa pentingnya sistem Islam diterapkan dalam aspek kehidupan kita.

Ketiga, berdakwah amar makruf nahi mungkar tanpa kekerasan dan cara yang baik. Saat ini, pemikiran yang mendominasi dalam kehidupan umat ialah sekularisme. Upaya untuk membentuk kesadaran dan mengkristalisasi akidah Islam dalam diri individu muslim adalah dengan mengajak berpikir menyeluruh bahwa Islam adalah ideologi yang memiliki pandangan khas tentang alam, manusia, dan kehidupan, juga yang mampu menyelesaikan seluruh problem kehidupan dengan jelas.

Dengan upaya ini, umat akan memiliki kesadaran sahih dan pemikiran jernih bahwa solusi bagi masalah Palestina bukan sebatas bantuan kemanusiaan maupun sosial. Akan tetapi, solusi hakiki Palestina adalah upaya pembebasan yang membutuhkan kesadaran pemikiran, perasaan, serta sistem dan negara yang akan melindunginya dari penjajahan Yahudi dan musuh Islam. 

Hal ini juga berlaku bagi negeri-negeri muslim yang politik dan ekonominya masih terjajah oleh ideologi sekuler kapitalisme. Bersatunya pemikiran dan perasaan umat akan mewujudkan persatuan dan kesatuan umat dalam satu kepemimpinan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiah. Sejatinya untuk mencapai kesatuan tersebut mari kita bersama-sama mengkaji Islam secara kaffah.

Wallahua'lam bishshawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar