Oleh : Venny Swandayani (Aktivis Dakwah)
Kejam dan biadab! Itulah sebutan yang tepat disematkan pada negara zionis Yahudi. Entitas Yahudi ini terus melancarkan serangan bertubi-tubi dan membabi buta terhadap warga Gaza. Beberapa hari lalu militer zionis meluaskan wilayah serangan mereka hingga ke Raffah, yang merupakan penampungan terakhir untuk 1,5 juta warga Gaza. Hal tersebut menjadi kecemasan terbesar yang dirasakan warga Gaza maupun kaum muslim di Raffah.
Militer zionis pun memblokade bantuan manusia seperti obat-obatan, sandang maupun pangan dan menyerang berbagai suplai logistik untuk para korban. Strategi licik yang dilakukan milter zionis, seperti membunuh warga sipil dengan sengaja, serta membiarkan warga gaza kelaparan dan kekurangan fasilitas medis. Sehingga menyebabkan warga gaza meninggal karena kekurangan gizi, dan dehidrasi akibat blokade zionis israel. Hingga pekan ini yang tercatat korban tewas kurang lebih 35 ribu korban jiwa yang diantaranya perempuan dan anak-anak.
Aksi brutal yang dipertontonkan militer zionis terhadap warga gaza, membuat mereka sangat dibenci oleh berbagai negara dan mengundang berbagai reaksi dari warga dunia. Tagar All Eyes On Rafah beberapa hari lalu sempat menjadi trending topic di platform sosial media X. Banyak pengguna X yang mengirimkan tulisan keperihatinan atas kondisi Rafah dan mengecam tindakan biadab ini.
Banyak negara yang berbondong-bondong berdemonstrasi dengan melakukan serangkaian protes mengutuk tindakan kejahatan zionis. Amerika misalnya, mereka menyuarakan dengan hashtag "free Palestine" serta mengkritik pemerintah mereka sendiri yang faktanya justru terus memberikan bantuan, baik berupa persenjataan bahkan bom ledakan yang digunkan zionis israel setiap harinya untuk memusnahkan warga gaza.
Fenomena ini menunjukkan kebencian warga dunia terhadap negara penjajah Israel semakin meluas. Semua warga penduduk dunia sudah merasa muak dengan apa yang dilakukan oleh tentara militer zionis. Ternyata, tindakan yang mereka lakukan pada warga palestina lebih kejam dan brutal dibandingkan dengan peristiwa genosida Nazi Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler.
Sebenernya negara zionis yahudi bukanlah negara besar maupun negara adidaya, seperti yang dimitoskan oleh barat dan pempimpin Arab. Mengapa demikian? Pertama, militer yahudi pernah mengalami kekalahan fisik sejak 7 Oktober tahun lalu sejumlah prajurit Yahudi yang tewas dan terluka hingga tahun ini mencapai 3,600 personil. Dilaporkan juga ada 2,000 anggota pasukan mengalami gangguan jiwa. dan tingginya angka bunuh diri akibat perang. Kedua, Ekonomi negara zionis juga terancam resesi akibat perang. Bank Sentral Israel mengungkapkan kerugian akibat serangan tersebut diperkirakan mencapai sekitar US$67 miliar atau Rp 1.061 triliun. Ketiga, Kondisi pemerintahan zionis di bawah PM (Perdana Menteri) Benyamin Netanyahu mengalami krisis akibat perang. Ribuan warga berdemo agar Netanyahu mundur dari jabatannya. Karena, dianggap gagal dalam menjaga keamanan negri dan berdampak akan krisis ekonomi yang parah.
Selain genosida yang dialamatkan pada penduduk palestina, justru kezaliman terbesar bagi umat Islam adalah ketika para pemimpin negeri-negeri muslim tidak menghentikan serangan tersebut. Terutama para pemimpin Arab dan Mesir, mirisnya penguasa Mesir menutup rapat-rapat perbatasan dan meninggikan tembok penghalang di perbatasan. Tujuanya, agar warga Gaza tidak dapat melihat dan meminta pertolongan. Pemimpin Arab pun memfasilitasi pasukan dan persenjataan dari AS yang akan di gunakan untuk membunuh warga palestina.
Para pemimpin macam inilah yang telah mengkhianati umat dan melupakan firman Allah Swt: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian menjadikan orang-orang yang ada di luar kalangan kalian (seagama) sebagai teman kepercayaan kalian. Mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kalian. Mereka pun mengharapkan kehancuran kalian. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, sementara apa yang tersembunyi di hati mereka adalah lebih jahat lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepada kalian ayat-ayat (Kami) jika saja kalian berpikir". (TQS Ali Imran [3]: 118)
Pemimpin negeri saat ini sudah sangat jauh dari bentuk rasa kemanusian nya, karena tidak adanya pemimpin Islam yaitu khalifah, menyebabkan berbagai macam problematika dan kekacauan itu terjadi. Pada saat Islam belum runtuh Palestina hidup damai. Maka segala bentuk persoalan yang melanda saat ini, akibat hukum syariat tidak diterapkan melalui institusi bernama Daulah Islam sebagai perisai umat. Akibatnya Palestina terus terjajah sebab entitas yahudi menduduki dan merampas tanah kharajiyah (tanah yang dikuasai kaum muslim melalui peperangan) milik kaum muslim ini.
Oleh sebab itu, apakah kebiadaban dan kekejaman militer zionis pantas untuk kita bela? sungguh orang-orang yang kehilangan akalah yang terus membenarkan tindakan zionis terhadap warga Gaza yang merupakan saudara seakidah kita. Saatnya umat muslim terus menyuarakan aksi genosida militer zionis terhadap rakyat Palestina dengan cara mendakwahkan kepada umat muslim agar umat muslim memiliki satu visi-misi yang sama dalam segala aspek kehidupan terutama untuk membebaskan warga Gaza dari entitas Yahudi dan militer zionis.
Wallahu a'lam bissawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar