Pengangguran Meningkat, Potret Pilu Kehidupan Ala Kapitalisme


Oleh : Lia Ummu Thoriq (Aktivis Muslimah Peduli Generasi)

Pengangguran masih menjadi momok di negeri ini. 7,2 juta jiwa penduduk Indonesia menjadi pengganguran (Kompas, 06/05/2024). Pengangguran tertinggi di Jawa Barat diduduki oleh Bekasi. Pejabat di Bekasi tidak mampu menyelesaikan persoalan pembayaran gaji atau honor ratusan pegawai harian lepas (PLH) Kali Asem Bantar Gebang Bekasi. (Rakyat Bekasi, Rabu 24/04/2024)

Ribuan warga yang tergabung dalam Persatuan Masyarakat Utara Kabupaten Bekasi mengancam unjuk rasa besar-besaran karena dipecatnya puluhan warga yang mengais rezeki di pasar Induk Cibitung oleh pihak PT Citra Prasasti Konsorindo (Radar Bekasi, 26/04/2024)

Miris kondisi ini terjadi di negeri yang subur makmur namun tingkat pengangguran sangat tinggi. Lantas pertanyaannya apa yang menjadi penyebab pengangguran??

1.Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK adalah langkah potong kompas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan agar tetap hidup ditengah ekonomi yang tidak menentu. Daya beli masyarakat yang rendah membuat sebuah perusahaan merugi sehingga harus merumahkan sebagian dari pegawainya. Hal ini sebagaimana yang dialami oleh Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta tutup karena tidak mampu melanjutkan produksi. Imbasnya 275 kena PHK (Detik Jabar, Senin 06/05/2024). 

Tidak hanya di Indonesia namun badai PHK terjadi di belahan dunia. Ribuan pekerja di Argentina kena PHK sebagai bagian dari tindakan perampingan Ekonomi (Detik Finance, Rabu 03/04/2024). AS awal tahun 2024 terjadi gelombang PHK yang terus menerus (CNBC Indonesia, Jum'at 08/03/2024)

2.Jumlah lapangan pekerjaan yang sempit.
Sempitnya lapangan pekerjaan menyumbang angka pengangguran di negeri ini. Jumlah pencari kerja yang tinggi sedangkan lapangan pekerjaan tak mencukupi. Ini adalah PR besar bagi penguasa negeri ini untuk menyediakan lapangan pekerjaan agar pengangguran segera terurai.

Pengangguran ini tak hanya di kota-kota besar namun juga merambah ke desa-desa. Banyak lulusan sarjana yang tak kebagian pekerjaan juga. Miris kondisi ini.

3.Rendahnya Kualitas SDM. Rendahnya kualitas SDM menjadi pemicu pengangguran di negeri ini. Etos kerja mereka tak mumpuni sehingga banyak perusahaan atau institusi yang tak menerimanya. Rendahnya kualitas SDM ini karena kurangnya akses pendidikan yang memadai. Pendidikan menjadi barang mahal di negeri ini terutama di desa-desa terpencil.

4.Malas dan tidak mau mengambil resiko dan kecenderungan untuk memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bidang pendidikan.

5.Penerapan Sistem Kapitalisme 
Penerapan sistem kapitalisme adalah biang kerok atau penyebab untuk meroketnya pengangguran di negeri ini. Pasalnya Indonesia adalah negara kaya dengan jumlah kepulauan yang besar namun tidak mampu menyerap tenaga kerja. Lahan pertanian diakusisi oleh para kapital (pemilik modal) dan beralih fungsi.

Dibukanya kran investasi plus tenaga kerja asing. Sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini dengan azas kebebasan memberikan pengelolaan kekayaan alam kepada asing dan swasta. Akibatnya rakyat tersisih dan menjadi pengangguran. Kalaupun bekerja rakyat menjadi buruh di negeri sendiri.

Kelemahan sistem kapitalisme adalah ketidakmampuan dalam mendistribusikan kekayaan secara adil kepada rakyat. Kesenjangan ekonomi semakin menganga, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Yang kaya dapat membeli segalanya, pendidikan, kesehatan, perumahan dll.

Jelas kapitalisme tak mampu menyelesaikan masalah pengangguran. Butuh sistem alternatif agar masalah pengangguran berhenti sampai disini. Hanya sistem Islam yang mampu memberantas masalah pengangguran, karena sistem ini bersumber dari Allah sang pencipta alam semesta dan manusia.


Solusi Mendasar dari Masalah Penggangguran

Butuh solusi mendasar dari pengangguran agar masalahnya tak semakin mengular. Syaikh Taqiyuddin an Nabhani berkata sesungguhnya manusia membutuhkan pemenuhan naluri dan jasmani. Jika pemenuhan tidak dilakukan dengan aturan yang benar maka akan mengakibatkan penyimpangan dan kesengsaraan bagi manusia. Butuh aturan yang benar, harus bersumber dari Allah karena Allah pencipta manusia.

Selain itu negara bertanggung jawab atas masalah pengangguran. Politik Ekonomi Islam dalam negara Islam adalah penerapan berbagai kebijakan yang menjamin tercapainya semua pemenuhan kebutuhan pokok (primer) setiap individu, serta jaminan yang memungkinkan setiap individu untuk memenuhi kebutuhan pelengkap (sekunder dan tersier) sesuai dengan kemampuan mereka.

Pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat ada 2: 
1.Pemenuhan kebutuhan pokok berupa barang (pangan, sandang dan papan)
2.Pemenuhan kebutuhan pokok berupa jasa (pendidikan, kesehatan dan keamanan)

Pemenuhan kebutuhan pokok berupa barang (pangan, sandang dan papan). 
Dalam pemenuhan kebutuhan pokok ada beberapa tahap-tahap dan strategi:
1.Memerintahkan kepada setiap kepala keluarga untuk bekerja
Firman Allah: "Dialah (Allah) yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya, serta makanlah sebagian rizkiNya" (QS. Al Mulk; 15)

Firman Allah: "Maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung" (QS. Al jumuah: 10)

2.Negara menyediakan berbagai fasilitas lapangan pekerjaan agar setiap orang yang mampu bekerja dapat memperoleh pekerjaan.
Hadits: "Setiap pemimpin adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan diminta pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya" (HR. Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah pernah memberi 2 dirham kepada seseorang. Kemudian beliau berkata kepadanya: "Makanlah dengan 1 dirham dan sisanya belikanlah kapak, lalu gunakan untuk bekerja"

3. Memerintahkan ahli waris atau kerabat dekat untuk bertanggungjawab memenuhi kebutuhan pokok kerabat dekatnya. Jika kepada keluarganya tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
Firman Allah: "Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada ibu dengan cara Ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan ahli waris pun berkewajiban demikian" (QS. Al Baqarah: 223)

4.Mewajibkan kepada tetangga terdekat yang mampu untuk memenuhi sementara kebutuhan pokok (pangan) tetangga yang kelaparan.

5.Negara secara langsung memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan dari seluruh rakyat yang tidak mampu dan membutuhkan. Negara dari Baitul mal berfungsi menjadi penyantun bagi orang-orang yang lemah dan membutuhkan. 

Pemenuhan Kebutuhan Pokok Berupa Jasa (Pendidikan, Kesehatan dan Keamanan)
1.Pendidikan, kesehatan dan keamanan adalah kebutuhan asasi yang harus dirasakan oleh manusia dalam hidupnya.
2.Kebutuhan pokok berupa barang (pangan, sandang dan papan) dimana Islam melalui negara menjamin pemenuhannya dengan mekanisme bertahap. Kebutuhan pokok berupa jasa (pendidikan, kesehatan dan keamanan) dipenuhi negara secara langsung kepada setiap individu rakyat.

1.Pendidikan 
Dalam masalah pendidikan menjadi tanggung jawab negara untuk menanganinya dan termasuk kategori kemaslahatan umum yang harus diwujudkan oleh negara agar dapat dinikmati seluruh rakyat.

2.Kesehatan 
Negara juga wajib menjamin adanya fasilitas kesehatan kepada seluruh rakyatnya tanpa membedakan kaya ataupun miskin.

3.Keamanan 
Setiap manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari butuh ada rasa aman. Untuk melaksanakan ini semua maka negara haruslah memberikan jaminan keamanan bagi setiap warga negaranya. Adapun dalil tentang keamanan salah satu kebutuhan pokok adalah sabda Rasulullah: "Barangsiapa yang ketika memasuki pagi hari mendapati keadaan aman kelompoknya, sehat badannya, memiliki bahan makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah menjadi miliknya". Mekanisme untuk menjamin keamanan setiap rakyat adalah melaksanakan aturan Islam secara tegas.

Begitulah cara Islam dalam menyelesaikan persoalan pengangguran. Dengan pengaturan yang bersumber dari Allah dan dengan mekanisme yang benar maka sistem Islam mampu menyelesaikan masalah pengangguran.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar