Syukuri Menjadi Muslimah, Karena Ia Istimewa


Oleh: Ega

Dalam Islam perempuan sangat dimuliakan. Perempuan diperintahkan menutup aurat semata-mata untuk menjaga agar terhindar dari fitnah atas dirinya. Bahkan surga berada di bawah telapak kaki ibu. 

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, "Seorang datang kepada Rasulullah saw. Dan berkata, 'wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? 'Nabi menjawab, 'Ibumu! 'Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian kepada siapa lagi? 'Nabi menjawab. 'Ibumu! 'Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi? 'Beliau menjawab, 'Ibumu!'. Orang tersebut bertanya kembali, kemudian kepada siapa lagi? 'Nabi menjawab, kemudian kepada ayahmu" (HR Bukhari). 

Begitu mulia Islam memposisikan perempuan. Perempuan menjadi suri tauladan untuk anak-anaknya agar menjadi anak-anak sholeh dan sholehah. Tapi sayangnya zaman sekarang banyak perempuan yang tidak menghargai dirinya sendiri, auratnya dan rasa malunya hilang dan justru berbangga hati melakukan maksiat secara terang-terangan, nauzubillah.

Tanpa kita sadari banyak perempuan rela mengumbar auratnya, mempertontonkan kecantikannya hanya demi konten atau demi mengais keuntungan duniawi. Tentu tidak ada keberkahan di dalamnya. Bahkan dengan percaya dirinya mengikuti olah raga seperti senam aerobic di lapangan terbuka yang bisa dilihat yang bukan mahram. Pakaian ketat dan seksi menjadi ciri khasnya, bergoyang berlenggak-lenggok menampakan aurat yang dapat membangkitkan dan menggoda syahwat lawan jenis yang melihatnya. 

Di sistem kapitalis seperti sekarang, malu tidak ada harganya, orang berbuat sesuka hatinya. Dalam sistem ini bahkan perempuan mau tidak mau harus ikut andil dalam mencari nafkah. Dengan dalih kesetaraan gender. Perempuan berbangga diri dengan berkarir, sehingga lebih banyak waktu di luar rumah ketimbang di dalam rumah.

Menutup aurat wajib hukumnya. Pertama karena perintah Allah SWT. Kedua mengurangi dosa kita dari kemaksiatan. Terkadang banyaknya rintangan masalah hidup berawal dari dosa yang kita anggap sepele, padahal sudah terlalu banyak yang kita lakukan. 

Perempuan itu tidak bisa dinilai kesalehannya dari pakaiannya saja. Meski sudah berpakaian yang longgar dan kerudung yang menutup dada, tidak menandakan dia memiliki ilmu yang tinggi atau ibadah yang kuat. Meski begitu, ia sudah berusaha untuk memenuhi tuntutan menutup aurat. Inilah salah satu bentuk kepatuhannya kepada Allah SWT. Karena seorang muslimah harus berpakaian dengan aturan agama. Allah SWT berfirman "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka" (Qs. Al-Ahzab:59)

Lebih-lebih lagi seorang muslimah harus menjadikan rasa malu sebagai harga diri dan kadar keimanannya. Hanya Allah sajalah yang mengetahui tentang mahkluknya, ketetapan dan pilihan Allah pasti sangat tepat untuk mahkluknya. Akan muncul ketentraman dan kebahagiaan ketika seorang perempuan mampu menjalankan perintah Allah sesuai syariat Islam. Oleh karena itu, sudah saatnya muslimah sadar bahwasanya hanya dengan Islam, ia mulia dan terhormat. 

Hukum asal seorang perempuan adalah seorang ibu dan pengatur rumah tangga suaminya. Ia adalah kehormatan yang wajib dijaga. Sungguh luar biasa Allah SWT memberikan posisi yang sangat mulia bagi seorang perempuan. Semoga seluruh muslimah menyadari akan besarnya tanggung jawab atas dirinya dan terdorong untuk berlomba-lomba meraih kemuliaan serta mulai membina dirinya dengan aturan Islam. Seberat apapun tugas dan tanggung jawab, bila kita lakukan dengan keikhlasan, kegembiraan, harapan, serta menyambutnya dengan senyuman niscaya akan terasa ringan. Wallahualam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar