Ironi Sampah Makanan di Tengah Kemiskinan dan Kelaparan


Oleh: Widya Rahayu (Lingkar Studi Muslimah Bali)

Laporan terbaru dari Bappenas menunjukkan bahwa Indonesia mengalami kerugian sekitar Rp551 triliun per tahun akibat sampah makanan. Ini adalah jumlah yang sangat besar, terutama di tengah situasi di mana banyak masyarakat Indonesia masih hidup dalam kemiskinan dan kelaparan. Di sisi lain, berbagai kasus seperti beras busuk di gudang Bulog dan pembuangan sembako untuk stabilisasi harga semakin menunjukkan mismanajemen distribusi pangan di negeri ini.


Masalah Konsumerisme dalam Sistem Kapitalisme Sekuler

Fenomena food waste ini tidak terlepas dari konsumerisme yang menjadi salah satu ciri khas sistem kapitalisme sekuler. Sistem ini mendorong masyarakat untuk terus mengonsumsi tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya, yang akhirnya menghasilkan banyak limbah makanan. Sikap boros dan mubazir ini jauh dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya hidup sederhana dan hemat.


Mismanajemen Distribusi Pangan oleh Negara

Selain itu, masalah sampah makanan juga mencerminkan mismanajemen negara dalam distribusi pangan. Banyaknya makanan yang terbuang menunjukkan bahwa sistem distribusi tidak berjalan dengan baik, sehingga ada surplus di satu sisi dan kekurangan di sisi lain. Kebijakan seperti pembuangan sembako untuk stabilisasi harga justru menunjukkan ketidakmampuan negara dalam mengelola sumber daya dengan bijak.


Solusi Islam dalam Mengatasi Food Waste

Islam memiliki aturan yang sangat baik dalam mengatur konsumsi dan distribusi makanan. Prinsip dasar dalam Islam adalah tidak berlebih-lebihan dan tidak membuang-buang makanan. Rasulullah SAW bersabda, “Makanlah, minumlah, berpakaianlah, dan bersedekahlah, tetapi jangan berlebih-lebihan dan jangan sombong.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam Islam, setiap individu diajarkan untuk bijak dalam mengelola konsumsi dan menghargai makanan sebagai nikmat dari Allah SWT.

Lebih jauh, Islam mengatur distribusi harta dengan cermat melalui zakat, infaq, dan sedekah. Jika diterapkan dengan benar, sistem ini akan memastikan distribusi makanan yang merata sehingga tidak ada yang kelaparan sementara makanan berlebih di tempat lain. Dengan pengaturan yang cermat dan adil, kemiskinan dapat dientaskan dan masalah food waste bisa dihindari.


Peran Sistem Pendidikan Islam

Sistem pendidikan Islam berperan penting dalam membentuk individu yang bijak dalam bersikap, termasuk dalam mengelola konsumsi makanan. Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Islam akan menanamkan kesadaran tentang pentingnya tidak membuang-buang makanan dan selalu bersyukur atas rezeki yang diterima. Dengan demikian, perilaku konsumtif yang berlebihan dapat diminimalisir dan masyarakat akan lebih bijak dalam mengelola sumber daya pangan.


Kesimpulan

Masalah sampah makanan yang terjadi di Indonesia merupakan cerminan dari sistem kapitalisme sekuler yang gagal mengelola sumber daya dengan baik. Islam menawarkan solusi yang komprehensif melalui prinsip-prinsip konsumsi yang bijak dan sistem distribusi yang adil. Dengan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dan pengelolaan negara, masalah food waste dapat diatasi, kemiskinan dapat dientaskan, dan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar