Ironinya Ekonomi di dalam Sistem Kapitalisme


Oleh : Najwa Aliyya

Sepeti yang kita tahu, bahwasannya Indonesia adalah negara terkaya. Sebab, banyaknya kekayaan alam yang Indonesia miliki. Bahkan, Indonesia pun disebut sebagai Paru-parunya dunia. 

Papua terkenal dengan Gunung emas yang besar dan tentunya melimpah. Dan juga begitu banyak pulau-pulau yang indah nan luas.

Namun, pada kenyataannya. Sebanyak-banyaknya kekayaan yang dimiliki Indonesia rupanya masih banyak saja kasus kemiskinan yang dialami oleh rakyat Indonesia. 

Satu daerah saja telah mencatat bahwa tingkat kemiskinan di kota Sumedang sudah mencapai sebanyak belasan ribu warga Sumedang tercatat sebagai warga miskin ekstrem.

Berdasarkan data yang diperoleh detikJabar melalui Bappppeda Sumedang, per tanggal 12 Mei 2024, total warga miskin ekstrem di Sumedang sebanyak 12.296 jiwa yang terhitung pada jumlah 3.083 kepala keluarga (KK). Namun, Sumedang tengah melawan tingkat kemiskinan Ekstrem yang terjadi saat saat ini. (https://www.detik.com/jabar/cirebon-raya/d-7380283/perang-melawan-kemiskinan-ekstrem-ala-pemkab-sumedang?utm_source=whatsapp&utm_campaign=detikcomsocmed&utm_medium=btn&utm_content=jabar)

Walapun pemerintah kabupaten Sumedang mengajak warga untuk melawan tingkat kemiskinan Ekstrem. Namun, ternyata bukan itu yang menjadi satu-satu nya Solusi. 

Tingkat kemiskinan Ekstrem itu baru saja di satu kota, lantas apa kabar kota-kota yang lain? Namun, walau begitu perlu kita akui bahwa Pemerintah juga berusaha untuk menurunkan tingkat kemiskinan yang terjadi di indonesia. Hanya saja, mereka tetap saja kesulitan untuk menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia.

Tentu saja, berbagai cara apapun tetap akan sulit jika harta kekayaan yang dimiliki Indonesia tidak dinikmati oleh Rakyatnya. Justru, terus menerus menghabiskan harta sendiri untuk negara lain. 

Begitulah jika menggunakan Sistem Ekonomi di Zaman Kapitalisme ini. Bukannya memakmurkan justru malah membuat rakyatnya menderita. Jauh sekali dari kata slogan Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Akar permasalah yang terjadi saat ini adalah menjual harta kekayaan pada orang asing. Lantas mereka mengatur kekayaan alam yang dimiliki Indonesia setelah itu di jual lah produk-prduk yang sebetulnya adalah milik Indonesia. Mana ada bahasanya pemilik harta membeli hartanya sendiri.

Dan uang hasil menjual kekayaan alam pun tidak sepenuhnya diberikan untuk mereka-mereka yang membutuhkan. Justru negara semakin memilki hutang yang menumpuk akibat membeli Kekayaannya sendiri.

Sebetulnya, Indonesia pun tidak akan mengalami tingkat kemiskinan yang tinggi apabila harta kekayaan alam yang dimiliki bisa di atur dengan bijak. Tanpa menjual nya pada pihak manapun, dan tanpa adanya istilah memiliki suatu kekayaan alam yang seharusnya menjadi milik Rakyat.

Dalam Islam, 3 sumber daya alam yang menjadi milik seluruh umat adalah:
Api, air dan minyak ketiganya ini sangat tidak diperbolehkan untuk dimiliki oleh satu individu, tetapi harus menjadi milik umum dan siapapun boleh mengambilnya tanpa ada bayaran apapun. 

Kekayaan Alam di Indonesia. Seperti, batu bara, Tambang Mas, Air, Minyak dll. Seharusnya dapat dinikmati oleh Masyarakat. Dan tentunya seharusnya tidak ada kasus Kemiskinan yang terjadi di Indonesia.

Tercatat bahwa Kasus Kemiskinan saat ini Di Indonesia sudah mencapai 110 jt jiwa atau 50% lebih tingkatnya Kemiskinan. Padahal Indonesia begitu melimpah kekayaan alam yang dapat di nikmati oleh masyarakatnya. Namun, kembali lagi bahwa akar masalah saat ini adalah, sebab menggunakan Sistem Ekonomi Kapitalisme. Yang dimana hanya mementingkan soal Materi, materi dan materi. 

Lebih mementingkan uang dan kebutuhan pribadi dibandingkan kebutuhan dan kesejahteraan rakyat. Alhasil Rakyatlah yang menjadi korban kekejaman sistem Kapitalisme.

Saat Zaman kepemimpinan Islam, masyarakat dibuat damai dan sejahtera dan dibuat rata dan adil dalam soal kekayaan alam. Pernahkah mendengar kisah sang Khalifah Zaman Turky Usmani? Ya, Khalifah Umar Bin Abdul Aziz II. Beliau dianggap banyak berperan dalam mengentaskan kemiskinan. salah satu kebijakan yang dibuat Umar bin Abdul Aziz yakni menyediakan subsidi bagi orang miskin.

Rakyat yang dipimpinnya pun mencapai kemakmuran. Salah satu indikator kemakmurannya terlihat saat para amil zakat berkeliling di tiap perkampungan hingga ke Afrika untuk membagikan zakat. Akan tetapi, saat itu mereka tak menjumpai satu orang pun yang mau menerima zakat. Dengan artian, tidak ada rakyat jelata saat beliau memimpin.

Maka itulah Contoh kejayaan saat Islam yang memimpin dunia ini. Tidak bisa di bantah, bahwa memang hanya Islam lah yang mampu menyejahterkan Rakyatnya diseluruh Dunia. Tidak membedakan pihak manapun.

Tanpa Islam, sepertinya sangat Mustahil seluruh rakyat bisa merasakan kesejahteraan. Kapitalisme hanya menguntungkan sebagian pihak saja, tidak seluruhnya. Solusi satu-satunya yang benar untuk menumpas Kemiskinan adalah Islam.

Wallahualam...




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar