Oleh : Wulan Safariyah (Aktivis Dakwah)
Pengangguran di kalangan gen z menjadi perhatian khusus Disdikbud Kaltim. Dalam hal ini membekali peserta didik dengan sertifikat kompetensi. Kabid SMK Disdikbud Kaltim, Surasa mengatakan, sejak 2022 hingga saat ini peserta didik diwajibkan untuk memiliki sertifikat kompetensi, yang dilaksanakan oleh LSP.
Disdikbud Kaltim pun saat ini sedang fokus melakukan sinkronisasi program dan strategi bersama Disnaker Kaltim. Upaya itu merupakan tindak lanjut dari Perpres No 68 Tahun 2022. Kepala Bidang Pembinaan SMK Disdikbud Kaltim, Surasa menjelaskan, sinkronisasi sangat penting bagi jurusan SMK sesuai dengan peluang pasar kerja dan industri. Hal tersebut memberikan kesempatan kerja lebih banyak. Mengingat jumlah pengangguran di Kaltim mayoritas dihuni oleh lulusan SMK.
Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Februari tahun 2024, angka pengangguran terbuka berada di angka 5,75 persen. Dari total jumlah pengangguran tersebut, tingkat pengangguran tertinggi masih dipegang oleh lulusan SMK) dengan persentase sebesar 10,31 persen. SAMARINDA (NOMORSATUKALTIM)
Dibalik Tingginya Angka Pengangguran
Tingginya angka pengangguran bukan tanpa sebab. Ini berkaitan erat dengan istem pendidikan dan juga sistem kerja yang ada saat ini. Visi misi dunia pendidikan hari ini bergeser karena diarahkan dan dikuasai oleh industri. Arah pendidikan hanya untuk memenuhi kebutuhan korporat. Akibatnya dunia pendidikan dijajah sistem kapitalisme liberal, output pun hanya mengejar materi (nilai).
Ditambah kurangnya lapangan pekerjaan yang mampu menampung lulusan sekolah atau perguruan tinggi setiap tahunnya. Dan sering kali, terjadi ketidaksesuaian antara lowongan pekerjaan dengan jenis pendidikan yang dimiliki. Hal ini menunjukkan adanya kekeliruan dalam mengelola sistem pendidikan dan kebutuhan dunia kerja. Negara yang semestinya bertanggung jawab karena memiliki wewenang dalam mengatur segala kebutuhan rakyat termasuk menciptakan lapangan kerja. Ini menggambarkan negara gagal dalam menjamin kelangsungan hidup rakyatnya, terutama bagi Gen Z sebagai generasi muda.
Problematika yang melanda negara ini termasuk tingginya angka pengangguran yang dihadapi Gen Z, tidak lain akibat dari penerapan sistem kapitalisme. Sistem yang hanya mementingkan pada keuntungan materi semata. Hingga banyaknya lulusan setiap tahun bukan menjadi prioritas yang diperhatikan nasibnya. Melainkan yang ditawarkan pemerintah hanyalah upaya memenuhi kebutuhan dunia kerja yang pada akhirnya hanya menguntungkan penguasa dan pengusaha. Apalagi sistem kapitalisme selalu berusaha menguasai SDA dengan berbagai cara karena hasil dari pengelolaan SDA memberikan keuntungan berlipat ganda.
Pendidikan dalam sistem kapitalisme terbukti telah gagal mencetak generasi manusia yang memiliki kepribadian islam dan berkarakter, orientasi pendidikan kapitalis mengarahkan kepada manusia untuk mencapai suatu materi (nilai) dengan cara apapun tanpa memandang baik dan buruknya.
Ini disebabkan oleh 2 hal mendasar, yaitu pertama paradigma pendidikan kapitalis, yang hanya bertujuan membentuk pribadi materialis dalam pencapaian hidup, hedonis dalam budaya masyarakat, individualis dalam lingkungan sosial, dan tidak sejalan dengan agamanya.
Kedua kerusakan fungsional dalam 3 unsur pelaksana pendidikan, yaitu lembaga pendidikan formal yang lemah (kacaunya kurikulum dan tidak berfungsinya guru sebagaimana mestinya), keluarga yang tidak mendukung, serta keadaan masyarakat yang tidak kondusif.
Islam Menyelesaian Problem Secara Fundamental
Penyelesaian problem pendidikan yang mendasar harus dilakukan secara fundamental. Hal itu hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan kapitalisme menjadi paradigma Islam. Karena islam merupakan cara pandang hidup yang benar yang datang dari sang Maha Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan. Di dalam islam, sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem yang berasal dari akidah islam.
Visi misi Pendidikan di dalam Islam adalah mencetak generasi yang berkepribadian Islam dan ahli dalam setiap bidangnya. Output yang terlahir dari sistem pendidikan Islam tidak hanya kompeten dalam bidang ilmu, tetapi juga ahli dan bertakwa. Pendidikan juga disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja tanpa melupakan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Lulusan yang dihasilkan tidak hanya mengejar materi semata layaknya dalam sistem kapitalis, yang hanya menganggap pendidikan sebagai jalan mencari pekerjaan. Melainkan generasi penerus dapat bekerja sekaligus mengamalkan setiap ilmu yang dimiliki hingga mampu membangun peradaban yang mulia.
Negara akan memberikan jaminan pendidikan secara gratis bagi seluruh warganya. Negara juga memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan ke tahapan yang lebih tinggi. Ngara juga akan menyediakan lapangan pekerjaan bagi seluruh warganya yang sesuai dengan keilmuannya. Semua fasilitas sarana dan prasarana disediakan oleh negara.
Sudah saatnya negara beralih pada penerapan sistem islam. Agar problematika dapat terselesaikan termasuk problem dunia pendidikan maupun dunia kerja sesuai dengan aturan Islam. Karena hanyan Islam, seluruh persoalan tuntas terselesaikan dan terjamin keberlangsungan hidup seluruh umat.
Wallahu 'alam bissawab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar