Oleh: Ika Milia
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy kembali menjelaskan pernyataan yang mendukung mahasiswa membayar kuliah melalui pinjaman riba (pinjol).
Menurutnya, cara itu juga bagus untuk mendidik para mahasiswa agar mandiri dan dapat bertanggung jawab tanpa membebani orang tua. Dengan catatan, lembaga pinjaman online betul-betul harus resmi agar tidak terjadi hal yang tidak mengenakkan di kemudian hari.
Menurut Muhadjir, sistem pinjol kerap dinilai negatif. Padahal ada juga kampus yang menerapkan mekanisme tersebut dan terbukti efektif, juga banyak manfaatnya. (Dikutip dari tempo.co).
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) bukan memberikan solusi, melainkan memberikan masalah baru. Para mahasiswa yang seharusnya sibuk belajar malah dibuat tercekik utang riba. Bagaimana bisa belajar dengan baik jika mereka terbebani oleh utang. Bagaimana pula ilmu yang mereka dapatkan bermanfaat jika biaya dari mendapatkan ilmu dari sumber yang haram.
Seharusnya biaya pendidikan itu ditanggung oleh pemerintah, karena para pemuda adalah aset yang tidak ternilai harganya. Juga kewajiban pemerintah untuk membuat rakyatnya cerdas agar SDM dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
Jika dari awal para pemuda sudah diajari melakukan hal yang haram, bukan tidak mungkin di masa depan saat menjabat, mereka akan melakukan hal yang yang lebih buruk lagi.
Maka dari itu, sudah selayaknya kita meninggalkan sistem kapitalis yang sama sekali tidak berguna dan menggantinya dengan sistem Islam.
Jika dibandingkan sistem pendidikan ala sekularisme dan sistem pendidikan ala Islam, maka akan sangat jauh sekali. Di mana sistem sekularisme hanya mementingkan untung dan rugi, bahkan urusan pendidikan sekalipun. Sedangkan sistem pendidikan ala Islam akan membuat para pelajar akan berkepribadian sesuai dengan nilai-nilai Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As-Sunnah.
Maka jangan harap di sistem pendidikan Islam pelajar akan diberi kesempatan untuk melakukan praktik ribawi untuk biaya pendidikan. Bahkan Negara akan memudahkan para pelajar dengan cara menggratiskan biaya pendidikan.
Di zaman Khilafah terdahulu, terbukti dengan lahirnya para cendikiawan dengan kepribadian Islam teladan. Tidak seperti zaman kapitalisme zaman kini, yang melahirkan pelajar tanpa Akhlakul Karimah, bahkan sangat jauh dari nilai-nilai Islam.
Seluruh biaya pendidikan di dalam negara Khilafah diambil di Baitul Mal. Maka dari itu para pelajar tidak akan dipusingkan dengan biaya pendidikan. Mereka akan fokus dengan tujuan utamanya, yaitu menuntut ilmu, dan pastinya ilmu yang didapat akan berkah karena sumber biaya pendidikan dari hasil yang halal, bukan sesuatu yang haram seperti ribawi.
Maka dari itu, jika pemerintah benar-benar tulus ingin mencerdaskan anak bangsa, maka tinggalkanlah sistem kapitalis sekularisme dan kembali ke sistem Islam. Agar para pemuda, aset bangsa yang tidak ternilai harganya, dapat menjadi masa depan untuk bangsa ini menjadi jauh lebih baik lagi.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar