Gagal Ginjal Bukti Negara Gagal Menjaga Nutrisi Generasi


Oleh : Ummu Hanan (Analis Media)

Viralnya, kabar anak menjalani cuci darah di RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) memang menjadi perhatian di media sosial. Menurut dokter spesialis anak di RSCM, Eka Laksmi Hidayati, RSCM menyediakan layanan cuci darah untuk anak, dengan sekitar 60 pasien yang menjalani terapi tersebut. Rata-rata pasien berusia 12 tahun ke atas, yang masuk dalam kategori remaja. (cnnindonesia.com, 26/07/2024)

Kontras dengan hal di atas, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, menegaskan bahwa tidak ada laporan peningkatan kasus gagal ginjal pada anak. Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap isu mengenai banyaknya anak yang menjalani terapi cuci darah di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

"Dalam skala nasional, tidak ada laporan terkait lonjakan yang signifikan dalam kasus gagal ginjal. Berbeda dengan tahun lalu yakni adanya kasus keracunan EG dan DEG pada obat sirup yang beredar," kata Piprim dalam keterangan videonya pada Kamis (26/7).


Sebab Gagal Ginjal

Gagal ginjal adalah kondisi di mana fungsi ginjal dalam menyaring sisa metabolisme tubuh menurun, sehingga menyebabkan penumpukan cairan berbahaya yang tidak dapat dikeluarkan. Anak-anak, termasuk bayi, dapat mengalami gagal ginjal. Penyakit ginjal pada anak dapat bersifat bawaan sejak lahir atau didapat kemudian. Penyakit ginjal yang didapat dapat disebabkan oleh kelainan imunologi, kelainan metabolisme tubuh, gangguan nutrisi, penyakit lupus, kebersihan yang buruk, dan faktor lainnya. Namun, mayoritas kasus gagal ginjal pada anak disebabkan oleh kelainan genetik atau bawaan.

Penyebab gagal ginjal kronis dapat dibagi menjadi tiga kategori: pre-renal, renal, dan post-renal. Di antara ketiganya, penyebab yang paling umum adalah kategori renal, yaitu diabetes dan hipertensi.

Diabetes dan hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah ginjal, yang berperan penting dalam menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah. Kerusakan pembuluh darah akibat kedua kondisi ini meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal.

Untuk itu, sangat penting menjaga nutrisi yang masuk pada anak agar terhindar dari penyebab penyakit gagal ginjal.


Negara Wajib Mengatur Komposisi Asupan Pangan Masyarakat

Risiko seseorang terkena diabetes dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti gaya hidup, riwayat keluarga, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi gula yang tinggi secara terus-menerus. Tingginya konsumsi gula tanpa diimbangi aktivitas fisik dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes.

Pada tahun 2013, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat mengetahui informasi nilai gizi dalam makanan dan minuman melalui label makanan. Dengan demikian, masyarakat bisa mengetahui jumlah gula, garam, dan lemak yang dikonsumsi untuk menghindari risiko penyakit tidak menular. Karena konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit kardiovaskular.

Diketahui bahwa gerai makanan cepat saji di Indonesia tumbuh sangat cepat, disertai dengan kemudahan mendapatkan makanan melalui teknologi yang kini menjadi tren, terutama di kalangan anak muda. Padahal, makanan cepat saji umumnya termasuk kategori junk food, yang rendah serat tetapi tinggi gula, garam, dan lemak.

Oleh karena itu, diharapkan agar setiap gerai makanan siap saji nantinya mencantumkan nilai gizi pada setiap porsi hidangan yang ditawarkan guna mencegah konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan. Sebab paparan makanan yang beragam tanpa pencantuman nilai gizi, khususnya terkait kandungan gula, perlu diatur dengan tegas. Karena konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan obesitas, yang menyebabkan penumpukan lemak di dalam otot dan akhirnya menyebabkan resistensi insulin serta diabetes melitus tipe 2.

Peraturan demikian diharapkan dapat efektif meminimalkan konsumsi pangan yang tidak sehat sehingga dapat menurunkan angka risiko kematian akibat penyakit yang tidak menular yang sudah tinggi di negeri ini.

Seperangkat aturan telah ada, sayangnya implementasi terhadap aturan dan kesadaran masyarakat masih kurang. Harus ada tindakan preventif lain serta penggerak dan aturan yang tegas dalam mengatur dan melaksanakan aturan komposisi pangan yang dikonsumsi masyarakat khususnya anak-anak.

Pasalnya, masih banyak makanan dengan komposisi yang berbahaya dan takaran gula, garam dan lemak yang berlebihan dalam pangan khususnya makanan kemasan atau cepat saji yang umum dikonsumsi oleh masyarakat.


Cuan Kapitalis dalam Makanan Manis

Realita hari ini menunjukkan banyaknya produk berpemanis yang berasal dari industri makanan dan minuman di Indonesia. Sayangnya, produk-produk ini sering mengandung gula dalam jumlah yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam angka kecukupan gizi. Situasi ini lumrah terjadi dalam kehidupan yang diatur oleh sistem kapitalisme, di mana cuan yang menjadi tujuan utama dari proses produksi. 

Kapitalisme, dengan prinsip utamanya yang berfokus pada keuntungan maksimal, mendorong produsen untuk terus meningkatkan daya tarik produk mereka. Salah satu cara termudah untuk mencapai ini adalah dengan menambahkan gula ke dalam produk mereka. Gula tidak hanya memperbaiki rasa tetapi juga dapat meningkatkan keinginan konsumen untuk terus membeli produk tersebut. Dalam sistem ini, kesehatan konsumen sering kali menjadi korban dari hasrat akan keuntungan.

Akibatnya, aspek kesehatan dan keamanan pangan, terutama untuk anak-anak, sering diabaikan sehingga tidak sesuai dengan konsep makanan halal dan thayyib. Negara juga tampaknya lalai dalam menentukan standar keamanan pangan dan dalam memberikan jaminan keberadaan makanan yang halal dan thayyib bagi masyarakat.


Islam Menjaga Konsumsi Pangan Umat

Allah Ta’ala berfirman, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik (tayib) dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah [2]: 168).

Ayat di atas menjadi panduan penting bagi syarat bahan pangan yang dikonsumsi oleh seluruh manusia. Namun dalam Islam, perintah untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan tayib tidak berdiri sendiri. Perintah ini juga disertai dengan pengelolaan oleh negara secara sistematis untuk menjaga kualitas generasi yang sehat.

Islam mewajibkan negara untuk menjamin pemenuhan bahan pangan yang halal dan thayyib sesuai dengan perintah syariat. Konsep ini tidak hanya menekankan pada kehalalan bahan-bahan makanan yang digunakan tetapi juga memastikan bahwa makanan tersebut baik dan bermanfaat bagi kesehatan serta kesejahteraan masyarakat. Tanggung jawab ini mengharuskan negara untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mengawasi dan mengatur industri makanan dan minuman.

Untuk memastikan bahwa semua produk pangan memenuhi ketentuan Islam, negara harus memainkan peran aktif dalam mengontrol industri. Ini mencakup penyediaan tenaga ahli yang terlatih dalam ilmu pangan dan syariat Islam untuk melakukan pengawasan terhadap proses produksi. Inspeksi rutin dan ketat harus dilakukan di semua tingkat produksi, mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses pengemasan dan distribusi. Selain itu, negara harus menetapkan standar yang jelas dan tegas mengenai apa yang dianggap halal dan thayyib, serta memberlakukan sanksi yang berat bagi pihak-pihak yang melanggar aturan tersebut.

Selain pengawasan dan penegakan hukum, edukasi adalah komponen penting dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya pangan halal dan thayyib. Islam akan mendorong negara untuk menjalankan program edukasi yang komprehensif melalui berbagai mekanisme dan sarana. Ini bisa meliputi kampanye media massa, seminar, lokakarya, dan program pendidikan di sekolah-sekolah. Informasi mengenai pentingnya mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib harus disampaikan secara jelas dan menarik agar dapat dipahami oleh semua lapisan masyarakat.

Tujuan akhir dari semua upaya ini adalah untuk menciptakan kesadaran yang tinggi di kalangan masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib. Ketika masyarakat sadar dan memahami manfaat dari standar ini, mereka akan lebih selektif dalam memilih produk pangan. Ini akan mendorong industri untuk lebih patuh terhadap aturan.

Oleh karena itu, hendaknya negara meniru konsep Islam dalam menjaga nutrisi generasi dengan makanan yang halal dan thayyib. Sehingga generasi bisa selamat dari maraknya penyakit akibat pola konsumsi dengan nutrisi yang kurang tepat dan seimbang.

Wallahualam bissawab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar