Kesehatan Mental Masyarakat Terganggu, Dimana Tanggung Jawab Penguasa?


Oleh : Reshi Umi Hani (Aktivis Muslimah) 

Data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri menyebut laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 angkanya mencapai 3,07. Suicide rate atau tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk. Angka tersebut jauh melampaui provinsi-provinsi lain di Tanah Air. 

Dokter spesialis kejiwaan atau psikiater RSUP Prof Ngoerah, Anak Ayu Sri Wahyuni membeberkan penyebab tingkat bunuh diri di Bali paling tinggi di Indonesia. Dua penyebabnya, kata dia, yaitu meliputi faktor biologis dan psikososial. "Penyebab secara biologis karena memang ada kelainan mental pada seseorang seperti depresi, skizofrenia, atau gangguan bipolar. Kemudian, psikososial seperti terbelit utang, terutama saat ini adalah pinjol (pinjaman online),"

Maraknya kasus bundir menunjukkan lemahnya mental Masyarakat.  Secara fakta kehidupan akan terasa sangat berat dalam sistem kapitalisme karena beragam persoalan, dalam berbagai bidang. 

Kemajuan teknologi berbasis digital turut membantu menstimulus self harm, yakni berupa menyakiti diri sendiri secara ringan, seperti membenturkan diri atau menyayat jari hingga kalau tidak kuat menahan depresi otomatis mengambil tindakan bunuh diri. Setiap orang pada dasarnya memiliki ketahanan mental yang berbeda-beda, tetapi kondisi memicu generasi untuk memiliki mental yang lemah.

Gangguan mental tidak pernah memandang kaya, miskin, tua, muda, muslim, maupun nonmuslim. Memang pada saat ini semua kalangan dapat dengan mudah berpotensi mengalami stres hingga depresi, tentu hal ini merupakan dampak dari tata kehidupan yang rusak, yaitu sekularisme yang merajalela mengatasnamakan kebebasan. Kapitalisme sebagai dalang utama merupakan sistem jahat yang telah mengakar sekian lama, mengejar gaya hidup terkini hingga flexing memamerkan harta kekayaan dan terpaksa menjadi generasi sandwich. Penerapan sistem sekularisme telah menyebabkan pola pikir liberal yang menjadikan seseorang merasa bebas mengakhiri hidup ketika merasa tidak mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

Kebijakan yang tidak prorakyat kerap muncul kendati rakyat tengah dalam impitan ekonomi, seperti harga pangan mahal, subsidi dicabut, tarif pajak naik, biaya pendidikan mahal, iuran kesehatan dengan layanan alakadarnya, dan masih banyak kebijakan lain yang kontradiktif dengan kondisi rakyat yang sedang susah.

Di sisi lain, sistem pendidikan sekuler gagal membentuk karakter dan kepribadian Islam yang kuat. Akibatnya, sistem pendidikan yang diharapkan dapat menciptakan generasi bermental baja, berkarakter mulia, dan memiliki pemikiran jernih, tidak ubahnya jauh panggang dari api.

Fenomena ini juga menunjukkan gagalnya sistem Pendidikan  dalam mencetak individu yang bermental kuat, selalu bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan. Selain itu, juga menunjukkan gagalnya Negara dalam mengurus rakyat dan menjaga  Kesehatan mental rakyat.

Sebaliknya, ia menjelaskan, ketika syariat Islam diterapkan untuk mengatur semua aspek kehidupan, maka akan melahirkan keimanan yang kuat, sikap optimis dalam menjalani kehidupan, serta kesejahteraan dan keberkahan hidup.

Sistem pendidikan Islam akan mewujudkan generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang sesuai tuntunan Islam. Dengan pola ini, generasi akan terdorong menjadi problem solver dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan, baik itu pada level individu maupun yang terjadi di tengah masyarakat. Bukan sebaliknya, yakni trouble maker sebagaimana sistem pendidikan sekuler hari ini.

Negara Islam (Khilafah) juga akan menerapkan kebijakan ekonomi Islam secara kafah. Di antara faktor terbanyak seseorang melakukan bunuh diri adalah ekonomi. Untuk itu, Khilafah akan melakukan pencegahan terhadap hal-hal yang memicu seseorang melakukan bunuh diri dengan menetapkan kebijakan yang sesuai Islam, di antaranya sebagai berikut.

Sistem Islam memberi modal bertahan hidup sejak usia dini, semua kebutuhan terjamin gratis atau dengan biaya yang mudah. Jelas tujuan hidup untuk beribadah pada-Nya, sehingga tidak mengherankan untuk memiliki dasar akidah yang kuat dan tidak tergoyahkan. Pentingnya lingkungan untuk membentuk setiap generasi yaitu dibangun atas dasar ketakwaan individu, masyarakat dan sistem pengaturan negara. Sistem Islam menjamin terpenuhinya fitrah setiap kebutuhan secara merata, baik penjagaan individu maupun keluarga, sehingga melahirkan genetrasi tangguh tanpa berputus asa dengan jalan bunuh diri. Hanya dengan Islam umat Islam memiliki generasi tangguh yang mampu membangun peradaban Islam.

Wallahualam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar