KHUTBAH JUM'AT : WASPADAI UPAYA SEKULARISASI NEGERI!


KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. 
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ  لَاشَرِيْكَ لَهُ،
 شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا.  أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : 
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, serta mengizinkan kita berkumpul di tempat yang diberkahi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Yang pertama dan paling utama, bertakwalah kepada Allah. Laksanakan perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya, baik dalam kondisi suka maupun tidak suka. Sungguh, takwa akan menentukan derajat kita di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Pesta Peringatan Kemerdekaan RI yang ke-79 memang sudah usai. Namun, muncul masalah besar di negeri ini. Masih saja ada pejabat negara yang beranggapan menutup aurat bagi Muslimah sebagai persoalan bangsa.

Pelarangan kerudung bagi 18 siswi Muslimah anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di IKN oleh Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP), menimbulkan kecaman dari berbagai pihak, termasuk MUI. Mereka mengkritik keras kebijakan yang melarang penggunaan kerudung dengan alasan menyeragamkan pakaian Paskibraka 2024. Setelah mendapat tekanan, akhirnya para siswi diizinkan mengenakan kembali kerudung mereka pada upacara Kemerdekaan RI Ke-79.

Alasan BPIP yang menggunakan semangat Bhinneka Tunggal Ika untuk menjustifikasi pelarangan kerudung dianggap cacat logika, karena kontradiktif dengan prinsip menghormati keragaman.  Larangan ini tidak hanya mengabaikan busana Muslimah sebagai bagian dari keragaman, tetapi juga melanggar hak warga negara untuk menjalankan aturan agama yang dijamin oleh UUD 1945. Menutup aurat adalah perintah wajib dalam Islam, dan tidak bisa disamakan dengan atribut pakaian lain yang bisa dilepas kapan saja.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Dengan membaca kronologi kejadian ini, terlihat ada upaya disengaja untuk menghalangi para siswi Muslimah menjalankan kewajiban agama dalam menutup aurat, serta mendesakralisasi simbol-simbol agama seperti jilbab dan kerudung. Larangan ini bukan hanya persoalan teknis pakaian, tetapi bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendorong kehidupan sekuler dan menjauhkan umat Islam dari ajaran agama. Sekularisme, yang menolak campur tangan agama dalam kehidupan kecuali dalam urusan ibadah, adalah paham yang datang dari Barat dan menentang agama sebagai aturan hidup.

BPIP sebelumnya juga telah beberapa kali mendiskreditkan Islam, seperti ketika Kepala BPIP menyatakan agama sebagai musuh Pancasila dan mengkritik fatwa MUI yang mengharamkan ucapan salam lintas agama. 

Meskipun pejabat dan politisi Indonesia tidak secara terbuka mengakui negara ini menganut paham sekularisme, fakta menunjukkan bahwa banyak aturan dan standar moral yang diterapkan justru jauh dari nilai-nilai agama. Contohnya adalah PP No. 28/2024 tentang layanan kesehatan reproduksi bagi remaja, yang diatur tanpa mempertimbangkan keharaman zina dan aborsi dalam agama.

Sekularisme dan pemberangusan agama Islam oleh negara telah menyebabkan kerusakan di berbagai bidang. Di dunia politik, pemangku kekuasaan dengan mudah mengubah aturan dan konstitusi demi kepentingan pribadi, memperkuat politik dinasti dari pusat hingga daerah. Korupsi semakin merajalela, bahkan lembaga pemberantasan korupsi (KPK) sendiri digerogoti oleh praktik korupsi internal. 

Dalam ekonomi, kebijakan yang dibuat cenderung menguntungkan konglomerat dan asing, seperti dalam UU Minerba dan hilirisasi pertambangan nikel, sementara ketimpangan sosial meningkat. Secara moral, masyarakat semakin terpuruk dengan tingginya angka perzinaan di kalangan remaja, menurunnya angka pernikahan dan kelahiran, serta meningkatnya perceraian dan KDRT.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah kewajiban mutlak bagi setiap Muslim, karena semua perbuatan akan dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan dalam firman-Nya:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَّلَا مُؤْمِنَةٍ اِذَا قَضَى اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗٓ اَمْرًا اَنْ يَّكُوْنَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ اَمْرِهِمْ ۗوَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِيْنًاۗ
Tidaklah patut bagi laki-laki Mukmin maupun perempuan Mukmin, jika Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain dalam urusan mereka. Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata (TQS al-Ahzab [33]: 36).

Ada dua alasan utama mengapa kaum Muslim harus menolak sekularisme dan berpegang teguh pada ajaran Islam. 
Pertama, Islam adalah agama yang kompatibel sepanjang zaman, dengan syariah yang mampu menjawab berbagai persoalan kekinian seperti uang elektronik, bayi tabung dan PLTN. Berbeda dengan agama lain, syariah Islam tidak hanya mengatur akhlak dan ibadah, tetapi juga memberikan panduan lengkap untuk semua aspek kehidupan. 

Kedua, hukum Islam memiliki mekanisme pencegahan terhadap kezaliman, baik oleh individu maupun penguasa, melalui unsur takwa dan kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar. Standar moral Islam yang jelas, yaitu halal dan haram, mencegah munculnya penguasa yang pragmatis atau otoriter. Sejarah telah membuktikan bahwa Islam membawa keadilan dan keamanan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, sudah saatnya kaum Muslim menegakkan Islam sebagai aturan kehidupan yang sempurna, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagi kalian dan telah Aku ridhai Islam menjadi agama bagi kalian (TQS al-Maidah [5]: 3). WalLaahu a’lam bi ash-shawaab. []

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم




KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ؛ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلي، وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar