Akibat Pornografi, Anak Dibawah Umur Menjadi Pelaku Kejahatan, Siapa yang Bertanggung Jawab?


Oleh : Arini Fatma Rahmayanti

Bulan September ini diawali dengan berita duka dari seorang siswi SMP yang tinggal di Palembang,  nasib naas terjadi pada siswi tersebut, lantaran ia menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh teman laki-lakinya yang masi di bawah umur. 
Dilansir dari CNN Indonesia, Empat remaja di bawah umur di Sukarami, Palembang, Sumatera Selatan, memperkosa dan membunuh seorang siswi SMP berinisial AA (13). Kapolrestabes Palembang Kombes Haryo Sugihhartono menyebut jasad korban ditinggalkan keempat pelaku di sebuah kuburan Cina, pada Minggu (1/9) sekitar pukul 13.00 WIB.  Empat remaja pelaku pemerkosaan dan pembunuhan itu masih duduk di bangku SMP dan SMA. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumatera Selatan Kombes Anwar Reksowidjojo mengatakan keempat remaja itu sudah ditetapkan jadi tersangka. Mereka adalah IS (16), MZ (13), AS (12), dan NS (12). IS merupakan kekasih dari AA.

Kapolrestabes Palembang Kombes Haryo Sugihhartono menjelaskan awalnya AA diajak bertemu oleh IS yang merupakan sang pacar. IS beralasan mau menonton pertunjukan kuda kepang di Pipa Reja, Kemuning. "Modusnya dengan mengajak korban jalan. Korban kemudian diajak ke lokasi (TPU) dekat krematorium," ucap Haryo, Rabu. Namun, AA malah diajak ke tempat pemakaman umum (TPU). Saat di TPU, IS langsung membekap hidung dan mulut korban hingga lemas. Setelah AA tidak sadarkan diri, tersangka IS bersama tiga pelaku lainnya yang sudah berada di lokasi langsung memerkosa korban. "Setelah korban lemas, para pelaku kemudian mencabuli korban secara bergilir. Diawali oleh IS, MZ, NZ, dan AS," katanya.

Belum puas, keempat pelaku kemudian membawa korban ke lokasi kedua yang berjarak sekitar kurang lebih 30 menit dari lokasi pertama. AA kembali diperkosa dalam keadaan meninggal dunia. "Di TKP kedua, korban kembali dicabuli dalam keadaan telah meninggal dunia. Mereka mencabuli korban dengan caranya masing-masing," katanya.

Berdasarkan pemeriksaan, keempat remaja itu mengaku melakukan pemerkosaan itu untuk menyalurkan hasrat usai menonton video porno. IS punya sejumlah video porno di ponselnya. IS mengaku sempat menonton film tersebut sebelum memerkosa dan membunuh korban.

"Kami telah menyita bukti yang ditemukan di HP milik pelaku. Ditemukan beberapa video cabul (film porno) yang telah dikumpulkan IS (pelaku utama)," kata Haryo, Kamis. Sebelum mengajak AA bertemu, IS sudah terlebih dahulu berkumpul dengan tersangka MZ, NS dan AS di rumahnya. IS merencanakan pemerkosaan itu. "Mereka memang sudah berniat melakukan rudapaksa (pemerkosaan) terhadap korban. Namun, tanpa disadari (pelaku), tindakan tersebut berakibat fatal yang menyebabkan kematian korban," tuturnya.

Kondisi generasi yang hidup dalam sistem kapitalisme hari ini memang sungguh memperihatinkan, dengan akidah sekulerismenya yakni pemisahan antara nilai agama dari kehidupan, menjadikan generasi tumbuh tanpa nilai moral agama yang benar, mereka jadi tidak takut melakukan tindakan kejahatan. Hidup yang serba bebas dan di pengaruhi oleh hawanafsu menjaadikan agama hanyalah formalitas saja. Dalam sistem pendidikan difokuskan untuk mencetak generasi yang menjadikan materi sebagai tujuan atau yang mampu mendongkrak perekonomian tanpa perduli kepribadian dan akhlak yang terbentuk pada generasi. sehingga tak heran banyak kita jumpai generasi yang pandai secara Akademik namun tidak bermoral, kecanduan pornografi, mental Innes, suka dengan free sex, minuman keras, narkoba, dan lain sebagainya. 

Dengan menjadikan keuntungan sebagai landasan dalam membangun generasi, negara juga mengatur media berdasarkan keuntungan materi, yang mengakibatkan masih banyaknya konten-konten pornografi yang mampu diakses oleh generasi, hal ini juga membuktikan bahwa tidak adanya keseriusan dari negara dalam mengatasi atau menjauhkan generasi dari konten-konten yang dapat merusak otak dan moral mereka. Media dalam sistem sekulerisme-kapitalisme hari ini semakin liberal, generasi setiap saat di sungguhi tayangan-tayangan yang dapat membangkitkan syahwat mereka dan semakin menjauhkan mereka dari jati diri mereka yak sebenarnya yakni sebagai seorang muslim.

Beginilah fakta yang terjadi pada generasi muda yang hidup dalam negara yang menerapkan sistem sekulerisme-kapitalisme, kondisi generasi ini berbeda jauh dengan kondisi generasi yang hidup dalam negara yang menjadikan syari'at Islam sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara. Sebagai sebuah ideologi Islam memiliki aturan yang komprehensif yang membawa kerahmatan dalam penerapannya. Islam mewajibkan negara untuk mencegah kerusakan generasi dengan menerapkan aturan Islam dalam setiap lini kehidupan, diantaranya adalah pendidikan Islam dengan kurikulum Islam dan media yang dikendalikan agar tidak menayangkan konten-konten yang merusak generasi, serta sistem sanksi yang mampu menjerakan pelaku kemaksiatan/kejahatan.
Islam akan mampu menjadikan masyarakat dan individu yang ada dalam negara islam berkolaborasi untuk bersama-sama menjauhi dan menumpas aktivitas maksiat apapun di tengah masyarakat terutama pergaulan bebas seperti pacaran, dan pembunuhan. Individu yang hidup dalam sistem islam memahami maksa serta tujuan hidupnya yakni beribadah kepada Allah dan berusaha meraih ridha Allah SWT. Sehingga mereka berusaha menjauhi prilaku maksiat dan berusaha taat kepada Allah, hal ini didukung dengan sistem pendidikan islam dengan kurikulimnya yang berasaskan aqidah islam.

Sistem pendidikan islam ini memastikan setiap individu termasuk geenrasi muda dibentuk menjadi sosok yang berkepribadian islam, dengan begitu mereka memiliki control individu yang kuat. Selain itu segala bentuk kemaksiatan ini oleh sistem islam akan mampu dicegah dengan terbentuknya masyarakat yang islami, yakni kehiduoan masyarakat yang senantiasa dihiasi oleh aktivitas amar makruf nahi mungkar, mengajak dalam kebaikan, dan saling mengingatkan agar tidak melakukan aktivitas yang buruk. Dengan begitu generasi akan terhindar dari prilaku maksiat dan selalu dalam suasana takwa, media dipastikan tidak menayangkan konten-konten yang merusak, tetapi media akan digunakan sebagai sarana dakwah agar menikkaatkan keimanan, ketakwaan, dan memberikan informasi yang bernar. Dengan begitu maka secara otomatis akan mampu mencetak geneasi unggul dan bertakwa yang siap membangun pradaban cemerlang.

Allahualam bi sawab







Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar