Oleh : Najwa Aliyya
Di IKN, ibukota baru yang bernama Nusantara, tepatnya berada di Kalimantan Timur, tengah di gegerkan oleh fakta terkait calon Paskibraka putri yang berhijab berjumlah 18 tersebut yang membuka Hijab nya saat dikukuhkan oleh Presiden Jokowi.
BPIP menyatakan para calon anggota Paskibraka sebelumnya telah menandatangani surat persetujuan saat mendaftar, termasuk untuk mengikuti atribut seragam yang ditentukan. Mereka disebut lepas jilbab saat pengukuhan dan pengibaran bendera Merah Putih saat upacara 17 Agustus.
Seperti yang dikatakan oleh Ketua BPIP yakni Yudian Wahyudi. Bahwa, peserta Paskibraka secara sukarela mendaftar untuk ikut seleksi administrasi dengan menyampaikan surat pernyataan yang ditandatangani diatas materai Rp10.000, dan katanya juga mengenai kesedian peserta paskibraka harus mengikuti aturan dan tata pakaian peserta paskibranya.
Dia juga mengatakan bahwa tata pakaian paskibra yang telah dirancang memiliki arti Bhineka tunggal ika. "Aturan tersebut untuk tahun 2024 telah ditegaskan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 35 Tahun 2024 tentang Standar Pakaian, Atribut, dan Sikap Tampang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka."
Namun, dalam siaran pers dilampirkan contoh surat pernyataan dan persyaratan calon paskibraka, dan telah di sertai oleh contoh gambar seragam dan aturan peserta paskibraka. Bahwa, contoh tersebut menunjukkan peserta laki-laki dan perempuan yang mana didalam contoh tersebut peserta perempuan tidak ada dicontohkan yang memakai hijab, melainkan contoh gambar peserta Perempuan adalah dengan sosok berambut dengan panjang satu sentimeter diatas kerah baju bagian belakang.
Yudian juga menegaskan bahwa BPIP tidak melakukan pemaksaan melainkan peserta suka rela untuk mematuhi aturan tersebut. Bahwa, seragam, pakaian, atribut yang digunakan oleh peserta itu adalah yang sesuai ketentuan.
"Sebagaimana terlihat pada saat pelaksanaan tugas kenegaraan yaitu Pengukuhan Paskibraka adalah kesukarelaan mereka dalam rangka mematuhi peraturan yang ada dan hanya dilakukan pada saat Pengukuhan Paskibraka dan Pengibaran Sang Merah Putih pada Upacara Kenegaraan saja," kata dia.
Sementara itu, sambungnya, "Di luar acara Pengukuhan Paskibraka dan Pengibaran Sang Merah Putih pada Upacara Kenegaraan, Paskibraka Putri memiliki kebebasan penggunaan jilbab dan BPIP menghormati hak kebebasan penggunaan jilbab tersebut."
Sebelum itu Pengurus Pusat(PPI) menyebutkan ada 18 dari 76 anggota yang mengenakan hijab. Namun, saat dikukuhkan oleh Presiden Jokowi malah tidak menggunakan hijab. Padahal, pada saat latihan 18 peserta tersebut masih menggunakan hijab.
Jelas-jelas oleh karena itu ada dugaan bahwa ada nya aturan atau tekanan yang diberikan pada para peserta Paskibraka tersebut. Fakta lebih lengkapnya (https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240814154236-20-1133002/bpip-buka-suara-soal-paskibraka-lepas-jilbab-di-ikn)
Menutup Aurat bukanlah suatu hal yang bisa di permainkan dan diremehkan seperti itu. Syariat bukan untuk dipermainkan. Karena, itu adalah ibadah pada Allah dan sebuah kewajiban yang harus di lakukan oleh seluruh Muslimah.
Melakukan Syariat bukan suatu kebebasan yang menjadi hak masing-masing. Itu adalah sebuah aturan yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta Semesta alam dan kehidupan ini.
Dalam surah an-Nahl [16] ayat 89, “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Alqur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu.”
Allah juga berfirman terkait kewajiban menutup Aurat dan memakai jilbab itu ada pada Surat Al-Ahzab ayat 59 dan An-Nur ayat 31. Dalam Al-Quran semua Syariat telat Allah buat dan kita hanya perlu untuk mengikuti Aturannya saja. Tidak ada istilah bebas memilih syariat atau secara suka rela untuk melanggar aturan Allah.
Syariat bukan untuk digadaikan, kalau memiliki iman dan rasa takut pada Allah Swt, maka lebih baik balik badan dan menjauh dari hal-hal seperti itu. Apakah, bertemu Presiden lebih diimpikan dari pada bertemu dengan penuh kebaikan dihadapan Rabb?
Jika secara sukarela, apakah semudah itu syurga digadaikan hanya demi sebuat prestasi dunia yang jelas-jelas hanya sementara ini?
Kalau-pun ada paksaan dan ancaman yang mengancam prestasi dunia, tidak perlu merasa takut. Lebih baik kehilangan prestasi dunia yang bisa di gapai lagi kapan saja dari pada kehilangan prestasi akhirat yang jelas sekali tidak dapat di ulang lagi.
Akhirat lebih mahal dibandingkan dunia. Tidak ada yang abadi, apalagi yang perlu di pertahankan dari kehidupan dunia? Semua hanya titipannya. Jika, itu hal yang memaksa untuk melanggar Syariat Allah lebih baik pulang saja dan mengkaji ilmu yang lebih dalam.
Kembali lagi, bahwa fakta yang terjadi tersebut akibat dari diterapkannya sistem rusak saat ini. Yang memasukkan paham kapitalis dan sekuralisme (pemisahan agama dari kehidupan). Menganggap bahwa, dikukuhkannya peserta Paskibraka adalah suatu aktivitas di luar keagamaan. Jadi, itu adalah kebebasan bagi si peserta.
Sistem saat ini benar-benar mendorong umat untuk jauh dari agamanya, sehingga lebih mudah menggadaikan agamanya untuk sesuatu yang benar-benar menyesatkan.
Dalam Islam, hal yang memaksa untuk menyesatkan umat seperti ini jelas akan disingkirkan. Islam akan menumbuhkan rasa Cinta pada Rabb-Nya. Mengajarkan Aqidah yang mendalam tentang Allah Swt. Dan jelas sekali akan menerapkan Syariat Islam sampai kepenjuru Dunia.
Islam juga akan menjaga perempuan-perempuan, baik itu Muslim ataupun Non-Muslim. Dan akan selalu menjaga Syariat Allah.
Maka dari itu tidak ada lagi Solusi yang haqiqi kecuali dengan diterapkannya Islam dalam kehidupan saat ini.
Wallahualam..
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar