Sampai Kapan GAZA Sendirian?


Oleh : Arini Fatma Rahmayanti

Dilansir dari CNBC Indonesia, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kembali mengabarkan perkembangan terkini di Gaza, Palestina, setelah wilayah itu masih terus menjadi sasaran serangan Israel. Pembaruan kembali disampaikan pada Kamis (22/8/2024).

Mengutip Associated Press, pejabat tinggi kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina menyebutkan bahwa saat ini perintah evakuasi Israel telah mengungsikan 90% dari 2,1 juta penduduk. "Perintah evakuasi Israel yang berturut-turut di Gaza, termasuk 12 perintah pada bulan Agustus saja, telah mengungsikan 90% dari 2,1 juta penduduknya sejak perang Israel-Hamas dimulai pada bulan Oktober lalu," kata pejabat itu.

Israel memulai serangannya di Gaza setelah pejuang Hamas menyerbu Israel Selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Dalam serangan itu, Hamas juga menangkap lebih dari 250 sandera. Di sisi lain, hampir 40.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak perang pecah Oktober lalu. Pejabat kesehatan Gaza mengatakan sebagian besar korban tewas adalah warga sipil tetapi Israel mengatakan setidaknya sepertiganya adalah pejuang Hamas. Israel mengatakan telah kehilangan 329 tentara di Gaza. 

Bulan lalu, Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa warga di Gaza terjebak dan tidak punya tempat untuk pergi. Mereka terus diminta berpindah ke lokasi-lokasi pengungsian yang tidak begitu layak. "Beberapa orang hanya mampu membawa anak-anak mereka, beberapa orang membawa seluruh hidup mereka dalam satu tas kecil. Mereka akan pergi ke tempat-tempat yang penuh sesak di mana tempat penampungan sudah dipenuhi keluarga. Mereka telah kehilangan segalanya dan membutuhkan segalanya," katanya.

Sementara itu, dilansir dari ANTARA) bahwa di Gaza sekitar 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis yang terkepung telah habis akibat perang yang terus berkecamuk serta kontrol dan penutupan perbatasan oleh Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Dalam sebuah pernyataan, kementerian memperingatkan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal obat-obatan dan pasokan medis, serta mengutuk dampak parahnya terhadap kehidupan pasien dan korban luka."Rumah sakit dan pusat kesehatan menghadapi kekurangan obat-obatan dan pasokan medis yang sangat akut," kata pernyataan tersebut.

Sejak pecahnya perang pada 7 Oktober lalu, Israel telah memutus pasokan listrik ke Gaza, menghentikan pengiriman bahan bakar yang diperlukan untuk mengoperasikan satu-satunya pembangkit listrik di wilayah itu, serta menghentikan pasokan air, komunikasi, makanan, dan bantuan medis, sambil juga menutup perbatasan. Sehingga Saat ini, hanya pasokan medis dan bantuan internasional dalam jumlah terbatas yang masuk ke Gaza melalui Israel, yang jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang berjuang menghadapi kondisi kemanusiaan dan kesehatan yang mengerikan.

Sampai kapan gaza mengalami penderitaan ini sendirian, sampai kapan dunia menutup mata atas tragedi kemanusia yang paling mengerikan saat ini, maka jawabannya sampai ideologi kapitalisme barat ini  lenyap, sebab peristiwa yang hari ini terjadi di Gaza, Palestina bukan hanya kejahatan kemanusiaan semata, bukan hanya tentang serangan balasan zionis Israel  terhadap tentara hamas akibat serangan yang hamas lakukan pada 7 Oktober 2023 lalu, namun sejatinya serangan yang zionis Israel lakukaan adalah bentuk agenda perang ideology, penjajahan yang terstruktur, tersistematis, dan massif dilakukan bahkan jauh sebelum 7 Oktober 2023 lalu. 

Zionis Israel tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa adanya dukungan negara adidaya, sebab zionis adalah anak emas yang dipelihara oleh negara pengemban ideologi kapitalisme yakni Amerika Serikat, zionis memang sengaja dipelihara agar menjadi sumber masalah di timur tengah, semua ini demi menjadikan Amerika Serikat dapat menguasai timur tengah. Sehingga dapat dikatakan bahwa penjajah yang sesungguhnya saat ini adalah Amerika Serikat sebagai negara adidaya Imperium yang menganut ideologi kapitalisme, imperium ini menjadikan penjajahan sebagai perkara mutlak. Dalam kitabnya Nidzamul islam bab Qiyadah Fikriyah menjelaskan bahwa thariqah atau metode dari kekuasaan ideologi kapitalisme adalah dengan penjajahan, maka wajar Amerika Serikat secara terang-terangan mendukung zionis dan memberikan bantuan untuk zionis baik berupa dana maupun persenjataan.

Negara adidaya ini memiliki kepentingan untuk terus berkuasa di dunia terutama di negeri-negeri kaum muslim yang penuh akan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, penjajahan merupakan kenestapaan bagi mereka yang negerinya terjajah seperti serangan zionis ke palestina yang telah menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang sangat besar baik dari kalangan anak-anak, wanita, dan laki-laki. selain itu, banyak korban luka-luka, krisis pangan, air dan juga internet/listrik, hingga saat ini Blockade terus berlangsung di Gaza, Palestina. 

Penerapan ideologi kapitalisme telah membawa kesengsaraan yang mendalam bagi umat manusia, ideology ini telh mengakibatkan terbunuhnya jutaan jiwa di seluruh dunia, ini menjadi bukti bahwa sistem kapitalisme ini adalah sistem yang jahat, bahkan sistem ini mampu membuat pemimpin-pemimpin di negeri kaum muslim tidak perduli dengan saudara seakidahnya, mereka membiarkan dan memberi dukungan untuk Amerika Srikat agar terus menjajah negeri kaum muslimin. Seperti Mesir saat itu, di perbatasan Mesir dan Gaza, mesir membangun tembok yang tinggi agar penduduk Gaza tidak bisa masuk wilayah mesir, sehingga ketika tragedi di Rafah, Gaza Mesir sama sekali tidak bergeming. Dengan diamnya para pemimpin kaum muslim, maka secara tidak langsung mereka telah ikut terlibat dalam penjajahan yang terjadi di Gaza, Palestina. Beginilah gambaran betapa jahatnya sistem kapitalisme merusak persatuan negeri-negeri kaum muslim. Sehingga dapat kita katakan bahwa genosida yang terjadi di Gaza sejatinya adalah perang ideologi, antara ideologi kapitalisme melawan ideologi islam, karena bagi kapitalisme musuhnya saat ini adalah ideologi islam beserta para individu yang mengemban ideologi islam tersebut. 

Namun ketabahan kaum muslim Palestina mampu mempermalukan Amerika Serikat dan Zionis. Jika ideologi islam yang masih diemban oleh individu saja mampu mempermalukan Amerika Serikat dan Zionis, maka bayangkan jika ada negara yang mengemban ideologi islam tersebut. Ideologi islam yang harus diemban oleh negara adalah syariat islam, karena penerapan hukum syariat pasti akan membawa kemaslahatan, kaum muslimin akan hidup dalam kemuliaan dan keamanan. Ketika ada penjajahan oleh kaum kafir seperti Amerika Serikat pada negeri kaum muslimin, Maka negara islam akan memerintahkan perlawanan jihad untuk membebaskan kaum muslimin yang terjajah, sebab begitulah perintah syariatnya seperti yang ada dalam QS. Al-Baqarah ayat 190 Allah berfirman :
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ
“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”

Namun saat ini negara yang mengemban ideologi islam belum ada, sehingga diperlukannya kesadaran umat untuk mengembalikan kehidupan islam seperti yang pernah dibangun oleh Rasulullah SAW. di Madinah, maka dibutuhkan peran kelompok dakwah ideologis untuk menyadarkan umat dan membimbing umat agar menjalankan metode yang diajarkan Rasulullah dalam melanjutkan kembali kehidupan islam.

Wallahu Alam bi sawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar