Cegah Tawuran Pelajar, Pentingnya Peran Keluarga Hingga Negara


Oleh : Wulan Safariyah (Aktivis Dakwah)

Aksi tawuran antar pelajar kembali terjadi di Samarinda. Personil Sat Samapta Polrestra Samarinda, bertindak cepat merespon laporan masyarakat terkait tawuran antar pelajar yang terjadi pada Jumat siang, pukul 11.30 WITA. Tawuran ini melibatkan siswa dari SMPN 21 Samarinda dan SMPN 9 Samarinda di jalan Tongkol. Tepat didepan SMPN 21 Samarinda.

Menurut kronologis kejadian, insiden ini diduga berawal dari aksi saling olok dengan kata-kata kasar yang dilakukan melalui pesan WhatsApp antara siswa dari kedua sekolah. Ketegangan yang awalnya terjadi didunia maya kemudian berlanjut ke pertemuan fisik yang berujung pada tawuran. (Instagram polrestasamarinda)

Akhir-akhir ini, kasus tawuran pelajar sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Pelakunya bukan hanya dari siswa SMA/SMK saja melainkan juga dari siswa SMP. Untuk mencegah kasus tawuran pelajar dan kasus-kasus kenalakan remaja lainnya, Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda melakukan apel pembinaan kepada semua siswa SMKN 7 Samarinda. Dalam apel pembinaan tersebut, selain diikuti oleh seluruh pelajar, juga dihadiri langsung kepala sekolah dan semua dewan guru.

Tim kepolisian di Samarinda melakukan kunjungan ke beberapa sekolah untuk melakukan penyuluhan melalui apel pembinaan. Hal itu dilakukan dalam rangka mencegah kasus tawuran pelajar dan kasus-kasus kenakalan remaja lainnya. Inti pembinaan berkaitan dengan tertib berlalulintas, bahaya narkoba, dan tawuran pelajar. 

Dalam kegiatan tersebut Iptu Kasidi, S.H. menghimbau kepada seluruh siswa-siswi agar mampu menjaga diri dengan baik. Jangan mudah terjerumus dalam pergaulan yang menyesatkan dan bernilai negatif. (polrestasamarinda.id,14-10-2024) 

Problem tawuran seakan sudah menjadi budaya di Indonesia yang terus diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Pasalnya sudah bertahun-tahun lamanya kasus tawuran seolah tak kunjung berakhir. Dari hari ke hari, beritanya selalu saja muncul di berbagai media massa. Sehingga menimbulkan pertanyaan, apakah ada masalah serius yang melanda negri ini? Apakah cukup menyelesaikan masalah tawuran hanya dengan penyuluhan ?    


Buah Sekuler Liberalisme 

Pada hakikatnya, tawuran merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja. Secara definisi, tawuran merupakan tindakan kekerasan yang dilakukan untuk melukai lawan dengan menggunakan alat maupun tidak. 

Realitas kehidupan pelajar/pemuda hari ini berada dalam sistem Kapitalisme sekuler yang liberal (bebas). Paham yang berasal dari Barat di mana paham ini mengantarkan manusia pada kehidupan yang sekuler yakni memisahkan agama dari kehidupan sehingga pemisahan ini menghasilkan kebebasan dalam diri manusia. Sehingga, akan terbentuk pemuda rusak dan nakal yang terjebak tawuran.

Apakah pemuda seperti ini yang akan menggoncangkan dunia? Bukan digoncang dengan beribu prestasi gemilang, tetapi digoncangkan dengan beribu keributan dan kenakalan. Sungguh miris, keberanian pemuda saat ini malah terlampiaskan dalam maraknya aksi tawuran.

Kondisi ini menunjukkan lemahnya kepribadian pelajar/pemuda dan lemahnya sistem Pendidikan saat ini yang berbasis sistem sekuler kapitalisme. Sistem sekuler kapitalisme gagal mencetak kualitas generasi terbaik yang memiliki tujuan hidup. 

Para pelajar tidak memiliki tujuan hidup yang kuat di balik fitrah penciptaan mereka. Walhasil para pelajar mudah stres dan gamang dalam menghadapi persoalan hidup. Kesehatan mentalnya tidak stabil, miskin akhlak, krisis identitas dan moral, sehingga mudah terbawa pada perbuatan yang salah, seperti tawuran.

Selain itu, sebagai orang tua tentunya kita tidak ingin anak kita berada di jalan yang salah. Hanya saja, dalam sistem sekuler kapitalisme hilangnya peran orang tua, keluarga dalam mendidik anak-anak mereka. Ibu dan Ayah kehilangan fungsi dan peran mereka yang sebenarnya. Karena beratnya beban ekonomi, seorang ibu yang seharusnya menjadi pendidik anak di rumah, kini harus menggantikan peran ayah sebagai tulang punggung keluarga.

Sehingga, anak-anak tumbuh tanpa bimbingan dan pengawasan kedua orang tua. Mereka menjadi anak yang nakal dan mudah terlibat ke dalam aktivitas negatif seperti tawuran. 

Tidak hanya sekolah atau keluarga, masyarakat juga mempunyai peran dalam pendidikan remaja dimana ditengah masyarakat ini para remaja menjalani aktivitas sosialnya, namun sistem kapitalisme telah menciptakan sikap individualisme di tengah masyarakat, abai terhadap aktivitas amar maruf nahi munkar membuat para remaja rentan terjerumus pergaulan yang rusak.

Dan peran yang sangat penting yaitu negara yang memiliki wewenang mengontrol dan menindak tegas hal-hal yang bisa merusak generasi terutama dari media baik media cetak atau elektronik dengan menutup situs-situs yang memberi pengaruh buruk bagi generasi, namun sayang negara abai pada pembentukan moral generasi dengan membiarkan situs-situs atau konten yang merusak generasi tersebar di media. 

Oleh karenanya, memperbaiki atau mencegah kerusakan remaja/pelajar tidak cukup hanya dengan penyuluhan. Kenakalan remaja seperti tawuran maupun kriminalitas lainnya adalah buah dari penerapan sistem kehidupan sekuler liberal.


Solusi Mustanir

Solusi yang ditawarkan oleh sistem demokrasi-kapitalis selalu bersifat pragmatis. Problem kenakalan remaja tidak bisa diselesaikan hanya dengan penyuluhan, melainkan harus dituntaskan dari akarnya.

Kerusakan generasi seharusnya menjadi perhatian yang serius. Menilik, generasi muda/pelajar adalah agen perubahan pemimpin peradaban manusia di masa depan. Tidak ada solusi terbaik selain Islam karena Islam adalah akidah, sekaligus menjadi problem solving dalam kehidupan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan berbagai masalah generasi/pelajar saat ini. Butuh tiga pilar yaitu melalui pendidikan, mengoptimalkan peran keluarga/orang tua, masyarakat, dan support sistem dari negara sehingga tidak cukup hanya penyuluhan.

Di dalam sistem Islam, generasi muda akan dibentuk sesuai syariat Islam. Begitu juga sistem pendidikan akan fokus untuk mencetak generasi yang beriman dan bertakwa, serta memiliki pola pikir dan berkepribadian Islam. Bukan hanya itu, pemuda juga akan didorong untuk maju dalam sains dan teknologi.

Hal ini karena dalam sistem Islam, kehidupan akan senantiasa terikat dengan hukum Allah Swt. Standar kehidupan hanya berorientasi pada rida Allah Swt. Sehingga, sudah dapat dipastikan bahwa generasi yang dididik dengan akidah Islam akan berprestasi dan berakhlak mulia, mempunyai empati terhadap temannya, takut berbuat dosa karena mendatangkan murka Allah dan tahu hakekat manusia diciptakan.

Selain itu, peran keluarga dan masyarakat sangat penting juga dalam mengontrol kehidupan generasi muda. Hal ini karena keluarga, terutama orang tua, yaitu ayah maupun ibu akan senantiasa menjaga dengan selalu mengingatkan nilai agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Para ibu selaku pendidik pertama dan utama di tengah keluarga, dituntut agar selalu paham dengan kewajiban utamanya, yaitu mendidik anak-anaknya berbasis akidah Islam. Para ibu mendidik putra putrinya penuh dengan kasih sayang. Dalam sistem Islam para ibu faham bahwa tugas utamanya adalah sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Begitu pula ayah faham tugas utamanya adalah memenuhi kebutuhan rumah tangga agar tercukupi segala kebutuhan keluarga. 

Masyarakat juga akan saling peduli terhadap lingkungan sosialnya di mana pun mereka tinggal dengan bersama-sama menciptakan suasana keimanan, serta terus -menerus menjalankan amar makruf nahi mungkar.

Kemudian, negara juga akan sangat serius menjaga akidah umat sehingga mereka senantiasa hidup dalam ketaatan. Negara akan melindungi generasi muda dari pengaruh pemikiran asing yang merusak moral. Negara akan menyaring konten media di tengah-tengah umat agar yang tersisa hanyalah konten positif dan bermuatan dakwah. Adegan kekerasan yang menginspirasi terjadinya tawuran, akan dicegah penayangannya. 

Begitu pun sistem sanksi, negara akan menerapkan aturan yang tegas dengan sistem sanksi yang dapat memberikan efek jera bagi para pelaku kekerasan maupun tawuran. Negaraa juga akan menyediakan lapangan pekerjaan bagi para ayah. 

Dengan demikian, problem tawuran antar pelajar dapat terselesaikan secara tuntas. Maka jelas, bahwa solusi mustanir hanya ada didallm sistem islam. Yang mampu menyelesaikan dan mencegah tawuran pelajar. Jadi mencegah tawuran pelajar tidak cukup hanya dengan penyuluhan, tetapi dibutuhkan juga peran sekolah dan masyarakat, serta pentingnya peran keluarga hingga negara.

Wallahu'alam bissawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar