Gegara Sewakan Lahan, Klian Banjar Jadi Sasaran


Oleh: Eliyanti

Kasus yang menimpa para warga di desa Bugbug, Karangasem menuai simpati. Diduga keputusan Klian desa adat tersebutlah yang menjadi pemicu kemarahan para warga, karena telah menyewakan lahan yang menjadi kepemilikan banjar terhadap pengusaha untuk dibangun sebuah vila, dengan lahan seluas 1 hektare.

Namun keputusan Klian tersebut ternyata membuat masyarakat di desa Bugbug merasa kecewa dan sakit hati. Meskipun dari pihak Klian tersebut menegaskan bahwa sewa lahan tersebut untuk memajukan desa adat mereka sebagai salah satu objek pariwisata.

Memang dari sisi pemilihan, Klian adat tersebut merupakan salah satu perwakilan yang dipilih oleh masyarakat dan dipercaya atas setiap keputusan yang diambil kedepannya. Ia sudah dianggap akan memberi dampak yang terbaik bagi desa tersebut, namun kenyataannya berbeda dengan apa yang diharapkan para warga. Maka wajar jika para warga desa Bugbug Karangasem ini merasa kecewa dengan keputusan Klian yang secara sepihak menyewakan lahan desa tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu dampak negatif dan positifnya terhadap warganya. Dengan alasan inilah warga merasa dikhianati karena ia mengambil keputusan tanpa ada persetujuan warga setempat.

Seperti yang kita tahu saat ini lahan itu merupakan aset berharga bagi siapapun yang memilikinya, karena untuk mendapatkan lahan tersebut tidaklah mudah, diperlukan banyak pengorbanan. Bahkan membutuhkan jangka waktu yang panjang untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dengan kondisi yang ada saat ini. Dimana kita hidup di era yang serba sulit dan menyulitkan akibat sistem kapitalis saat ini semua diukur berdasarkan materi .

Tentu sangat berbeda dengan Islam saat aturannya tegak di muka bumi. Karena Islam menjadikan tolak ukur berdasarkan halal dan haram bukan berdasarkan materi. Melalui aturannya lah umat dapat merasakan kemaslahatan, dengan aturannya juga umat dengan mudahnya mendapatkan lahan. 

Saat aturan Islam diterapkan oleh negara, maka secara otomatis negara akan bertanggung jawab atas rakyatnya, karena negara lah yang akan menyediakan secara gratis bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan maupun tempat tinggal. Pada saat Islam diterapkan akan terdapat banyak limpahan berkah turun dari Sang Pencipta alam semesta, Allah swt.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar