HIV/AIDS Merajalela, Pergaulan Bebas Biangnya


Oleh: Nur Kiftiyah

Pergaulan bebas saat ini sangat mengkhawatirkan, dimana pada pertengahan tahun 2024 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jembrana-Bali jadi pusat perhatian masyarakat. Diketahui ada 36 kasus baru, 3 diantaranya remaja yang masih sekolah. Ini semua terjadi karena pergaulan bebas dan seks bebas. 

Dari data Dinas Kesehatan Jembrana, dari 36 kasus baru itu 20 diantaranya laki-laki dan perempuan. Dari 3 kasus yang terjadi pada usia 11 sampai 20 tahun, 12 kasus pada usia 31 sampai 40 tahun, 3 kasus pada usia 41 sampai 50 tahun, dan 4 kasus usia di atas 50 tahun. 

Kasus terbaru ini menunjukkan orang dengan positif HIV/AIDS atau ODHA berasal dari usia produktif. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Jembrana mengelompokkan usia 11 sampai 20 tahun yang memiliki 3 kasus positif, ini masa inkubasi HIV/AIDS minimal 2 sampai 3 tahun, sehingga disimpulkan kemungkinan mereka sudah tertular saat masih SMP/SMA.

Kecanggihan teknologi ini bisa jadi pemicu utama sehingga para remaja melakukan seks bebas. Sebagai orang tua, kita harus lebih berhati-hati dan menjaga pergaulan anak-anak saat ini, karena generasi saat ini semakin rusak karena pemberian kebebasan dari keluarga atau orang terdekatnya. Bermodalkan gadget, semua informasi dapat diperoleh dan mereka abai terhadap bahaya yang ditimbulkan. 

Padahal seharusnya masa remaja itu digunakan untuk menggali potensi diri dan memperkuat diri agar tidak terjerumus ke pergaulan bebas. Tentu hal ini bisa kita dapati jika peran negara itu berfungsi. Tidak bisa kita pungkiri bahwa semua ini terjadi akibat negara menerapkan sistem kapitalisme, sehingga generasi yang tercetak hari ini penuh dengan pola pikir dan gaya hidup orang barat yaitu kebebasan.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar