Tentara Mulia dengan Penerapan Islam Kaffah


Oleh: Imas Royani, S.Pd.

Di tengah momen peringatan Hari Ulang Tahun Ke-79 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Sabtu (5/10/2024), rakyat berharap memiliki TNI yang terdiri dari para perwira yang memiliki nilai juang tinggi, selain juga adaptif dengan perkembangan teknologi dan dinamika global yang terjadi. Presiden Joko Widodo meminta prajurit TNI untuk terus meningkatkan kapasitas dan profesionalitas. Pasalnya, tantangan yang dihadapi kian kompleks. Tak hanya itu, kolaborasi dengan berbagai pihak juga diingatkan penting untuk menghadapi tantangan tersebut. Presiden juga berpesan agar jangan ada riak yang menggangu jelang pelantikan presiden dan Pilkada serentak. Tak lupa Presiden Jokowi mengucapkan terimakasih kepada Menhan Prabowo yang dianggap telah meningkatkan kekuatan pertahanan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan. (merdeka online, 5/10/2024).

Tidak berlebihan memang Secara, TNI adalah bagian terpenting dari suatu negara karena mereka harus berada di garda terdepan dalam membela dan melindungi negara dari berbagai gangguan yang datang dari dalam maupun luar negeri. Dengan melihat kesigapan dan kesiapan TNI pula dapat ditentukan kekuatan suatu negara.

Hanya saja saat ini fungsinya belum maksimal sesuai tujuan dari dibentuknya TNI. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kekacauan yang masih melanda negeri. Di Papua misalnya, KKB masih bebas berkeliaran dan membuat keonaran. Padahal jelas-jelas mereka adalah kaum radikal yang layak disematkan dengan sebutan teroris karena begitu banyak teror yang mereka buat. Bukan hanya teror, bahkan secara nyata menyandera, dan membunuh rakyat sipil tak berdosa.

Dan itu semua terpusat pada komando yang lemah, sebab TNI bergerak atas komando sang komandan. Komandan pun tidak bisa bertindak tanpa perintah atasan, yaitu presiden. Semua berpulang dari seurgent apa urusan presiden. Jika presiden menganggap kebahayaan masih level satu, ya dibiarkan. Sayang disayang karena ada kekuatan super yang mengendalikan arah kebijakan presiden. 

Dia adalah negara adidaya. Inilah motor penggerak yang sebenarnya. Bahkan meskipun membahayakan negeri dan rakyatnya, tidak akan diindahkan tanpa seizin sang penguasa dunia. Apalagi cengkeramannya semakin hari semakin kuat. Semakin sulit pula untuk Indonesia melepaskan diri darinya.

Amerika. Ya! Selama ini Indonesia terlalu bergantung pada Amerika. Semua berada di bawah kontrolnya. Dan semua tahu bahwa KKB mendapat bantuan senjata dari Amerika karena memang sengaja diabadikan untuk membuat keonaran agar melepaskan diri dari bumi Nusantara dengan iming-iming "merdeka".

Bukti Indonesia bergantung pada Amerika adalah mengikuti mata uang dunia, yaitu dolar Amerika, perekonomian Indonesia juga hidup dari pinjaman Bank dunia yang notabene dikuasai Amerika, Investor banyak dari Amerika, bahkan gunung emas Papua telah berubah menjadi danau tersebab terus dikeruk dan diangkut ke Amerika. Bukan hanya emasnya tapi dengan tanahnya. Sedikit saja ada pasir atau tanah Papua yang menyangkut di sepatu pekerjanya akan kena sanksi tegas dan harus disterilkan.

Dalam bidang militer, berkali-kali Amerika mengintai setiap sisi Nusantara dengan alasan latihan militer bersama. Bahkan beberapa pangkalan militer Amerika berhasil dibangun di Indonesia dengan alasan demi keamanan internasional. Tidaklah hal itu terjadi bila tidak ada kepentingan bagi negaranya.

Lalu dimana letak kemandiriannya? Sungguh bertentangan antara harapan dan jalan yang ditempuh untuk mewujudkan harapan tadi. TNI yang handal dan kuat didukung oleh persenjataan yang lengkap dan canggih, pada akhirnya hanya bertumpuk di barak dan hanya digunakan ketika HUT atau acara kenegaraan lainnya sebagai sebuah parade. Padahal TNI adalah yang terhebat se Asia dan berada diurutan keempat se dunia.

Kenapa tidak tergerak untuk menghentikan genosida di Palestina yang telah setahun digempur tanpa henti? Indonesia malah memutuskan untuk tetap konsisten mendesak gencatan senjata dan berharap Palestina bisa bebas merdeka dengan solusi dua negara, yaitu merelakan berbagi negara dengan penjajah. Apakah hal itu bila terjadi kepada Indonesia akan melakukan hal yang sama pula? Jangankan berbagi wilayah negara, memberikan kesempatan kepada yang lain untuk memimpin negeri ini saja berusaha dijegal dengan berbagai cara meskipun mengakui bahwa yang lain tersebut lebih mumpuni.

Kenapa pula tidak diperintahkan untuk menumpas siapa saja yang berusaha memecah belah dengan alasan HAM dan toleransi yang berat sebelah yang lagi-lagi disesuaikan dengan kepentingan beberapa pihak? Kesenjangan sosial terjadi hampir merata di seluruh negeri menyebabkan krisis keamanan semakin akut. Kejahatan merajalela akibat penanganan sistem pendidikan dan ekonomi yang salah. Kenapa tidak diselesaikan dengan memanfaatkan kekuatan TNI?

Itulah akibat bila negara menganut sistem demokrasi kapitalis. Kekuatan yang begitu besar terabaikan tersebab dipisahkannya aturan agama dari kehidupan. Aturan buatan manusia telah menumpulkan senjata SDM yang sebenarnya sangat ditakuti oleh semua. Ketidak mandirian yang sengaja dibuat, menjadikan negara hanya sebagai pengekor meski arah tujuan ke jurang kehancuran. Nyaris tanpa arah. Sistem ini pula yang menancapkan nasionalisme sehingga dengan penuh kerelaan disekat-sekat menjadi negara kecil. Nasionalismelah yang mematikan empati pada urusan negara lain meskipun serumpun apalagi seagama. Agama dianggap candu atau hanya boleh di wilayah privasi saja dan hanya ibadah ritual.

Berbeda dengan sistem Islam. Islam menjadikan tentara benar-benar sebagai pelindung umat dari bahaya yang datang dari dalam dan luar. Islam menjadikan tentara menjalankan fungsi utamanya, yaitu membebaskan umat manusia dari penghambaan selain kepada Allah SWT. Tentara Islam dilatih untuk sepenuh jiwa mengorbankan jiwa raganya demi tegaknya hukum Allah SWT. menjadi penjaga agama Allah SWT. yang terpercaya.

Seorang pemimpin atau komandan nya pun adalah orang pilihan. Sebagaimana kisah Muhammad al-Fatih sewaktu ayahnya hendak memutuskan siapa yang berhak menjadi imam shalat  juga pemimpin tentara, diantara para tentaranya. Maka ayahnya bersabda, siapa yang tidak pernah meninggalkan shalat fardu di awal waktu? Pada pertanyaan pertama masih banyak yang bertahan berdiri, kemudian berlanjut dengan pertanyaan berikutnya, siapa yang tidak pernah meninggalkan shalat sunah? Siapa yang paling banyak hapalan hadis?  Siapa yang hafidz Quran? Maka hanya tinggal seorang saja yang masih tetap berdiri, dialah Muhammad al-Fatih. Komandan bukanlah jabatan yang bisa diwariskan begitu saja tanpa kriteria kepemimpinan yang tangguh.

Begitupun dengan tentaranya. Mereka senantiasa taat akan perintah Allah SWT. yang tertuang dalam kitab suci Al-Quran:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa': 59).

Pelatihan tentara tidak hanya kepada fisik semata tetapi pendidikan aqidah agama yang kuat yang menjadikan setiap tindakan yang dilakukan tidak melanggar syariat. Hal ini menjadikan para tentara akan taat pada pemimpin hanya ketika diperintah yang sesuai dengan syariat Islam. Jika bertentangan, maka akan beramal ma'ruf nahi munkar. Dan itulah tingkat jihad tertinggi, yaitu mengatakan kebenaran di hadapan penguasa. 

Hal ini sebagaimana hadis Rasulullah Saw.,: "Jihad yang paling utama ialah mengatakan kebenaran (berkata yang baik) di hadapan penguasa yang zalim." (HR Abu Daud). 

Juga hadis yang berbunyi: "Pemimpin para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, dan orang yang melawan penguasa kejam, ia melarang dan memerintah, namun akhirnya ia mati terbunuh." (HR Ath Thabarani).

Demikianlah sistem Islam menjadikan tentara dan rakyat benar-benar berharga dengan memanusiakan manusia melalui tuntunan syariat-Nya. Dengan penerapan Islam kaffah negara akan berjaya, rakyat dan pengusaha akan saling mengayomi dan menyayangi, negara dan tentaranya pun akan disegani dan dihormati. Mari kita bersama-sama menerapkannya.

Wallahu'alam bishshawab.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar