Oleh : Nasywa Fauziah Azzahra (Generasi Peduli)
Israel bantai 73 warga Palestina di Beit Lahia Gaza dengan mengirimkan serangan udara. Pembantaian ini terjadi pada Sabtu malam tanggal 20/10/2024 di Gaza bagian utara. Hal tersebut membuat segelintir kekacauan, di antaranya, banyak penduduk yang meninggal akibat serangan tersebut (diketahui jika Beit Lahia adalah pemukiman dengan penduduk yang padat).
Israel sudah gencar mengirimkan serangan sejak 6 Oktober. Serangan tersebut dikirimkan melalui udara serta darat. Mereka memperkuat pengepungannya di daerah yang dilanda perang. Hal itu menyebabkan puluhan ribu orang diharuskan untuk mengungsi.
Dikatakan oleh Bassal kepada _AFP_ jika sebelum serangan terbaru tersebut, invasi brutal Israel telah menewaskan lebih dari 400 orang warga Palestina di Gaza Utara.
Militer Israel membantah jumlah korban tewas yang diberikan oleh otoritas Gaza. Mereka mengatakan jika amunisi yang digunakan oleh otoritas Gaza adalah salah dan keakuratan serangan tersebut adalah terhadap teror hamas. Namun, mereka/IDF (pasukan pertahanan Israel) tidak dapat memberikan perincian terkait target atas serangan tersebut.
Jelas jika mereka tidak ingin disalahkan atas apa yang mereka lakukan. Tidak adanya bukti atas apa yang mereka katakan, menjadikan mereka tampak seolah-olah mereka adalah korbannya, padahal sebaliknya.
Serangan Zionis semakin menggila. Namun, PBB hanya dapat mengancam tanpa berbuat lebih dari itu. Bahkan pemimpin negeri muslim yang seharusnya menjadi garda terdepan bagi saudara seimannya pun hanya diam saja. Negeri-negeri Arab sekitar tak berbuat apa-apa, bahkan sekadar berkomentar saja tidak ada. Lantas kepada siapa mereka dapat mengharapkan pertolongan berupa perlawanan?
Ini dapat dikatakan sebagai pengkhianatan yang besar terhadap saudara seiman, terlebih bagi mereka yang memiliki kekuasaan serta pasukan yang seharusnya dapat membantu.
Nasionalisme menjadikan para pemimpin negeri muslim terhalangi untuk bergerak membela Palestina dengan jihad. Juga rasa kecintaan mereka terhadap kekuasaan serta jabatan yang tak dapat dimungkiri. Hal tersebut menjadikan mereka mati rasa juga hilangnya rasa kemanusiaan. Mereka tidak dapat menjadi harapan umat untuk membebaskan Palestina.
Umat harus dibangun kesadarannya, agar dapat terus menuntut pemimpin negeri muslim supaya segera mengirimkan bala bantuan berupa pasukan untuk jihad di tanah Palestina.
Perlu diingat jika apa pun usaha kita dalam memperjuangkan dan membela Palestina bukan semata hanyalah angan-angan. Upaya yang kita berikan adalah amal yang sangat luar biasa besar pahalanya. Ada banyak pujian serta keistimewaan bagi mereka yang turut serta dalam membela Palestina.
Umat membutuhkan keberadaan payung yang akan melindungi umat Islam. Payung tersebut tak lain ialah khilafah. Haruslah ada kelompok dakwah yang terus menyadarkan umat akan posisinya sebagai umat terbaik dan wajibnya menegakkan khilafah.
Rasulullah saw. telah memberikan teladan bagaimana menegakkan negara Islam serta menerapkannya secara kafah. Umat wajib meneladaninya.
Wallahualam bissawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar