Skincare Antara Gaya Hidup Atau Kebutuhan Hidup


Oleh : Wina Apriani

Berbicara Menjamurnya produk-produk skincare hari ini rasanya tidak akan pernah habisnya di bahas.berbicara skincare Saat ini sudah menjadi bagian dari gaya atau kebutuhan hidup khususnya bagi perempuan.

Harga skincare sendiri di pasaran saat ini sudah beragam dari harga yang murah sampai yang fantasis semuanya menjamur termasuk di berbagai sosial media. Banyak khususnya kaum muslimah terutama perempuan sendiri. Mereka mengandalkan segala cara hanya untuk membeli skincare tak ketinggalan generasi remaja milenials pun sama mereka berupaya tampil cantik putih atau dengan istilah glowing trend saat ini. Tidak habis pikir mereka rela menabung bahkan lebih mementingkan untuk berburu membeli skincare daripada kebutuhan untuk makan sehari-hari.

Ini adalah salahsatu fenomena rusaknya masa depan muslimah. Mereka hanya menampilkan penampilan dan kecantikan saja, tak ketinggalan para remaja tadi terlebih jika zilenial menjadi model iklan produk skincare tersebut. Tidak habis pikir seharusnya uang bisa ditabung untuk kebutuhan sekolah, ini malah digunakan untuk sesuatu yang berlebihan membeli skincare tadi yang harganya ratusan bahkan jutaan.

Sebagai seorang muslimah terutama ibu, tidak boleh menganggap remeh ketika menemui fenomena skincare khususnya pada anak gadisnya sekarang sangat care dengan penampilan dan wajahnya. Saat mereka mulai minta uang jajan cukup banyak untuk membeli masker wajah, susu pembersih wajah, sunscreen, hand and body lotion, hingga parfum, ini adalah peringatan bagi orang tua terhadap anak gadisnya. 

Begitupun kita sebagai seorang muslimah sendiri jangan langsung beli karena viral atau murah tanpa melihat manfaat dan kandungan serta tanpa melihat kondisi finansial keuangan apalagi saat ini sedang ramai banyak sekali produk murah tapi membahayakan yang mengandung merkuri. Merkuri sendiri adalah suatu zat kimia yang saat ini banyak ditemukan dalam kosmetik atau skincare.

Merkuri bersifat korosif untuk kulit. Mengoleskan kosmetik yang mengandung merkuri secara terus-menerus akan membuat kulit semakin tipis dan membuat kerusakan pada kulit maupun kesehatan kamu. Merkuri dapat meresap ke dalam kulit dengan cepat dan paparan merkuri yang tinggi nyatanya dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, sistem saraf, dan ginjal.

Selain itu pula ada skincare yang mahal tapi tidak memberikan kandungan dan manfaat nya sama sekali untuk wajah, sebagai seorang muslimah yang sudah tahu maka harus bisa memilih dan menilai produk skincare tersebut.

Berbicara kepahaman tentang skincare, sesungguhnya pemahaman mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang. Benar atau tidak pemahaman tersebut akan menentukan perilaku yang muncul, yakni perilaku baik atau menyimpang. Setiap muslim, laki-laki dan perempuan harus menjadikan pemahaman Islam sebagai standar perilakunya, apa pun sikap yang ditampakkan. Di sinilah kita sebagai perempuan atau pun sebagai seorang orang tua harus peka dan segera menanamkan pemahaman Islam, serta melepaskan pemahaman yang keliru terutama bagi seorang muslimah 

Memang di saat ini mengumbar kecantikan adalah sesuatu yang lumrah tadi. Ingin terlihat cantik adalah sikap yang muncul dari naluri seksual. Apalagi ada pujian dari lawan jenis terhadap penampilan seorang gadis. Dengan demikian, remaja putri akan berusaha tampil cantik dan menarik sehingga disukai dan dipuji orang lain.

Garizah Nau atau naluri seksual ini adalah fitrah yang ada pada setiap manusia, laki-laki dan perempuan. Ia bagian dari anugerah yang Allah SWT ciptakan. Akan tetapi, Allah juga menurunkan Islam sebagai risalah yang akan menuntun hidup manusia. Islam menjadi panduan mengendalikan naluri seksual ini, termasuk mengatur penampilan perempuan agar sesuai syariat Islam.

Skincare sendiri dalam Islam diperbolehkan asal tidak mengandung kebahayaan serta fungsi skincare untuk merawat wajah diperbolehkan saja. Tapi saat sistem kapitalisme saat ini banyak sekali skincare berbahaya yang sama sekali tidak dalam pengawasan akibat kelalaian para pemimpin saat ini maka butuh sebuah sistem Islam yang mengawasi terhadap skincare wajah dan kulitnya yang harganyapun pas d kantong masyarakat tidak ada yg berlebihan tadi sampai jutaan.

Dalam Islam sendiri muslimah diajarkan berpenampilan sesuai syariat Islam. Apalagi seorang ibu harus menamkan nilai nilai islami islami kepada anak gadis harus menjadi agenda setiap keluarga muslim. Dengan demikian,islam telah memiliki pemahaman yang benar sesuai tuntunan syariat sejak dini. Islam tidak mengekang, tetapi juga tidak mengumbarnya. Namun, Islam mengendalikan naluri manusia sesuai tujuan penciptaannya.

Allah Swt. berfirman dalam QS Al Ahzab: 59, “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Juga firman-Nya di dalam QS An Nur: 31, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya. Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Allah SWT juga berfirman, "Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliah yang dahulu." (QS Al-Ahzab: 33).

Berdasarkan ayat di atas, jelaslah bahwa kemolekan tubuh wanita justru wajib ditutup. Kalaupun wajah dan telapak tangan boleh terlihat, tetapi tidak boleh berhias seperti orang-orang jahiliah. Penampilan yang bisa merangsang timbulnya naluri seksual lawan jenis justru diharamkan dalam Islam.

Penggunaan skincare dan make up yang dilakukan remaja muslimah agar penampilannya terlihat cantik sehingga menarik perhatian dan memicu naluri seksual lawan jenis dengan munculnya rasa suka laki-laki terhadapnya adalah perbuatan yang menyimpang dari ajaran Islam begitupun tadi produk produk skincare yang berhaya termasuk permasalahan yang tidak boleh dibiarkan.

Sebagai muslimah termasuk para ibu seharusnya menjauhkan remaja muslim dari budaya konsumtif. Orang tua harus menanamkan pemahaman bahwa ada berbagai kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, sebaliknya ada keinginan yang bisa ditunda, bahkan tidak perlu dipenuhi. Anak gadis kita harus diajarkan agar bijak memilah antara needs dan desire, kebutuhan dan keinginan. Dengan demikian, tidak setiap promo produk skincare ingin mereka beli dan coba.

Muslimah dan para remaja seharusnya sudah bisa diajak berpikir tentang pemenuhan kebutuhan hidup. Ada kebutuhan pokok yang menuntut segera direalisasikan dan ada kebutuhan pelengkap yang bisa ditunda pemenuhannya. Terlebih dalam kondisi ekonomi keluarga yang makin sulit hari ini. Setiap keluarga harus benar-benar memperhitungkan keuangan rumah tangga agar tetap bisa bertahan hidup. Sistem kapitalisme sekuler abai dan gagal memenuhi tercukupinya kebutuhan hidup masyarakat sehingga remaja maupun muslimah, (perempuan,) harus diajak care terhadap kondisi keuangan keluarganya.

Pola hidup yang berdasarkan skala prioritas harus ditanamkan sejak dini di dalam keluarga. Memang tidak mudah melakukan hal ini pada anak-anak. Terlebih budaya konsumtif memang digencarkan oleh negara-negara kapitalis terhadap negara berkembang yang menjadi pasar bagi produk mereka. Bonus demografi usia muda adalah pasar potensial bagi negara kapitalis.

Di sinilah perlunya membina keluarga muslim dengan Islam. Dengan demikian, keluarga bisa menjadi benteng terhadap pemahaman yang tidak sejalan dengan Islam. Keluarga yang terbina dengan Islam akan memiliki kesadaran bahwa mereka tidak hidup dalam sistem yang ideal bagi manusia. Kesadaran ini akan mendorong upaya mewujudkan sistem ideal tersebut dalam kehidupan masyarakat. Sistem ideal ini hanya ada dalam institusi Daulah Khilafah Islamiah yang akan menerapkan Al-Qur’an dan sunah, serta menjadi benteng besar nan kukuh bagi keluarga, generasi, dan seluruh umat muslim. Wallahualam bissawab[]




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar