Oleh: Purnama (Aktifis Remaja)
"Kecil di manja, muda foya- foya, tua kaya raya, mati masuk syurga." Aaah iyaa?!
Generasi muda saat ini tumbuh di tengah arus teknologi yang begitu deras. Teknologi membawa banyak kemudahan, memperluas akses informasi, dan membuka peluang baru dalam berbagai bidang. Namun, di balik segala manfaatnya, muncul juga dampak penggunaan teknologi ini terhadap kesehatan mental generasi. Banyak penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan teknologi berlebih dengan peningkatan stres, kecemasan, hingga depresi. Selain itu memicu juga adanya perilaku yang konsumtif, fear of missing out (FOMO), dan kecanduan teknologi yang berdampak pada pola hidup sehat (Kumparan.com 21/10/24).
Tidak hanya masalah arus teknologi, generasi muda saat ini juga terancam dalam dunia kerja atau karir. Di kutip dari Radar.com angka pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z) di Indonesia telah mencapai titik kritikal, yaitu sebanyak 9,9 juta orang (22/10/2024). Ini berarti sekitar 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun masih belum memiliki pekerjaan stabil (Radar.com 23/10/24).
Berbagai persoalan mengusik peroses tumbuh kembang generasi saat ini. Mulai dari kesehatan mental, karir dan pekerjaan, serta susahnya pendidikan. Selain itu generasi muda saat ini pun terjebak dalam gaya hidup yang tidak sehat mulai dari fear of missing out (FOMO), konsumtif, individual, mageran, dan budaya instan.
Semua ini adalah dampak dari penerapan sistem Kapitalisme- sekuler yang hanya mengarahkan fokus individu pada pencapaian materi sebanyak- banyaknya dan kebebasan. Dalam kemajuan teknologi yang disetir Kapitalisme- sekuler menghasilkan generasi muda yang hanya cari kepuasan materi dan kebebasan tanpa ada standar jelas. Hal ini juga membuat generasi muda mengalami maslah mental atau lebih umumnya disebut krisis identitas yang membuat generasi terjebak dalam arus sistem yang membuat lalai, malas, tertekan, dan stres.
Padahal generasi muda adalah generasi yang punya potensi besar berada di antara dua kelemahan. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam Al- Qur'an surah Al- Rum yang artinya: "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa." [QS: ar-Rum ayat 54]
Ibn Katsir di dalam Tafsirnya saat menjelaskan tentang ayat ini menulis, “Kemudian ia keluar dari rahim ibunya, lemah, kurus, dan tak berdaya. Kemudian ia tumbuh sedikit demi sedikit sampai ia menjadi seorang anak, lalu ia mencapai usia baligh, dan setelahnya menjadi seorang pemuda, yang merupakan kekuatan setelah kelemahan. Kemudian ia mulai menjadi tua, mencapai usia paruh baya, lantas menjadi tua dan uzur, kelemahan setelah kekuatan, maka ia kehilangan ketetapan hati, tenaga untuk bergerak, serta kemampuan berperang, rambutnya menjadi kelabu dan sifat-sifatnya, zahir dan batin, mulai berubah.”
Dari potensi besar ini seharusnya generasi muda di arahkan menuju kehidupan yang lebih produktif dan terus berkembang sebagaimana seharusnya menjadi khoiru ummah ditengah peradaban. Untuk itu generasi muda harusnya dapat di bina dan difasilitasi untuk membentuk dan mengembangkan potensi generasi muda dalam kepribadian dan kemampuan menjadi khoiru ummah dengan binaan sistem Islam Kaffah yang memiliki visi dan misi menuju peradaban khoiru ummah.
Wallahualam.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar