Bukan Retorika, Butuh Tindakan Nyata untuk Palestina


Oleh : Ummu Mumtazah

Lebih dari satu tahun negeri muslim Palestina mengalami penderitaan dan kesengsaraan akibat penyerangan yang dilakukan oleh zionis Yahudi. Mereka menyerang dengan tidak ada rasa perikemanusiaan, tanpa belas kasihan. Semuanya diserang dan dihancurkan. Semuanya menyalahi aturan peperangan. 

Kaum muslimin Palestina butuh pembelaan yang nyata bukan retorika yang meniadakan upaya.

Presiden Prabowo Subianto, lantang menyatakan mendukung Palestina, yang disampaikan saat pidato di KTT D-8 di Kairo Mesir pada Kamis, (19/12/2024) waktu setempat.

Didalam pidatonya, Presiden Prabowo menyampaikan pandangan dan dukungannya terkait konflik Palestina, Lebanon hingga Suriah. Walaupun beberapa delegasi negara yang keluar forum ketika Prabowo memulai pidato dengan pembahasan dukungan terhadap Palestina, namun beliau tetap lantang menyuarakannya. Diantara pidatonya, menyoroti lemahnya solidaritas antar negara Muslim pada sejumlah isi, seperti perdamaian dan kemanusiaan. Juga menyerukan pentingnya persatuan dan kerja sama antar negara muslim. Rambinews.com

Dalam pidato lain mengenai Palestina, ketika debat Capres (7/12/2024), Prabowo Subianto mengungkapkan, hal penting yang mendasar untuk kekuatan nasional itu mesti ada kekuatan militer, "tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan ditindas, seperti di Gaza sekarang ini, akan diambil kekayaannya, dan akan diusir dari tanah airnya. Tidak bisa tidak, kita harus kuat." Jelasnya.(Suara.com,8/1/2024).

Terbukti jelas, sejumlah pembelaan dan dukungan terhadap Palestina hanya sebagai retorika saja, mau sampai kapan konflik tersebut bisa diselesaikan, tanpa persatuan dan dukungan semua kaum muslim dunia ?


Hanya Retorika

Jika ada pembelaan tanpa ada tindakan nyata, semua itu hanya retorika ditengah kesengsaraan Palestina. Palestina bukan sekedar butuh dukungan dan pembelaan tetapi butuh tindakan nyata, yaitu berupa pengiriman pasukan militer karena sesungguhnya inilah yang dibutuhkan oleh Palestina. Apalagi Indonesia mendukung solusi dua negara, yang berarti menyetujui tanah Palestina dirampok oleh Zionis dan Palestina tetap tak akan merdeka sepenuhnya. Tetapi kenyataannya, para pemimpin kaum muslim di dunia tidak bisa melakukan pembelaan apalagi terjun langsung melalui pengiriman pasukannya karena mereka terhalang sekat bangsa-bangsa yang menyibukkan mereka dengan urusan negara mereka masing-masing. 

Dalam sistem kapitalisme, muncul kelompok-kelompok atau orang-orang yang membela kebiadaban zionis Yahudi, karena alasan manfaat dan ketakutan kehilangan dukungan internasional terutama dari Amerika Serikat. Sementara para pejuang Islam seperti Hamas dikatakan sebagai teroris. Hal tersebut menunjukkan lemahnya pemimpin-pemimpin kaum muslimin yang enggan membela Palestina, seolah-olah mereka mendukung kedholiman. Padahal Allah SWT,. telah berfirman :
 ولا تركنوا الى الذين ظلموا فتمسكم النار وما لكم من دون الله من اولياءثم لا تنصرون
Artinya : Janganlah kalian cenderung kepada orang-orang dhalim yang menyebabkan kalian disentuh api neraka. Sekali-kali kalian tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kalian tidak akan diberi pertolongan. (QS.Hud [11]:113).

Sistem kapitalisme melahirkan penguasa-penguasa pengecut, lemah dan tidak berdaya, sehingga membiarkan saudaranya yang seakidah dibantai oleh orang-orang kafir. Mereka hanya berbicara lewat kata-kata bahkan ada yang membisu seribu bahasa seolah-olah mencari aman dan tidak mau dikucilkan oleh negara yang pro kedholiman, yaitu AS dan antek-anteknya.

Karena itulah, saat ini umat Islam semakin tahu bahwa betapa lemahnya penguasa mereka yang tidak berdaya dalam menghentikan genosida yang terjadi di Gaza, Palestina. Umat semakin yakin bahwa, satu-satunya solusi atas permasalahan Palestina yaitu dengan persatuan dan kesatuan umat melalui jihad dan khilafah untuk menyingkirkan zionis Israel.


Kekuatan Akidah

Selain kekuatan militer yang seharusnya di didapatkan, Palestina juga butuh kekuatan akidah yang dapat menyatukan kaum muslimin sedunia. Karena dengan kekuatan akidah, sejarah membuktikan, pada saat perang Badar misalnya, kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan musuh, dengan bertumpu pada kalimat, Laa Ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullaah.

Dengan akidah, kaum muslimin dapat membangkitkan kekuatan. Kaum muslimin memiliki kehormatan dan kemuliaan dihadapan manusia lain, sehingga bisa mengalahkan musuh dengan kekuatan akidah yang tertanam dalam jiwa-jiwa kaum muslimin.

Semua itu tidak bisa diwujudkan kecuali hanya dengan perjuangan di bawah kepemimpinan Islam (Khilafah) dengan menegakkan kembali Khilafah Islamiyah yang akan membawa kemenangan dan kehormatan. Tanpa penerapan Islam secara kaffah, tidak bisa menyelamatkan Palestina dari kebiadaban Zionis. 

Dengan penerapan Islam secara kaffah, maka pembelaan Palestina melalui jihad dan khilafah dapat diwujudkan.

Wallaahu a'lam bi ash- shawwab




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar