Oleh : Nurul Hijeriah. SP (Pemerhati Generasi muda)
Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur (Kejati Kaltim) terus berupaya meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, khususnya di kalangan pelajar, dengan program yang diandalkan ialah Pemilihan Duta Pelajar Sadar Hukum (DPSH) tingkat SMA se-Kaltim. Wakil kepala kejati Kaltim menyatakan bahwa pengembangan budaya sadar hukum merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional. "Ini akan membentuk karakter para pelajar, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, dan kepedulian pada lingkungan dan sosial," jelasnya.
Saat ini, generasi muda banyak dilibatkan dalam ajang pemilihan duta. salah satunya duta sadar hukum. Adanya para duta ini seakan merupakan tindakan heroik untuk melibatkan pemuda dalam menyelesaikan persoalan bangsa dan negara. Seolah-olah, melalui ajang duta, para pemuda sudah berpartisipasi dalam pembangunan. Namun, sejatinya hal ini adalah jebakan terhadap pemuda untuk membajak potensi mereka.
Kapitalisme Menjebak dan Mengaborsi Potensi Pemuda Muslim
Karakter pelajar tidak akan terwujud dengan budaya sadar hukum ala sistem pendidikan sekuler, meski berprestasi tapi berakhlak buruk, sebab pendidikan ala sistem sekuler sangat jelas ingin menjauhkan pemuda dari Islam. Paham liberal yang dihasilkan dari sistem sekularisme dan diadopsi oleh generasi dan mengakibatkan berbagai kerusakan. Moral generasi menjadi rusak, tidak beradab, berkepribadian liberal, bahkan tidak takut pada Sang Pencipta dan Pengatur, yakni Allah Taala.
Keberhasilan sekularisme melahirkan generasi rusak dapat kita ketahui dari beberapa indikasi :
Pertama, tercerabutnya nilai-nilai agama (Islam) dari generasi hingga akhirnya menjadi individu hedonis dan liberal.
Kedua, pendidikan diharapkan mencetak generasi unggul dan bermartabat justru melahirkan generasi rapuh tanpa adab. Pendidikan sekuler yang diterapkan memisahkan agama dari kehidupan.
Ketiga, orang bebas berbuat, bebas memiliki, bebas beragama, dan bebas berpendapat, dan semua itu dilindungi oleh negara. Dari beberapa indikasi di atas, dapat diketahui bahwa sekularisme adalah biang dari berbagai kerusakan yang menimpa manusia, termasuk generasi.
Jika kerusakan terus meningkat, kondisi generasi makin terancam dan menghancurkan aset bangsa. Oleh karenanya, pemuda muslim tidak boleh terjebak menjadi duta program Barat yang hakikatnya merusak umat Islam. Sebab, Duta pemuda ala sekulerisme hanya menjadikan pelajar berprestasi untuk meraih dunia serta materi bahkan prestasi, namun kering dari sisi rukhiyah sebab sudah terpisah agama dengan kehidupannya. Pencapaian itu hanya di dorong oleh eksistensi semangat.
Oleh karenanya, menjadikan pemuda sebagai Duta sadar hukum untuk membentuk karakter para pelajar, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, dan kepedulian pada lingkungan dan sosial,kemudian dikampanye tanpa disertai penyadaran masyarakat tentang biang kerok kerusakan, menjadi sekadar langkah pragmatis yang tidak menyentuh persoalan mendasar keserakahan kapitalis.
Remaja harusnya menjadi duta Islam kaffah yang selalu mengupayakan diri mengkaji Islam agar berprestasi dengan bangga "i am muslim" dan sebagai duta Islam kaffah tak lepas dari mengkampanyekan Islam yang sesungguhnya menerjunkan diri dalam mendakwahkan Islam ditengah-tengah pemuda agar menjadi pelajar yang berprestasi tanpa meninggalkan rukhiyah dari sisi pelajar.
Pemuda Muslim, Duta Islam Kafah
Pemuda muslim adalah generasi terbaik Islam. Allah Swt. berfirman, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110).
Generasi terbaik adalah generasi yang beriman kepada Allah Taala, menjadikan Islam sebagai pedoman dalam segala aspek kehidupan, sekaligus berperan besar sebagai duta yang menyerukan Islam kafah, bukan ideologi kapitalisme ataupun sosialisme.
Pemuda muslim zaman now adalah cucu para pejuang dan kreator peradaban. Mush’ab bin Umair adalah teladan duta Islam politik di Madinah. Melalui tangannyalah, tokoh-tokoh berpengaruh bisa masuk Islam dan menjadi penolong dakwah Rasulullah saw.. Sosoknya terlahir dari sistem sahih Daulah Islam yang diterapkan oleh Rasulullah saw. dan diteruskan oleh Khulafaurasyidin serta kekhalifahan setelahnya hingga 13 abad lamanya.
Khilafah yang menerapkan Islam kafah dalam pendidikan terbukti mencetak pemuda pemimpin peradaban. Sosok Muhammad al-Fatih dan Shalahuddin al-Ayyubi adalah hasil dari peradaban emas Khilafah.
Sistem ekonomi yang diterapkan oleh Khilafah juga akan menjamin kesejahteraan rakyat dan pemenuhan kebutuhan tiap individu rakyat tanpa kecuali, muslim maupun nonmuslim. Peran pemuda tidak akan dikerdilkan dengan sekadar meraih “receh” sebagaimana dalam sistem kapitalisme.
Will Durant pun jujur bertutur, “Pada masa pemerintahan Abdurrahman III, diperoleh pendapatan sebesar 12.045.000 dinar emas. Diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan pesatnya aktivitas perdagangan.” (Will Durant, The Story of Civilization). Saatnya pemuda muslim menjadi duta Islam kafah dengan memperjuangkan penerapan Islam dalam institusi Khilafah ‘ala minhajin-nubuwwah. Wallahualam.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar