Formalitas Pemeriksaan Transportasi Umum


Oleh: Lindawati

Setiap akhir tahun pasti terjadi lonjakan permintaan transportasi umum. Karena setiap tahun ada perayaan Natal dan Tahun Baru. Maka tak heran menjelang nataru, semua fasilitas akan disediakan dan dipersiapkan untuk yang akan merayakannya. Mulai dari kendaraan umum, jalan umum, ataupun pelabuhan lintas pulau.

Petugas Dinas Perhubungan dan Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) melakukan pemeriksaan terhadap bus-bus yang beroperasi jelang Natal dan tahun baru (Nataru). Dari operasi yang dilakukan pastilah ditemukan puluhan bus yang tidak layak beroperasi. Alhasil puluhan bus tersebut dilarang untuk beroperasi karena membahayakan para penumpang. 

Secara sistemik usaha pemeriksaan terhadap bus-bus yang tidak layak beroperasi dilakukan hanya pada saat hari-hari tertentu. Seperti Nataru, maupun perayaan hari keagamaan yang lain. Padahal meskipun diadakan pemeriksaan terhadap bus yang tidak layak beroperasi sudah dilakukan, tetap saja bus tersebut melakukan perjalanan meskipun ada larangan dari Dishub dan BPTD, walaupun dalam lingkup yang lebih kecil.

Pemeriksaan yang seremonial ini membuktikan ketidakseriusan BPTD dalam penanganan terjadinya bahaya kecelakaan di jalan raya yang mempertaruhkan nyawa manusia. Seolah ini hanyalah formalitas saja supaya mereka terlihat bekerja untuk membantu lancarnya perjalanan masyarakat.

Ini baru dari segi transportasi, belum lagi dari segi kualitas jalan raya yang dilalui. Pihak yang seharusnya bertanggung jawab dalam hal ini abai, tidak peduli bahaya yang diakibatkan. Kalau sudah ada kejadian lakalantas, viral, barulah ditangani. Pun penanganannya seringkali tidak menyeluruh, hanya sebatas menambal jalan yang lubang tanpa memperhatikan retakan atau potensi lubang di titik yang lain. 

Ini karena tidak adanya dukungan yang menyeluruh dari sistem yang diterapkan saat ini. Kapitalis sekuler menjauhkan manusia dari kepedulian terhadap sesama manusia. Semua diukur berdasarkan asas manfaat, untung rugi. Tanpa sadar sistem ini mengajarkan egois dan apatis.

Hujan deras yang terjadi di akhir tahun contohnya, telah mengakibatkan banyak jalanan rusak. Kemudian berdampak pada peningkatan intensitas kecelakaan dan bencana yang lainnya. Maka dari itu, masyarakat dituntut untuk selalu waspada terhadap segala sesuatu yang terjadi di luar diprediksi. Negara hanya mampu mengimbau tanpa menjamin keselamatan rakyatnya.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar