Oleh : Zahwa Asma Fathiyyah (Mahasiswi STIU Darul Hikmah)
Politik bukan lagi hal asing di negara Indonesia ini, pengaruh politik di Indonesia sangatlah besar, politik bukanlah hal yang asing bagi Indonesia, karena ia memainkan peran penting dalam membentuk arah dan masa depan negara. Hal ini merupakan bagian penting dalam pembangunan bangsa dan telah hadir sepanjang sejarah Indonesia, mulai dari masa perjuangan kemerdekaan hingga era modern saat ini.
Perlu kita sadari bahwasanya melek politik atau literasi politik adalah aspek penting. Namun, sangat disayangkan sekali masih banyak dari masyarakat Indonesia khususnya Gen Z yang tidak peduli dengan apa itu politik. Padahal terlibatnya generasi muda dalam proses politik sangatlah penting bagi masa depan negara.
Contohnya, pada Kamis, 19 Desember 2024, terjadi aksi penolakan terhadap kenaikan PPN 12 persen yang dilakukan sejumlah anak-anak muda, mulai dari kelompok perempuan, mahasiswa, K-Popers, sampai gamers. Mereka menilai aturan yang mulai berlaku 1 Januari 2025 itu memberatkan rakyat. Ratusan orang dari beberapa organisasi dan kelompok tersebut melakukan unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pukul 14.00.
Dikutip dari Antara, pendemo berkumpul dari Taman Aspirasi di halaman Plaza Barat Laut Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat. Mereka membawa poster yang berisi tulisan atas kesalahannya, seperti “Kalo PPN naik, berarti harga barang bakal naik, otomatis pengeluaran ikut naik, gaji jadi ga cukup lagi”.
Poster lainnya juga berbunyi, “Ketua Serikat Gen Z tolak kenaikan PPN 12 persen”. Tak hanya poster berisi tulisan, beberapa pengunjuk rasa juga membawa lampu tangan lightstick yang biasa dibawa ketika konser.
“Saya tidak setuju kenaikan PPN 12 persen, 11 persen aja sudah mencekik apalagi 12 persen, makin diperas intinya itu,” kata salah seorang pengunjuk rasa bernama Ikrar W, 25 tahun, asal Semarang. Ikrar bersama ratusan pendemo lainnya berjalan menuju Kantor Sekretariat Negara untuk menyerahkan petisi warga yang menolak kenaikan PPN 12 persen.
Mereka juga membuat petisi yang ditandatangani oleh sebanyak 142 ribu lebih dari target 150 ribu orang yang ditujukan kepada Presiden Prabowo agar membatalkan kenaikan PPN 12 persen di laman change.org sampai Jumat, 20 Desember 2024, pukul 07.05 WIB. Petisi tersebut diinisiasi oleh Bareng Warga berjudul “Pemerintah, Segera Batalkan Kenaikan PPN!” yang disertai tagar #PajakMencekik dan #TolakKenaikanPPN.
Petisi tersebut menyatakan, melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (PPN), mulai 1 Januari 2025 pemerintah akan menaikan PPN menjadi 12 persen. Sebelumnya atau sekitar 2 tahun lalu, pemerintah sudah pernah menaikan PPN dari semula 10 persen menjadi 11 persen. Rencana kenaikan PPN ini merupakan kebijakan yang akan memperdalam kesulitan masyarakat. Sebab, harga berbagai jenis barang kebutuhan, seperti sabun mandi hingga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan naik. Padahal, keadaan ekonomi masyarakat belum juga hinggap di posisi baik.
Petisi tersebut juga menyebutkan bahwa upah para pekerja juga menjadi masalah yang harus ditangani oleh pemerintah. Sebelum luka masyarakat kian menganga. Sebelum tunggakan pinjaman online membesar dan menyebar ke mana-mana, maka pemerintah harus membatalkan kenaikan PPN yang tercantum dalam UU HPP. (TEMPO.CO, 19-12-2024)
Maka, sudah seharusnya masyarakat khususnya Gen Z sebagai penerus bangsa, peduli terhadap kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Karena umat sangat menaruh harapan pada Gen Z sebagai the agen of change. Tetapi perlu diingat juga bahwa penolakan yang dilakukan atas kebijakan zalim yang ditetapkan, harus dibangun atas kesadaran yang sahih atas kerusakan sistem hari ini. Bukan hanya sekedar ikut-ikutan saja. Dan penolakan ini juga harus sampai ke akar permasalahannya yaitu akibat diterapkannya sistem kapitalisme dalam kehidupan ini.
Oleh karena itu Pendidikan politik pada Gen Z tidak boleh diabaikan, Gen Z kudu melek politik agar bisa memberikan kontribusi pada perubahan hakiki untuk penerapan Islam kafah dan tegaknya Khilafah. Salah satunya dengan bergabung pada partai politik islam ideologis untuk mendapatkan pendidikan politik Islam yang sebenar-benarnya. Agar gerak perjuangannya terarah dan berada pada jalan yang menghantarkan pada perubahan yang hakiki yaitu kehidupan yang diatur dengan Islam kaffah. Wallahua'lam bishshawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar