Oleh : Rohana Muhaidawati (Generasi Peduli)
Sungguh Miris. Negeri kita tercinta sekarang lagi dilanda dengan fenomena-fenomena yang mengerikan, karena banyaknya kasus pembunuhan, pembullyan, pencabulan, dan masih banyak lagi yang mungkin kita enggan untuk mendengarnya. Akan tetapi, yang banyak mencuri perhatian masyarakat karena kasus ini adalah para pelaku yang melakukan hal ini bukan hanya orang dewasa saja tetapi ada yang di bawah umur sudah melakukan hal-hal yang mungkin menurut kita tidak mungkin untuk dilakukan oleh anak-anak (di bawah umur).
Akan tetapi, karena sistem pemerintahan saat ini yang sama sekali kurangnya pendidikan dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak dalam berperilaku sesuai dengan ajaran agama di lingkungan sekitarnya, bukan sebaliknya yang membiarkan anak-anak bebas mengekspresikan jati dirinya mau ke hal positif ataupun negatif dan kurangnya bimbingan dari orang tua dan masyarakat sekitar dalam mendidik dan memberikan pengarahan yang baik dan positif untuk anak-anaknya, juga sebagian orang tua dan masyarakat masih ada yang memaklumi perilaku tersebut dengan alasan, “Biarin, kan masih anak-anak, nanti juga kalau sudah dewasa tidak akan melakukan hal itu”.
Namun nyatanya dengan alasan sepele itu, sekarang banyak anak-anak (di bawah umur), yang bebas berperilaku, berekspresi dan berpendapat yang menurut kita tidak baik atau negatif. Namun, menurut pandanganya hal itu adalah yang menggambarkan jati dirinya atau hal itu adalah cara untuk melampiaskan ekspresi jati dirinya.
Seperti yang dikutip dalam Suara.com (30/11/2024), seorang anak di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, menusuk anggota keluarganya dengan sebilah pisau. Dalam peristiwa ini menyebabkan sang ayah dan nenek tewas, sedangkan sang ibu mengalami luka parah dan dikabarkan juga pelaku masih di bawah umur, yakni 14 tahun.
Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase mengatakan, bahwa ayah dan nenek pelaku tewas bersimbah darah di lantai dasar rumah, sedangkan sang ibu dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati dengan kondisi luka berat, dan beliau juga mengatakan bahwa pelaku sudah ditangkap dan diamankan tak lama setelah peristiwa terjadi, juga pelaku sedang melakukan pemeriksaan untuk mengetahui motif pelaku melakukan hal pembunuhan ini kepada anggota keluarganya sendiri di Polsek Cilandak.
Peristiwa ini juga viral di berbagai media sosial, dan berdasarkan informasi yang didapat, peristiwa pembunuhan ini terjadi saat tetangga korban sekitar melihat ibu pelaku yang berada di luar rumah dengan kondisi berlumuran darah, juga pelaku berupaya untuk membunuh sang ibu, kemudian pelaku melarikan diri keluar komplek perumahan.
Setelah peristiwa itu, tetangga korban menelpon petugas keamanan kompleks, setelah menerima informasi dari tetangga korban, petugas keamanan kompleks langsung mengecek lokasi pembunuhan, kemudian petugas yang lainnya mengejar pelaku yang melarikan diri, setelah itu tidak lama kemudian pelaku diamankan di dekat lampu merah Karang Tengah atau ditangkap dari jarak sejauh sekitar 500 meter dari lokasi peristiwa pembunuhan tersebut.
Inilah buah dari sistem yang negeri kita anut yaitu sistem sekularisme-kapitalisme yang telah membentuk penerus generasi yang rusak, bahkan hubungan antara anak dan orang tua juga hanya sebatas asas manfaat saja, saat tuntutan yang anak inginkan tidak terwujud hingga menjadikannya gelap mata, sehingga dengan mudahnya anak menghilangkan nyawa seseorang atau bahkan orang tuanya sendiri. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah.
Berbeda halnya dengan Islam, yang dalam sistemnya terutama dalam pendidikan akan membentuk setiap individu-individu yang bertakwa dan memahami kewajibannya sebagai seorang muslim yang birrul walidain serta amar makruf nahi mungkar kepada orang sekitar terutama orang tuanya sendiri yang harus dihormati dan berbakti kepadanya.
Wallahualam bissawab.
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar