KHUTBAH JUM'AT : SISTEM PEMERINTAHAN KHILAFAH MEMANG MENAKJUBKAN!


KHUTBAH PERTAMA

إنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ اِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ
 خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. 
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا.
اَللّٰهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللّٰهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى  
وَاَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ اَنْ يَّفْتِنُوْكَ عَنْۢ بَعْضِ مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكَۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ اَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّصِيْبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوْبِهِمْۗ وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ لَفٰسِقُوْنَ‏

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menganugerahkan kita nikmat iman dan Islam, serta mempertemukan kita di tempat yang diberkahi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Dalam pidato di Universitas Muhammadiyah Kupang, Rabu (4/12/2024), Presiden Prabowo mengungkapkan kekagumannya terhadap Kekhilafahan Utsmaniyah (Ottoman) sebagai contoh sistem pemerintahan yang bersih dan adil, sehingga mampu memakmurkan rakyatnya. Ia mengutip perkataan Osman Ghazi, pendiri Kekhilafahan tersebut, yang menegaskan bahwa keadilan adalah pondasi utama negara: "Tidak ada negara tanpa tentara yang kuat. Tidak ada tentara yang kuat tanpa uang. Tidak ada uang tanpa kemakmuran. Tidak ada kemakmuran tanpa rakyat yang bahagia dan sejahtera. Tidak ada rakyat yang bahagia dan sejahtera tanpa pemerintah yang bersih dan adil. Artinya, tidak ada negara tanpa keadilan."

Prabowo juga menyoroti nilai-nilai toleransi dan harmoni yang dimiliki Kekhilafahan Utsmaniyah sebagai imperium multietnis yang mampu menyatukan berbagai agama dan suku. Menurutnya, pengalaman sejarah ini menawarkan pelajaran berharga tentang bagaimana pemerintahan yang adil dan bersih dapat menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Imperium Ottoman, yang oleh bangsa Eropa disebut Khilafah Utsmaniyah, adalah bagian dari sejarah panjang Kekhilafahan Islam yang berdiri sejak tahun 1299 dan berpusat di Istanbul. Salah satu prestasi besarnya adalah pembebasan Konstantinopel dari Imperium Romawi Timur pada 20 Jumadil Ula 857 H (29 Mei 1453 M) oleh Sultan Muhammad al-Fatih. Kekuasaan Khilafah Utsmaniyah yang berlangsung hampir tujuh abad merupakan kelanjutan dari pondasi kekuasaan Islam yang ditegakkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di Madinah, dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, dan para khalifah berikutnya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah kepala negara pertama yang menjalankan sistem pemerintahan Islam. Selain menyampaikan wahyu Allah Subhanahu wa Ta'ala, beliau juga menata kehidupan umat dengan hukum-hukum-Nya. Setelah wafatnya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kepemimpinan umat dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin sebagai khalifah, sebagaimana Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah berwasiat tentang keberadaan khalifah pengganti beliau dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari. Sabda beliau: Dulu Bani Israil dipimpin oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, ia akan digantikan oleh nabi yang lain. Akan tetapi, sungguh tidak ada nabi lagi sesudahku. Sepeninggalku akan ada para khalifah dan jumlahnya banyak (HR al-Bukhari).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Khilafah adalah bagian integral dari ajaran Islam yang wajib ditegakkan. Dr. Mahmud al-Khalidi mendefinisikan Khilafah sebagai kepemimpinan umum atas kaum Muslim untuk menerapkan syariah dan menyebarkan dakwah. Dalil kewajiban menegakkan Khilafah tercantum dalam Al-Qur'an, Sunnah, dan Ijmak Sahabat, seperti firman-Nya: 
وَاَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَهُمْ
Terapkanlah hukum di tengah-tengah mereka dengan apa yang Allah turunkan dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka (TQS al-Maidah [5]: 49) 

Para ulama, termasuk Imam al-Qurthubi dan Imam al-Mawardi, sepakat bahwa mendirikan Khilafah adalah fardu kifayah atas kaum Muslim.

Khilafah berperan strategis dalam menjaga agama dan mengurus dunia, sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Khaldun bahwa tugas Khalifah adalah menggantikan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam dua hal tersebut. Syaikh Abdullah bin Umar menekankan bahwa hukum Allah hanya dapat diterapkan secara sempurna melalui Khilafah. KH Sulaiman Rasjid menambahkan bahwa ijmak ulama sepakat tentang kewajiban mendirikan Khilafah untuk menyatukan umat dan menegakkan hukum Allah.

Ada tiga faktor yang membuat pemerintahan Khilafah kuat dan berhasil. Pertama, ketakwaan individu, terutama para pemimpin, yang menjaga integritas mereka dari penyalahgunaan kekuasaan. Contohnya, Khalifah Umar bin al-Khaththab yang menyita unta putranya untuk menghindari pemanfaatan fasilitas negara. Kedua, konsistensi dalam menerapkan hukum Islam, seperti upaya Sultan Muhammad IV dalam memberantas korupsi dengan mendirikan dewan inspeksi yang mengawasi pejabat. Ketiga, keterlibatan rakyat dalam amar makruf nahi mungkar, yang menjadi kontrol sosial terhadap penguasa, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam: Jihad yang paling utama ialah menyatakan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim (HR Abu Dawud).

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah,
Khilafah Islamiyah memiliki keunggulan sebagai sistem pemerintahan yang bersih dan adil, dengan ketakwaan pemimpin dan rakyatnya sebagai pilar utama. Selama hampir 14 abad, Khilafah konsisten menyatukan umat dan menerapkan syariah yang menghasilkan keberkahan bagi umat manusia.

Khilafah adalah sistem pemerintahan terbaik yang mampu melebur umat dalam satu kesatuan. Dengan ketakwaan, konsistensi penerapan syariah, dan kontrol sosial yang kuat, Khilafah menjadi model ideal yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

Seorang Muslim tidak cukup hanya mengagumi agamanya, tetapi wajib tunduk pada aturan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menjalankan syariah secara kaaffah, termasuk dalam pemerintahan. Ketundukan ini terbukti membawa keberkahan besar melalui institusi Khilafah. Sebaliknya, keruntuhan Khilafah Utsmaniyah pada 1924 menunjukkan musibah yang datang akibat menjauh dari syariah. Hingga kini, penderitaan umat terus berlangsung karena belum menegakkan aturan Allah secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan. WalLaahu alam bi ash-shawaab. []

بَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ اللّٰهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللّٰهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ





KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِي، وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ، وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءَ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَاْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ، وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرْ




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar