Larangan Beli Pertalite, Awal dari Kehilangannya


Oleh: Eliyanti

Jika kita lihat dengan keadaaan ekonomi rakyat menengah ke bawah yang semakin hari semakin merosot dalam perekonomiannya, maka wajar jika para ojol di daerah Denpasar tersebut melontarkan kekhawatirannya dengan wacana yang disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dianggap tidak berpihak pada mereka.

Pasalnya, Menteri ESDM mengeluarkan wacana pelarangan pembelian pertalite untuk driver ojol. Bukan lagi pembatasan, tetapi sudah pelarangan. Belum saja direalisasikan, stok pertalite di beberapa daerah sudah langka. Mungkin wacana ini dijadikan alibi supaya masyarakat tidak menyalah-nyalahkan pemerintah.

Mereka juga menganggap bahwa wacananya sangat mempengaruhi perekonomian mereka karena apabila wacana tersebut benar-benar terealisasi, otomatis pasti akan berdampak terhadap pendapatan mereka. Pundi-pundi rupiah yang mereka kumpulkan selama ini semakin menipis karena membengkaknya biaya operasional mengojek.

Dari sini sesungguhnya nampak jelas tiap solusi dan wacana yang disodorkan oleh pemerintah tidak menyentuh akar problemnya karena berbeda dengan kenyataan yang diterima masyarakat. Setiap kebijakan justru lebih banyak memberatkan rakyat.

Inilah hasil kebijakan yang lahir dari sistem buatan tangan-tangan manusia yang diambil oleh negara dan dianggap mampu memberikan solusi dari setiap permasalahan yang terjadi. Namun sebaliknya justru dengan diterapkannya sistem buatan manusia ini menyebabkan rusaknya moral dan menimbulkan kekhawatiran baru. Rusaknya perekonomian buntut dari rusaknya alam akibat tangan-tangan manusia itu sendiri yang menyebabkan umat mengalami keterpurukan dalam berbagai hal.

Alam telah menyediakan segala isinya untuk diolah sebagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Hanya saja karena salah pengolahan sehingga minyak bumi dan gas alam yang harusnya bisa dipakai untuk bahan bakar, kini dikomersialkan hingga stoknya menipis atau dijual dengan harga mahal kemudian langka dan diumumkan akan hilang dari peredaran.

Dari sini sudah seharusnya kita segera sadar dan bangkit dari keterpurukan menuju kebangkitan yang hakiki yaitu dengan kembali kepada aturan Allah. Karena hanya dengan diterapkannya aturan Allah secara kaffah lah yang mampu membebaskan umat dari keterpurukan yang nyata saat ini dan tentunya kemaslahatan umat akan kembali kita raih dengan tegaknya daulah Islam.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar