Mahasiswa dan Gen Z Membela Rakyat: Penolakan PPN


Oleh: Widya Rahayu (Lingkar Studi Muslimah Bali) 

Penolakan terhadap kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025 telah menggema di berbagai lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa dan kelompok muda seperti Gen Z. Demonstrasi besar-besaran yang melibatkan mahasiswa, organisasi kepemudaan, hingga komunitas populer seperti K-Popers menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kebijakan yang dinilai menyengsarakan rakyat.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (Unair), seperti dilaporkan BeritaJatim (19/12/2024), secara tegas mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk menolak kebijakan ini. Ia menyebut kenaikan PPN sebagai bentuk pengabaian pemerintah terhadap kondisi ekonomi rakyat kecil. Namun, perjuangan ini tidak boleh berhenti pada penolakan kenaikan pajak semata. Penolakan tersebut harus dibangun di atas kesadaran politik yang sahih, yaitu kesadaran bahwa akar masalahnya terletak pada sistem kapitalisme yang melahirkan kebijakan-kebijakan tidak adil seperti ini.


Gen Z: Kekuatan Umat yang Harus Disadarkan

Gen Z memiliki potensi besar sebagai kekuatan umat dalam menciptakan perubahan. Kepedulian mereka terhadap isu-isu sosial dan politik merupakan modal penting untuk mewujudkan perubahan yang hakiki. Namun, kepedulian ini harus diarahkan dengan pemahaman yang benar tentang akar masalah dan solusi yang ditawarkan Islam.

Saat ini, banyak dari Gen Z yang menolak kenaikan PPN dengan alasan bahwa kebijakan tersebut memberatkan rakyat. Namun, mereka sering kali hanya memandang permasalahan ini dari permukaan, tanpa menyadari bahwa sistem kapitalisme yang menjadi asas kehidupan hari ini adalah akar dari segala persoalan. Sistem kapitalisme memandang rakyat sebagai sumber pendapatan negara, sehingga pajak seperti PPN menjadi andalan untuk menutupi defisit anggaran.

Kebijakan ini menunjukkan bahwa kapitalisme bukanlah sistem yang berpihak pada rakyat. Dalam sistem ini, kepentingan ekonomi negara sering kali mengorbankan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perjuangan menolak kenaikan PPN harus diiringi dengan kesadaran bahwa sistem kapitalisme itu sendiri yang harus diganti, bukan sekadar kebijakan per kebijakan.


Pentingnya Pendidikan Politik Islam untuk Gen Z

Agar perjuangan mahasiswa dan Gen Z tidak terjebak dalam siklus penolakan yang tidak menghasilkan perubahan mendasar, diperlukan pendidikan politik Islam. Pendidikan ini akan membekali mereka dengan pemahaman yang sahih tentang bagaimana Islam mengatur kehidupan secara menyeluruh, termasuk dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial.

Islam memandang generasi muda, termasuk Gen Z, sebagai agen perubahan yang memiliki potensi besar untuk mengubah keadaan umat. Dalam sejarah Islam, pemuda seperti Ali bin Abi Thalib, Mus’ab bin Umair, dan Muhammad Al-Fatih menjadi contoh bagaimana generasi muda dapat menjadi motor perubahan yang membawa kemuliaan bagi umat.

Islam juga memiliki sistem pendidikan yang holistik untuk membentuk generasi muda yang produktif dan bermanfaat bagi umat. Pendidikan ini tidak hanya mencakup ilmu pengetahuan duniawi, tetapi juga ilmu agama yang menjadi landasan dalam setiap tindakan. Selain itu, pendidikan politik Islam memberikan pemahaman kepada Gen Z tentang pentingnya berjuang untuk tegaknya Islam secara kafah melalui sistem Khilafah.


Khilafah: Solusi Hakiki untuk Menghapus Ketidakadilan Pajak

Dalam sistem Islam, pajak seperti PPN tidak akan menjadi beban bagi rakyat. Sebab, Islam memiliki sistem ekonomi yang berbeda dari kapitalisme. Negara dalam Islam tidak bergantung pada pajak untuk membiayai kebutuhan rakyat. Sebaliknya, negara memanfaatkan sumber daya alam dan harta milik umum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pendapatan negara dalam Islam berasal dari sumber-sumber yang sahih, seperti zakat, jizyah, kharaj, dan pengelolaan aset publik. Dengan mekanisme ini, kebutuhan rakyat dapat terpenuhi tanpa harus membebani mereka dengan pajak yang memberatkan.

Islam juga menempatkan penguasa sebagai raa’in (pengurus) dan junnah (pelindung) bagi rakyatnya. Rasulullah ï·º bersabda: "Imam (pemimpin) adalah pengurus dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam sistem Khilafah, penguasa bertanggung jawab penuh untuk memastikan kesejahteraan rakyat secara individu. Kebijakan yang menyengsarakan rakyat, seperti kenaikan PPN, tidak akan terjadi karena penguasa memahami bahwa tugas utamanya adalah melayani, bukan memanfaatkan rakyat.


Gen Z Harus Bergabung dengan Partai Politik Islam Ideologis

Perjuangan menegakkan sistem Islam tidak bisa dilakukan secara individual. Dibutuhkan gerakan kolektif yang terorganisasi untuk mewujudkan perubahan hakiki. Oleh karena itu, Gen Z harus bergabung dengan partai politik Islam ideologis yang memiliki visi untuk menerapkan Islam secara kafah.

Partai politik Islam ideologis tidak hanya memberikan pendidikan politik Islam, tetapi juga membimbing generasi muda untuk berjuang di jalan yang benar. Dengan bergabung dalam partai ini, Gen Z akan memiliki arah perjuangan yang jelas dan terfokus pada tujuan utama, yaitu tegaknya Khilafah.

Selain itu, partai politik Islam ideologis juga berfungsi sebagai wadah untuk menyuarakan aspirasi umat dan melawan kebijakan-kebijakan zalim yang lahir dari sistem kapitalisme. Dengan demikian, perjuangan menolak kenaikan PPN akan menjadi bagian dari perjuangan yang lebih besar untuk mengubah sistem kehidupan menjadi sistem Islam yang adil dan sejahtera.


Kesimpulan

Penolakan mahasiswa dan Gen Z terhadap kenaikan PPN merupakan langkah awal yang positif dalam membela rakyat. Namun, perjuangan ini tidak boleh berhenti pada penolakan kebijakan semata. Gen Z harus menyadari bahwa akar masalahnya adalah sistem kapitalisme yang melahirkan kebijakan-kebijakan tidak adil.

Untuk itu, pendidikan politik Islam menjadi kunci untuk membekali Gen Z dengan pemahaman yang sahih tentang solusi hakiki bagi permasalahan umat. Islam menawarkan sistem kehidupan yang menjamin kesejahteraan rakyat tanpa membebani mereka dengan pajak yang memberatkan.

Gen Z juga harus bergabung dengan partai politik Islam ideologis untuk memperjuangkan tegaknya Khilafah. Dengan kesadaran politik Islam yang benar, perjuangan mereka tidak hanya akan menghasilkan perubahan kebijakan, tetapi juga perubahan sistem yang mendasar. Inilah jalan menuju kehidupan yang diatur dengan Islam kafah, di mana keadilan dan kesejahteraan menjadi nyata bagi seluruh umat manusia.




Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.

Posting Komentar

0 Komentar