Oleh: Wulan Safariyah (Aktivis Dakwah)
Balikpapan bersiap mengikuti lomba program wali kota sedunia yang digelar Bloomberg Amerika. Dalam forum internasional. Balikpapan dengan segala potensinya akan dikenalkan di depan berbagai pimpinan dunia.
Sebelumnya lomba serupa sudah berlangsung di London, Inggris. Kini Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud kembali mengikuti ajang dengan skala internasional tersebut. Oleh karena itu, Pemkot Balikpapan masih melakukan perencanaan dan persiapan program. “Prinsipnya kami mempersiapkan semua metode yang dibawa ke Amerika. Ini bisa mengangkat kota Balikpapan tujuan utamanya,” kata Wali Kota Rahmad Mas’ud kepada wartawan, Selasa (3/11/2024).
Rahmad menjelaskan, bahwa saat bertandang ke Amerika, dia tidak hanya hadir untuk mengikuti lomba. Melainkan membawa misi yang bermanfaat bagi warga. Yakni akan memperkenalkan profil Balikpapan setidaknya untuk menarik investor dari luar negeri. "Kami akan selaraskan kawasan publik atau ruang terbuka hijau (RTH) akan terkoneksi dengan masyarakat agar bisa langsung memeriksa kesehatan. Serta tidak kalah penting promosi energi hijau dan ekonomi biru,” tuturnya. Dilansir dari (kaltimedia.com/3/12/2024)
Kepemimpinan dalam Sistem Kapitalisme
Sistem kapitalisme adalah sebuah pemikiran yang berasas paham sekuler, sistem ini tidak menolak eksistensi Tuhan, namun dengan tegas menolak aturan-aturan yang diciptakan Tuhan. Penganut kapitalis memandang bahwa manusia berhak membuat aturannya sendiri. Aturan ibarat karet, bisa melonggar dan mengetat sesuai kemauan pemimpin.
Tujuan hidup yang diajarkan sistem ini hanya berkisar pada materi dan kemanfaatan. Maka tak heran, jika pemimpin dan wakil rakyat yang lahir dalam sistem kapitalis akan selalu mementingkan materi dan manfaatnya. Karena, kepemimpinan ini berdasarkan standar sistem kapitalis barat. Kepemimpinan yang tidak mempunyai standar, yaitu memposisikan sebagai pengikut.
Kepemimpinan tangguh tidak seharusnya ikut standar penilaian Barat, sosok pemimpin tangguh akan lahir dari sistem tangguh pula tidak sebaliknya lahir dari sistem kapitalisme dengan standar penilaian Barat dan "mengemis" padanya.
Di balik perlombaan wali kota, ada "jualan kota dan IKN", betapa murahnya harga diri penguasa Islam saat ini. Karena dari tujuan diadakannya program ini adalah untuk menarik investor sehingga kota yang dipromosikan menjadi peluang “investasi” yang notabene adalah penjajahan modern ala barat.
Sebenarnya penguasa dalam sistem saat ini lebih pada membangun pencitraan dan kemanfaatan di masa kepemimpinannya saja, sehingga pelayanan kepada rakyat tidak akan dirasakan secara adil dan berkelanjutan. Ini dinamakan penguasa "populis otorutarianism" yang akan berpihak pada koorporasi dan tidak berdiri sendiri dalam kedaulatan yang kuat. Misalnya, akan lahir kebijakan yang mengakomodasi kepentingan elite terutama pemilik modal.
Kepemimpinan ini lahir dari sistem kapitalisme sekuler yang telah diemban barat selama berabad-abad lamanya. Dengan menjadikan para pemilik modal sebagai sentra kepentingan dengan kekuatan modalnya mereka menguasai politik demokrasi yang berbiayai mahal, dengan dukungan rakyat.
Kepemimpinan dalam Islam
Dalam kitab As-Siyâsah asy-Syar’iyyah, Imam Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa kepemimpinan atau kekuasaan itu memiliki dua kriteria utama, yaitu kekuatan (al-quwwah) dan amanah (al-amanah). Yang dimaksud dengan al-quwwah adalah kapabilitas dalam semua urusan, baik dalam urusan peperangan, urusan pemerintahan (yang terwujud pada kapasitas ilmu dan keadilan), serta kemampuan dalam menerapkan syariat. Adapun amanah, direfleksikan pada takut kepada Allah Swt. tidak menjual ayat-ayat-Nya dengan harga murah, dan tidak pernah gentar terhadap manusia.
Islam memiliki pandangan khas tentang kepemimpinan. Profil pemimpin di dalam Islam, dikenal juga dengan sebutan walikota. Seorang pemimpin atau penguasa dalam islam adalah pelindung bagi rakyat dan orang-orang yang dipimpinnya. Ia bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya. Kelak ia akan dimintai pertanggungjawabannya pada Hari Kiamat atas amanah kepemimpinannya itu.
Rasulullah saw. bersabda, “Imam adalah raa’in (penggembala) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya.” (HR Bukhari).
Rasulullah saw. menggunakan kata “raa’in” (penggembala), bukan kata malik, sulthan, rais, imam dan sebagainya. Artinya, seorang pemimpin adalah orang yang berkewajiban untuk mengayomi, mengawal, dan mendampingi gembalaannya, yakni rakyatnya. Penggembala yang baik tidak harus selamanya berada di depan, tetapi kadang ia harus berada di tengah untuk merasakan kondisi dan kebutuhan gembalaannya. Kadang juga berada di belakang untuk mendorong dan mengawasi jangan sampai ada satu gembalaannya yang tertinggal dari kelompoknya.
Selain itu, pemimpin dalam Islam digambarkan sebagai perisai. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu junnah (perisai) yang mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya.”
Imam Ibnu Bathal dalam kitab Syarh Shahih al-Bukhâri menegaskan bahwa junnah berarti pelindung dari interaksi manusia satu sama lain. Dengan fungsi penguasa, Allah melindungi kaum yang lemah di antara manusia, yakni pelindung bagi mereka, menjaga harta dan kehormatan-kehormatan orang-orang beriman.
Sedangkan Imam Nawawi mengatakan, “Al-Imam, ia bagaikan perisai atau pelindung, ia akan mencegah musuh-musuh menyerang, dan menjaga manusia yang satu tidak akan menghancurkan manusia yang lain, serta kemurnian Islam akan dijaga.”
Selain itu, kepemimpinan dalam Islam dipahami sebagai tanggung jawab dunia dan akhirat. Artinya, seorang penguasa atau pemimpin di dunia bertanggung jawab atas nasib rakyatnya. Pemimpin atau Penguasa termasuk di bawahnya walikota akan menjaga marwahnya, contohnya dalam hal pembangunan dan dana tidak akan bergantung pada asing (investasi).
Dengan demikian, sistem pemerintahan dalam Islam akan menutup peluang lahirnya otoritarian, kesewenang-wenangan, dan dominasi kekuasaan oleh kelompok tertentu. Ini semua akan terwujud jika rakyat maupun penguasa tunduk sepenuhnya kepada hukum Allah Taala.
Dengan profil kepemimpinan Islam mampu mewujudkan negara yang tangguh dikancah dunia. Umat Islam bukan hanya memiliki pelindung, namun lebih dari itu, umat ini akan menjadi umat yang kuat dan juga mulia.
Profiling #PemimpinPengurusRakyat hanya terwujud dalam sistem Islam. Itulah mengapa #ButuhKepemimpinanIslam
Wallahu'alam bissawab
Penulis bertanggung jawab atas segala sesuatu di tiap-tiap bagian tulisannya. Dengan begitu, ia jugalah yang akan menanggung risiko apabila terdapat kesalahan atau ketidaksesuaian.
0 Komentar